Banyak Godaan Untuk Jual, Harus Gimana?

unsplash-image-dAmHWsRYP9c.jpg

Dalam berinvestasi, mungkin kamu pernah panik dan bingung saat melihat portofolio turun dalam jangka pendek, membaca informasi  belum tentu kebenarannya, maupun tergiur keuntungan aset investasi lain. 

Godaan-godaan saat berinvestasi itu bernama “noise” yang diperkenalkan oleh ekonom bernama Fischer Black pada tahun 1986. Intinya kamu harus membedakan antara “informasi” dengan “noise” dalam mengambil keputusan investasi. Tentu tidak mudah bagi investor profesional sekalipun.

Oleh karena itu, solusi bagi investor pemula  tentukan tujuan investasi agar tidak terdistraksi oleh “noise” selama perjalanan investasi. 


Misal 

Budi memiliki tujuan investasi memiliki Rp 50 juta dalam waktu 5 tahun.  Memilih  berinvestasi reksa dana saham. Setelah 6 bulan, Budi menghadapi “noise” pertama berupa turunnya portofolio reksa dana sebesar 15%. Pada situasi ini, Budi dihadapkan 2 pilihan: 

1.     Menjual seluruh investasinya dan merealisasikan kerugian 15% dari total dana investasi.

2. Bertahan dan memandang kerugian yang dialami sebatas fluktuasi investasi dalam jangka pendek.

Berbekal pengetahuan dari Kelas Bibit, Budi memutuskan tidak menjual reksa dana dan fokus tujuan investasinya. Karena paham bahwa komposisi reksa dana saham minimal 80% pada instrumen saham. Maka wajar jika turun dalam jangka pendek, lalu Budi tidak ambil pusing mengenai noise tersebut.