Halo Sobit,
Pekan lalu, pasar saham Indonesia sempat turun sebesar 2,6% dari harga 6.080 di 12 April ke harga 5.918 di 13 April. Setelah itu, IHSG ditutup di harga 6.086 pada Jumat, 16 April 2021 dengan berbagai sentimen dari luar dan dalam negeri:
Di saat banyak negara berjuang menuju pemulihan ekonomi, ekonomi China mencatat pertumbuhan 18,3% di kuartal I-2021. Hal ini didukung penjualan ritel yang bertumbuh 34,2% di bulan Maret 2021. Angka ini melebihi ekspektasi para ekonom di 28%.
Pemerintah berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7% di kuartal II-2021 dengan mewajibkan perusahaan swasta memberikan THR kepada pekerjanya, THR PNS cair H-10 lebaran, dan seminggu sebelum lebaran mengadakan harbolnas untuk mendorong daya beli masyarakat.
Menurut data dari GAIKINDO, penjualan mobil mencatat kenaikan 72% dari bulan Februari 2021 sebanyak 49.202 unit ke bulan Maret 2021 sebanyak 84.910 unit. Peningkatan ini terjadi setelah diterapkan relaksasi PPnBM sebesar 0% untuk mobil kapasitas dibawah 1.500 cc
Poin Penting:
informasi diatas berpotensi pada kinerja reksa dana saham dan reksa dana obligasi. Tetap fokus pada tujuan keuangan jangka panjang karena seluruh negara di dunia kompak mengambil kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kabar Indonesia
DPR menyetujui dibentuknya Kementerian Investasi yang diharapkan dapat membantu pemerintah untuk bersaing dengan negara lain dalam menyerap investor asing ke Indonesia
IMF merevisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3% di tahun 2021 yang mengacu pada subject to uncertainty dengan asumsi vaksinasi, gelombang ketiga pandemi, dan lain-lain. Ibu Sri Mulyani merespon bahwa Pemerintah mengontrolnya dalam sisi kebijakan dan melakukan penyesuaian.
Indonesia kedatangan 6 juta bulk vaksin dari Sinovac China yang merupakan bagian dari pengiriman 140 juta bulk vaksin yang akan diterima tahun ini. Harapannya program vaksinasi berjalan lancar di bulan April dan Mei
Poin Penting:
Selama negara tersebut masih ada, dikelola dengan baik, dan potensi pertumbuhan jelas yang turun masih bisa naik kembali seperti crash di tahun 2008. Saat ini, Pemerintah dan Bank Indonesia bekerja sama untuk mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional
Tips Investasi Reksa Dana
Dalam beberapa minggu terakhir, pasar saham Indonesia sempat mengalami penurunan yang berpengaruh ke performa reksa dana saham. Lalu, bagaimana kita mengalokasikan investasi saat turun?
Pertanyaan tersebut muncul saat sesi tanya jawab di Kelas Bibit bersama BNP Paribas Asset Management dengan judul “Cara Mengalokasi THR Di Saat IHSG Turun”. Yuk kita simak jawabannya:
Q: Bagaimana Cara Alokasi Investasi Saat Pasar Sedang Turun?
A: Jika kamu berinvestasi di tahun 2020 yang trennya naik terus, lalu sekarang menunggu IHSG yang naik turun di kisaran harga 6.000 an yang diakibatkan oleh sentimen global seperti yield obligasi pemerintah Amerika yang tinggi, kebijakan Amerika melakukan vaksinasi 2,5 juta per hari, dan ekspektasi inflasi naik sehingga suku bunga berpotensi naik.
Maka kamu perlu Look at big picture yang potensinya besar dalam jangka panjang. Tidak enaknya sekarang, kamu harus menunggu progres vaksinasi berhasil atau tidak, IPO Gojek dan Tokopedia yang bisa menjadi game changing di pasar modal Indonesia, dan data produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Oleh karena itu, kondisi ini memberikan opportunity untuk kita melakukan nabung rutin.
Poin Penting:
Tentunya, kelas bibit diadakan kembali untuk menambah pengetahuan kamu dengan mendaftar di link: bit.ly/NgabuburitBibit