Bibit Catch Up 26 Maret 2023: Bunga The Fed Naik 25 Basis Poin Jadi 4,75%-5%

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) atau 0,25% dari 4,5%-4,75% menjadi 4,75%-5% pada Maret 2023. Ini merupakan kesembilan kalinya bank sentral AS menaikkan suku bunga dalam setahun terakhir.

Hal ini dilakukan ketika AS sedang berjuang melawan inflasi dan krisis sektor perbankan. Inflasi AS tercatat masih di level 6% per Februari 2023.

Sementara, salah satu bank terbesar di AS, Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut dan diambil alih oleh regulator setempat. Keruntuhan SVB menjadi gejolak di industri perbankan terbesar sejak krisis keuangan 2008 lalu.

Namun, Otoritas Jasa Keuangan meyakini masalah SVB tak akan berdampak terhadap industri perbankan RI. Hal ini karena industri perbankan RI kuat dan stabil. 

🇮🇩 Kabar Indonesia Lain yang Perlu Kamu Simak Pekan Ini:

  1. Pemerintah menjamin harga mayoritas bahan pokok stabil selama Ramadan tahun ini. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga sejumlah komoditas masih murah di beberapa tempat, seperti Surabaya, Mojokerto, dan Mamuju.

  2. Pemerintah mengalokasikan dana Rp7 triliun dari untuk subsidi motor listrik baru dan konversi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai 2024. 

  3. DPR RI setuju Perry Warjiyo menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI) periode 2023-2028. Hal ini diputuskan dalam Rapat Paripurna DPR pada Selasa (21/3) lalu. 

🌍Kabar Luar Negeri Pekan Ini:

  1. JPMorgan Chase & Co mengatakan bank paling rentan di AS kemungkinan besar kehilangan simpanan hingga US$1 triliun dalam setahun terakhir. Hal ini tertulis dalam riset JPMorgan & Co. 

  2. Sri Lanka menerima bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$300 juta. Hal ini merupakan bagian pertama dari program bantuan IMF untuk Sri Lanka.

  3. Inflasi Inggris tembus 10,4% per Februari 2023. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam 45 tahun terakhir. 

Summary:

Ketika The Fed menaikkan suku bunga acuan, maka yield cenderung naik dan harga obligasi menurun. Teorinya, yield dan harga obligasi selalu berbanding terbalik. 

Dengan demikian, kondisi saat ini bisa kamu manfaatkan untuk membeli Reksa Dana Obligasi (RDO) secara bertahap. Reksa dana ini juga cocok untuk kamu yang memiliki tujuan keuangan jangka menengah 1-5 tahun. 

Writer: Tim CRM