Blue-Chip Rally Is Still Early — Stay Positive

Pada pertengahan Oktober 2025, kami menulis bahwa investor dapat merotasi atau melakukan rebalancing dari saham–saham konglomerasi ke saham–saham blue chip — terutama di sektor consumer dan banking — untuk mengelola risk–reward portofolio, mempertimbangkan kenaikan harga saham–saham konglomerasi yang sudah masif dan tanda–tanda profit taking [Ref: Tactical Rotation].

Sejak penutupan bursa 16 Oktober 2025 hingga penutupan 3 November 2025, saham–saham blue chip mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, terefleksi pada penguatan indeks LQ45 sebesar +8% dibandingkan IHSG sebesar +2%. Top 10 kontributor kenaikan indeks LQ45 dalam rentang waktu tersebut, beserta valuasi dan prospek pertumbuhan laba bersihnya berdasarkan estimasi konsensus dapat dilihat pada tabel.

Sumber: Stockbit, Bloomberg Consensus Numbers | n.a = not available

Sumber: Stockbit, Bloomberg Consensus Numbers | n.a = not available

Kami menilai bahwa kenaikan harga saham–saham blue chip masih dalam fase awal dan berpotensi melanjutkan penguatannya setidaknya hingga akhir 2025. Berikut beberapa faktor yang mendasari pandangan kami tersebut:

1. Puncak Pesimisme Telah Terlewati

Secara umum, kami melihat bahwa kinerja emiten–emiten pada 3Q25 tidak seburuk kinerja pada 2Q25 dari sudut pandang perbandingan terhadap ekspektasi. Meski beberapa emiten masih mencatatkan kinerja di bawah ekspektasi, kali ini jumlahnya tidak sebanyak ketika rilis kinerja 2Q25. Kami menilai hal tersebut disebabkan oleh ekspektasi yang telah diturunkan sejak rilis kinerja 2Q25 yang relatif lemah. Sebagai ilustrasi, sejak rilis kinerja 2Q25, konsensus telah memangkas estimasi laba bersih 2025F big banks sekitar 1-10%. [Ref: Recap 3Q25]. 

Dalam earnings call 3Q25, manajemen big banks melihat prospek pertumbuhan yang lebih baik ke depannya dimulai dari 4Q25, seiring percepatan pertumbuhan kredit dan berlanjutnya penurunan Cost of Fund [Ref: Banks 3Q25 Earnings Call]. Oleh karena itu, kami melihat risiko pemangkasan estimasi kinerja pasca–3Q25 cenderung terbatas dan bahkan berpotensi direvisi naik seiring ekspektasi pemulihan ekonomi.

2. Tanda–tanda Perbaikan Ekonomi Mulai Terlihat

Beberapa data makro–ekonomi yang dirilis secara bulanan mulai menunjukkan tanda–tanda akselerasi ekonomi, seperti: 1) peningkatan uang beredar (M2) dan pertumbuhan kredit; serta 2) Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia.

Sumber: Bank Indonesia, S&P Global, Stockbit

  • M2 dan kredit — Pada September 2025, pertumbuhan M2 mencapai +8% YoY, menandai peningkatan pertumbuhan dalam 4 bulan beruntun. Sementara itu, pertumbuhan kredit pada September 2025 juga meningkat menjadi +7,2% YoY, menandai peningkatan pertumbuhan dalam 2 bulan beruntun.

  • PMI manufaktur Indonesia — S&P Global mencatat bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia pada Oktober 2025 naik menjadi 51,2 (vs. September 2025: 50,4), menandai ekspansi aktivitas pabrik dalam 3 bulan beruntun. Menurut S&P Global, faktor utama peningkatan pada Oktober 2025 adalah percepatan pertumbuhan permintaan.

  • BCA Business and Consumer Index — Dalam earnings call 3Q25, manajemen BBCA memperkirakan bahwa utilisasi fasilitas kredit modal kerja akan meningkat pada 4Q25, seiring dengan ekspektasi akselerasi ekonomi pada 4Q25 dan/atau persiapan Lebaran yang akan jatuh pada 1Q26. Sementara itu, data BCA Business Transaction Index dan BCA Consumer Index mulai mengalami kenaikan pada September 2025 [Ref: BCA 3Q25 Corporate Presentation].

3. Potensi Berlanjutnya Foreign Inflow

Sejak 17 Oktober hingga 3 November 2025, IHSG mencatatkan net foreign inflow sebesar Rp7,2 triliun pada pasar reguler, dengan hanya 2 dari 12 hari perdagangan IHSG yang mencatatkan outflow. Dengan tren perbaikan ekonomi yang sedang berlangsung — didorong percepatan belanja pemerintah pada akhir tahun dan tren penurunan suku bunga — kami menilai foreign inflow masih berpotensi berlanjut.

Investasi Saham di Bibit

Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu. Always do your own research.