Pernah Terkena Money Trap? Ini Cara Menghindarinya

Istilah money trap belakangan makin sering terdengar seiring dengan tingginya penggunaan media sosial di masyarakat. Sebenarnya apa sih money trap itu? Money trap adalah jebakan uang yang bisa memicu kamu berperilaku konsumtif dan biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Misalnya, keinginan mengikuti tren masa kini padahal tidak sesuai dengan kemampuan. Melalui sosial media, melihat teman ganti gadget keluaran terbaru, lantas ada keinginan untuk melakukan hal yang sama. 

Sebut saja Ana yang hingga saat ini masih harus membayar cicilan kartu kredit dari tagihan karena iPhone terbaru seharga Rp 20 juta padahal smartphone Ana sebelumnya masih berfungsi dengan baik dan tidak ada kerusakan. Dengan alasan untuk self reward, justru membuatnya harus membayar cicilan sebesar Rp 2 juta setiap bulannya selama 10 bulan. Akhirnya karena cicilan yang cukup besar ini, membuat Ana keteteran untuk membayarnya. Hal ini menyebabkan ia harus mempunyai hutang dan membayarkan denda jika terjadi jatuh tempo.

Dari contoh di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa money trap merupakan hal yang sebaiknya dihindari. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kamu terhindar dari money trap ini. Simak baik-baik ya, jangan sampai kamu menambah daftar panjang orang-orang yang terjebak utang.

1. Memiliki cash flow yang sehat

“Don't save what is left after spending; spend what is left after saving” yang dikatakan Warren Buffet bisa menjadi panutan. Menyimpan sebagian pendapatan yang kamu peroleh sebelum belanja menjadi kunci cash flow yang sehat. Imbasnya, jika cash flow kamu sehat, maka kamu akan terhindar dari money trap. Yang pasti juga, jangan sampai pengeluaran kamu lebih besar dari pendapatan. Sebab jika hal ini terjadi, cepat atau lambat kamu akan mengalami kesulitan keuangan. 

2. Prioritaskan pengeluaran

Kebutuhan manusia dimulai dari primer (belanja bulanan, rumah tinggal/kos hingga internet) sampai kebutuhan sekunder (jajan boba, langganan streaming film, staycation). Pastikan kamu mendahulukan pemenuhan kebutuhan primer ini dan baru setelahnya melengkapi kebutuhan sekunder yang masih bisa ditunda.

3. Pisahkan rekening tabungan dan biaya hidup

Memisahkan rekening simpanan dan rekening untuk kebutuhan harian bisa menyelamatkan uangmu jika ada keperluan mendesak di kemudian hari. Sebab dengan memisahkan antara rekening tabungan dan rekening kebutuhan sehari-hari, uang yang kamu tabung tidak digunakan untuk belanja yang kurang perlu. Saat ini, tersedia banyak sekali jenis tabungan di bank yang pembuatannya cukup mudah serta menawarkan fitur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Manfaatkan kesempatan ini agar peruntukkan rekening tabungan yang kamu miliki bisa disesuaikan kegunaannya.

4. Hindari impulsive buying

Impulsive buying adalah perilaku yang tidak terencana dalam melakukan pembelian suatu barang. Hal ini tentu saja bisa mengganggu arus kas kamu. Pikirkanlah dengan baik setiap pembelian yang akan kamu lakukan. Masukkan ke dalam daftar pengeluaran dan hitung dengan cermat serta pastikan kamu memiliki cukup budget untuk membeli barang yang kamu inginkan. Ingat, atur prioritas pengeluaranmu dengan cara mendahulukan kebutuhan primer baru kebutuhan sekunder.

5. Membayar cicilan/utang tepat waktu

Setelah gajian, prioritaskan apa yang akan kamu lakukan. Misalnya dengan terlebih dahulu membayar cicilan/utang. Ini dilakukan agar pembayaran utang bisa dilakukan tepat waktu dan tidak membuat stres karena adanya tunggakan di kemudian hari. Tak hanya bisa terlilit utang, kamu juga bakal terbebani dengan bunga yang makin besar serta biaya lainnya seperti denda.

Jadi, poin mana yang sudah mulai kamu lakukan? Karena dibandingkan kamu impulsive buying dan terjebak money trap yang berujung pemborosan, lebih baik uangnya kamu sisihkan untuk investasi reksa dana di Bibit. Bahkan, kamu bisa memulai investasi hanya dengan Rp 100 ribu aja.