Dari kedua portofolio ini, mana yang lebih kamu pilih?
Banyak yang mengejar return tinggi tapi lupa satu hal penting: Return tinggi akan hilang jika penurunannya juga tinggi.
Simulasi Return Konsisten dan Fluktuatif dengan Modal Rp100 Juta
Chasing High Returns is Not Always Better
Howard Marks menyebut dalam “The Route to Performance” bahwa return terbaik jarang datang dari usaha untuk mengejar return luar biasa. Cara ini justru meningkatkan risiko sehingga hasil akhirnya bisa jauh lebih buruk daripada yang diharapkan.
Performa terbaik justru datang dari return yang cukup baik secara berkelanjutan, serta kemampuan menghindari penurunan tajam ketika kondisi pasar menantang.
Seperti yang terlihat pada tabel perbandingan di atas: Return portofolio A dalam jangka panjang lebih baik daripada portofolio B, meskipun portofolio B sempat mencetak return yang lebih baik di beberapa tahun daripada portofolio A. Kenapa?
Kerugian Besar Membutuhkan return Lebih Besar untuk Pulih
Contoh: jika portofolio kamu turun –30%, nilai Rp100 juta menjadi Rp70 juta. Supaya bisa kembali ke nilai Rp100 juta, portofolio perlu mencetak return +43%, bukan +30%.
Oleh karena itu, portofolio B yang beberapa kali mencetak return tinggi bisa memiliki hasil yang lebih rendah dibandingkan portofolio A dalam jangka panjang, karena return portofolio B tergerus oleh kerugian.
Consistency is not boring, it’s powerful.
Return konsisten adalah fondasi untuk pertumbuhan portofolio jangka panjang.
Top Reksa Dana Obligasi Kinerja Historis Konsisten Naik dalam Jangka Panjang
Data per 3 Desember 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja di masa depan.
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu. Always do your own research.
