Realisasi Investasi RI +17,5% YoY di 2023, Investor Optimis 2024
Kementerian Investasi/BKPM mengumumkan realisasi investasi di Indonesia selama 2023 mencapai Rp1.419 T, tumbuh +17,5% YoY dan melampaui (101,3%) target di level Rp1.400 T. Total penyerapan tenaga kerja dari investasi tersebut mencapai 1,82 juta orang.
Penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp744 T selama 2023, tumbuh +13,7% YoY dan setara 52,4% dari total.
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp675 T selama 2023, tumbuh +22,1% YoY dan setara 47,6% dari total.
Untuk 2024, pemerintah menargetkan realisasi investasi mencapai Rp1.650 T, naik +16,4% YoY dari realisasi 2023.
Demand Obligasi Negara Naik +70%, dengan Demand Investor Asing +81%
Kementerian Keuangan catat total penawaran (demand) yang masuk untuk 7 seri SUN yang dilelang Selasa (16/1) capai Rp67,56 T, melonjak +70% dari penawaran pada lelang sebelumnya di level Rp39,8 T dalam lelang pada 3 Jan 2024.
Dari jumlah tersebut, penawaran dari investor asing capai Rp12,35 T (naik +81% dari lelang sebelumnya di Rp7,37 T). Dalam lelang SUN pada Selasa (16/1), pemerintah raup dana Rp24 T (vs. 3 Jan 2024: Rp21,75 T), mengimplikasikan bid-to-cover ratio sebesar 2,8x.
Optimisme dari Investor Terhadap Kinerja Ekonomi di Indonesia
Peningkatan demand ditambah peningkatan penanaman modal menunjukan optimisme dari investor (khususnya investor asing) terhadap kinerja ekonomi di Indonesia ke depannya. Ada juga iklim investasi berpotensi mendapatkan dukungan dari kondisi suku bunga yang diprediksi akan mulai dipangkas pada tahun ini.
Namun di samping optimisme yang ada, nilai tukar Rupiah sempat mengalami pelemahan terhadap USD sebesar -2% selama Januari 2024. Ketidakpastian ekonomi di tengah musim politik dikabarkan menjadi salah satu alasannya.
Dalam ketidakpastian pasar ini, investor bisa menerapkan:
Strategi nabung rutin (Dollar Cost Averaging/DCA) untuk Reksa Dana Obligasi (RDO)
mengunci imbal hasil Obligasi FR dengan yield tinggi ketika sudah menarik bagi investor
Kunci kupon dari SBN Ritel, yang kuponnya dibagikan tiap bulan dan bisa dijadikan sumber passive income
Reksa Dana Obligasi Negara
Reksa Dana Obligasi Negara bisa menjadi pilihan untuk investasi jangka menengah-panjang dengan strategi nabung rutin (Dollar Cost Averaging).
Pergerakan Reksa Dana Obligasi memang cenderung fluktuatif jangka pendek, namun ini merupakan hal yang normal.
Dalam jangka panjang, Reksa Dana Obligasi secara historis menunjukkan performa yang positif.
Hal ini karena obligasi sebagai underlying Reksa Dana Obligasi mendapat kupon yang menopang kinerjanya dan melakukan reinvestasi.
Obligasi Negara (FR dan SBN Ritel)
Untuk Obligasi FR, anda bisa kunci yield ketika dirasa sudah menarik dan hold hingga jatuh tempo. Sedangkan jika anda mencari keuntungan/capital gain, Obligasi FR jangka panjang juga bisa dipertimbangkan karena pergerakan harganya lebih sensitif terhadap suku bunga.
Di sisi lain, saat ini Obligasi Negara Ritel seri ORI025 sedang dalam masa penawaran (29 Januari-22 Februari 2024). ORI025 terbit dengan 2 tipe:
ORI025-T3: tenor 3 tahun dengan imbal hasil 6.25% per tahun
ORI025-T6: tenor 6 tahun dengan imbal hasil 6.40% per tahun
ORI025 merupakan jenis SBN Ritel dengan keuntungan berupa kupon tetap atau fixed rate:
Kupon yang didapatkan investor akan tetap stabil hingga jatuh tempo, meskipun kondisi ekonomi naik turun atau suku bunga dipangkas
Kupon ini dibagikan rutin setiap bulannya
Bisa menjadi sumber passive income pasti
Saham
Selain obligasi pemerintah, pemangkasan suku bunga juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham, terutama sektor yang cenderung sensitif terhadap suku bunga seperti keuangan, teknologi, dan properti.
Maka Anda juga bisa menerapkan nabung rutin dengan diversifikasi portofolio ke saham untuk jangka panjang agar berpotensi mendapatkan return maksimal.
Buat yang ingin menambah alokasi saham namun masih bingung memilihnya, ada Playlist Investasi untuk bantu anda menemukan saham sesuai kriteria anda dan optimalkan return portofolio dalam jangka panjang.
Anda bisa mulai investasi di berbagai jenis aset tersebut melalui Bibit dengan melakukan upgrade akun menjadi Bibit Plus! Bibit Plus menyediakan lebih beragam pilihan aset investasi seperti Reksa Dana, Obligasi (FR dan SBN Ritel), hingga Saham hanya dalam satu aplikasi.
Sebagai nasabah Bibit Premium, Anda juga dapat berkonsultasi langsung dengan Wealth Specialist tentang perencanaan keuangan dan strategi ataupun produk investasi. Mulai dari rencana mengumpulkan dana pendidikan anak, dana pensiun, hingga pertanyaan seputar aset investasi dan informasi eksklusif hanya untuk Anda!
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana dan/atau produk tertentu.
Market Updates
Selama Januari 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun -0,89% MoM, dengan aliran dana dari investor asing tercatat inflow sebesar Rp8,42 triliun.
Di sisi lain, Indeks Obligasi Pemerintah Indonesia (IBPA Total Return) tercatat naik +0,52% MoM namun diikuti outflow dana asing sebesar -Rp0,67 triliun.
Foreign Flow – Januari 2024
Aset fixed income atau obligasi: terjadi outflow dari aliran dana asing pada Januari 2024 sebesar Rp0,67 triliun, menurun dibandingkan inflow pada Desember 2023 sebesar Rp6,89 triliun.
Aset saham: tercatat inflow sebesar Rp8,42 triliun pada Januari 2024, membaik dibandingkan Desember 2023 dengan inflow sebesar Rp7,79 triliun.
Pergerakan Obligasi dan Deposito – Januari 2024
Indonesia Government Bond Yield 10Y berada di 6,58%, naik 10 bps dibanding 6,48% pada Desember 2023.
Indonesia Government Bond Yield 5Y berada di 6,51%, naik 7 bps dibanding 6,44% pada Desember 2023.
Indonesia Government Bond Yield 1Y berada di 6,24%, turun 29 bps dibanding 6,53% pada Desember 2023.
Rata-rata bunga deposito perbankan Indonesia (TD Rate 12M) berada di 3,87%.
Pergerakan Saham – Januari 2024
IHSG ditutup di level 7.208, turun -0,89% MoM pada Januari 2024.
Sektor yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah barang konsumen non-primer (+4,37% MoM), sedangkan yang mengalami penurunan terdalam adalah teknologi (-6,93% MoM).
Di level saat ini, IHSG berada pada P/E Ratio 13,0x.
3 Produk Reksa Dana di Bibit dengan Return Tertinggi dalam 1 Bulan Terakhir
(Januari 2024)
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Kinerja reksa dana berdasarkan data masa lalu, tidak mencerminkan performa di masa depan. Bukan rekomendasi jual/beli aset investasi tertentu. Hanya untuk tujuan edukasi.