Bibit AMA: Dollar Cost Averaging Strategi Investasi untuk Pemula

Untuk kamu yang belum pernah berinvestasi, mungkin masih sering bingung bagaimana sih cara yang mudah dan benar dalam memulai investasi? Karena itu, kamu perlu tau dulu tentang strategi yang tepat dalam berinvestasi.

Strategi Dollar Cost Averaging

Di Bibit kami lebih menyarankan untuk berinvestasi dengan konsep Dollar Cost Averaging (DCA) atau Nabung Rutin Setiap Bulan Secara Konsisten. Kira – kira kenapa sih konsep DCA ini cocok untuk pemula? Yuk lihat gambar di bawah dulu.

DCA Strategi untuk Pemula.PNG

Gambar di atas merupakan data pergerakan portfolio reksadana berdasarkan rekomendasi bibit bagi investor profil risiko moderat. Kita akan menerapkan DCA disini. Titik merah merupakan harga pembelian rutin kamu setiap bulan.

Dengan DCA, maka kamu akan mendapatkan harga rata-rata yang berada di garis oranye setelah 1 tahun. Dalam jangka panjang, kami percaya harga rata rata ini akan membantu kamu mendapatkan hasil yang baik.

Mungkin kamu berpikir, kenapa tidak membeli sekaligus saja di saat harga jatuh seperti di bulan May dan September? Beli di harga rendah, jual di harga tinggi?  Sorry guys. Tidak semudah yang dibayangkan. Untuk melakukan itu kamu harus bisa memprediksi secara tepat kapan harga terendah itu terjadi.

Sayangnya, hal ini sangat sulit untuk dilakukan bahkan untuk investor profesional, apalagi untuk pemula karena membutuhkan pengetahuan tentang pasar dan ekonomi secara mendalam dan akan memakan waktu kamu yang banyak untuk monitor perkembangan investasi kamu. Manajer investasi berpengalaman pun tidak selalu benar memprediksi harga.

Keunggulan Dollar Cost Averaging

DCA akan membantu kamu disiplin untuk membeli unit yang lebih banyak pada waktu harga turun dan lebih dikit pada waktu harga naik. Hal ini akan membuat kamu mengambil keputusan investasi yang lebih mudah dan terhindar dari keputusan emosional.

Dari pengalaman kami, pemula yang berusaha untuk melakukan market timing pada akhirnya sering ketinggalan sewaktu harga melesat karena tidak disiplin dan sering kali tidak berani beli lagi pada saat harga mulai naik, terutama jika mereka baru saja cut loss. Seringkali hasil akhirnya tidak maksimal.

Kenapa strategi DCA cocok diterapkan di Bibit?

Pertama-tama, DCA akan lebih tepat jika kita pede dengan yang kita investasikan. Barangnya harus bagus dan ga aneh aneh. Jadi gimana sih Bibit bantu kita-kita?

1. Bibit sudah bantu analisa dan seleksi reksadana yang terbaik di Indonesia berdasarkan track record manajer investasi yang baik, performa yang konsisten dan expense ratio yang rendah. Bibit tidak sembarangan memasuki reksadana ke aplikasi kita. Semua di seleksi dengan kriteria yang ketat.

2. Bibit juga membantu mendiversifikasi uang kamu ke 3 jenis reksadana yaitu pasar uang, obligasi dan saham sesuai dengan level resiko kamu. Jadi resiko kamu lebih tersebar dan tidak terlalu berat di satu jenis.

Jadi meskipun kamu masih pemula, pemilihan investasi kamu sudah sangat profesional. Artinya, jika kamu tanyakan dengan financial planner profesional sekalipun, mereka akan setuju bahwa pemilihan reksadana untuk kamu di bibit sudah cukup baik. Jadi, Kamu bisa tenang untuk soal pemilihan investasi dan tinggal menerapkan strategi DCA dan nabung rutin setiap bulan.

Kesimpulan

Nabung rutin adalah strategi yang Bibit sarankan untuk investor pemula mulai berinvestasi. Kamu tidak perlu repot menentukan timing. Tidak perlu peduli harga naik turun. Tidak harus peduli kondisi ekonomi. Hanya perlu konsisten meningkatkan tabungan kamu setiap bulan. Kami percaya siapapun bisa berinvestasi dengan benar tanpa perlu jadi financial expert di Bibit.

Nah untuk pembahasannya sampai disini saja. Perlu kamu ingat bahwa data masa lalu yang ada di atas tidak mencerminkan hasil investasi di masa depan. Setiap investasi juga memiliki risiko yang terkait.

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan oleh beberapa investor saat sesi AMA berlangsung beserta jawabannya. Mungkin setelah membaca topik di atas, kamu memiliki pertanyaan yang sama juga. Jadi bisa di bawah dulu ya.

Bibit AMA Q&A:

1. Apakah masih efektif kalau DCA tapi dengan nominal yang tidak selalu sama tiap bulannya?

  • Tidak masalah dengan nominal yang tidak sama setiap bulan. Asalkan selalu rutin menabung setiap bulan, lama kelamaan nominal investasi kamu akan bertambah besar. Hal ini membuat potensi keuntungan pun bertambah besar.

  • Berdasarkan sejarah pasar yang menunjukan tren kenaikan (meskipun berfluktuasi), maka efektifivitas DCA ini akan terlihat ketika harga pasar selalu berada di atas harga beli rata – rata kamu. Tentunya hal ini akan lebih terlihat dalam jangka panjang.

2. Apakah yang di maksud dengan "membeli unit lebih banyak waktu harga turun dan lebih dikit waktu harga naik" ?

  • Untuk mudah memahaminya, bisa kita ambil contoh berikut ini. Misalkan pada bulan pertama, harga NAB adalah 1000 rupiah, dan kita berinvestasi sebesar 1 juta, maka kita akan mendapatkan 1000 unit reksadana.

  • Kemudian pada bulan kedua harga NAB turun menjadi 900 rupiah. Bila kita tetap membeli dengan nilai 1 juta pada harga 900 rupiah, maka kita akan mendapatkan 1111 unit. Lebih besar dari bulan pertama bukan?

  • Jadi asalkan nominal investasinya sama, maka kita bisa mendapatkan unit lebih banyak ketika harga turun lebih rendah.

3. Sepertinya DCA ini lebih cocok untuk RD resiko tinggi seperti saham yg sangat fluktuatif, dibanding RD resiko rendah dan sedang?

  • Secara teori, fluktuasi harga yang lebih besar membuat metode DCA ini efektif di reksadana saham. Tetapi jangan lupakan bahwa ada risiko yang juga sangat tinggi bila kita hanya berinvestasi pada reksadana saham.

  • Untuk mengatasi tingginya risiko tersebut, maka kami juga menyarankan menerapkan DCA di portfolio investasi yang terdiversifikasi supaya hasil nya pun akan lebih stabil dengan level resiko yang sesuai dengan profil kamu.

4. Kalau DCA digunakan di robo untuk 3 instrumen dan untuk nominal setiap bulan pembeliannya tidak begitu besar. Apakah ini akan memberikan hasil yg terbaik dibanding hanya beli 1 instrumen?

  • Kita lebih menyarankan untuk berinvestasi sesuai dengan level resiko kamu. Investasi di 1 instrumen saja belum tentu cocok dari segi resiko untuk kamu. Ditambah lagi, untuk biaya pembelian dan penjualan sudah gratis di bibit sehingga kamu tidak terlalu terbebankan jika beli lebih dari 1 instrumen.

  • Dengan menyebar investasi kamu, bila ada 1 jenis reksadana yang sedang turun harganya, masih ada kemungkinan ada reksadana jenis lain yang naik di dalam portfolio investasi kamu. Sehingga hasil investasi kamu masih lumayan terjaga dan stabil.

  • Untuk melakukan penyebaran investasi ini, bibit sangat menyarankan kamu untuk mengikuti rekomendasi robo advisor. Karena dengan robo advisor penyebaran investasi kamu sudah disesuikan dengan profil risiko kamu.

  • Tidak masalah dengan nominal pembelian yang kecil. Asalkan terus menabung sesuai dengan rekomendasi robo kami, nilai investasi kamu akan membesar dalam jangka panjang dengan hasil yang lebih stabil.

5. Kalau misalnya saya melakukan DCA pada reksa dana A selama 1-2 tahun dan ternyata earning nya terus turun, sementara reksa dana B, yang juga satu kategori dengan reksa dana A, performanya lebih baik, apa sebaiknya saya lanjutkan DCA ke reksa dana A, atau jual semua dan pindah ke reksa dana B?

  • Tidak ada masalah jika kamu ingin menerapkan DCA di reksadana yang berbeda. Namun karena tidak mudah untuk investor pemula dalam menentukan apakah reksadana A sudah tidak layak di lanjutkan, kami menyarankan untuk tetap simpan reksadana A dan lanjut ke reksadana B.

  • Melanjutkan nabung rutin setiap bulan secara konsisten menurut kami akan mempunyai dampak yang lebih penting dalam meningkatkan kekayaan kamu secara jangka panjang.