Hindari Kesalahan Investasi ini Agar Kamu Tidak Rugi

neonbrand--Cmz06-0btw-unsplash.jpg

Selain berharap untung, tentu investasi itu juga tidak luput dari namanya kerugian. Asal kerugian biasanya berasal dari 2 macam: Pertama, instrumen investasinya yang tidak bagus, atau kedua, cara investasi dari investornya yang salah.

Di sini, kita akan membahas bagaimana menghindari 2 sebab kerugian ini.

Pemilihan investasi yang Buruk

Bagi investor pemula, yang belum ada pengalaman memilih investasi, wajar memilih instrumen yang kurang baik. Misalnya, ketika harus memilih Reksa Dana, pemula hanya memilih berdasarkan rekomendasi teman dekat saja tanpa melihat sendiri sejarah kinerja produk Reksa Dana itu serta track record manajer investasinya.

Namun, bila kamu sudah menggunakan Bibit, seharusnya masalah ini bisa lebih dihindari. Sebab di Bibit, seluruh reksa dana sudah dibantu dipilihkan dengan baik dan terus dimonitor setiap waktu.

Artinya, bila menggunakan Bibit, pemilihan investasi yang buruk lebih mudah dihindari. Tapi, ini tidak jamin keuntungan, karena masih ada sebab kerugian yang kedua.

Strategi Investasi yang Buruk dari Investor

Alasan kedua, strategi yang buruk dari investor. Meski produk investasi sudah baik, tapi bila salah dalam menggunakannya, maka bisa berujung kerugian juga. Ibarat punya mobil mewah, tapi tidak bisa mengemudikannya dengan baik.

Strategi yang buruk biasanya terjadi ketika investor tidak punya tujuan investasi. Akhirnya, bukannya investasi, malah maunya untung cepat dalam jangka pendek. 

Misalnya seorang investor membeli Reksa Dana Saham dengan harga Rp.1,000/Unit, kemudian dalam waktu 1 minggu, harganya sudah naik jadi Rp.1,050/Unit atau sudah untung sebesar 5%. Bila total uang yang ia gunakan untuk membeli sebesar 10 juta rupiah, maka bila untungnya 5%, ia sudah dapat 500 ribu. 

Merasa untungnya lumayan besar, biasanya investor tergoda untuk langsung jual. Setelah jual, tidak lama kemudian, harga Reksa Dana turun dari Rp. 1,050/unit menjadi Rp. 1,030/unit. Nah, di poin ini investor yang sudah jual, tertarik untuk beli lagi, dengan harapan harga bisa naik lagi.

Eh, begitu di beli di harga 1,030/unit, tau - taunya malah lanjut turun ke 1,015/unit. Tidak sesuai dengan harapan sebelumnya, maka investor itu kembali menjual dengan menanggung kerugian karena takut harga semakin turun. Akhirnya, keuntungan yang sudah didapat sebelumnya malah jadi berkurang atau bisa habis semua. 

Perlu diketahui, kenaikan/penurunan sementara tidak mempengaruhi harga Reksa Dana dalam jangka panjang. Harga bisa saja terus naik, apabila fundamental dari Reksa Dana tersebut baik. Namun, sangat sulit menebak dengan tepat dalam jangka pendek.

Instrumen investasi seperti Reksa Dana, tidak cocok dijadikan tempat mencari untung singkat, melainkan untuk menaikan kekayaan dalam jangka panjang. Ini kenapa punya tujuan investasi itu sangat penting, sehingga kita tidak akan menjual sampai tujuan investasi tercapai.

Tidak perlu khawatir harga turun dalam jangka panjang, asalkan kita sudah punya produk Reksa Dana yang baik. Reksa dana yang baik akan mengikuti kenaikan pasar yang berdasarkan sejarah terus naik dalam jangka panjang.