Sudah sejak lama, namanya investasi bodong tidak pernah berhenti bermunculan di kanal berita. Awalnya, investasi berjalan dengan normal dan bisa kasih kamu keuntungan yang besar. Namun , seiring berjalannya waktu masalah mulai terlihat. Salah satu yang sempat hangat adalah Investasi Bodong Memiles yang memakan banyak korban, terutama pada investor pemula yang ingin cepat mendapatkan untung. Lalu, gimana caranya kita menghindari investasi bodong seperti ini? Simak pembahasan lengkapnya dibawah ini.
Skema Umum Investasi Bodong
Awal mulanya, investasi bodong itu berasal dari skema ponzi. Skema ini digunakan pertama kali oleh Charles Ponzi sejak tahun 1900-an. Di masa itu juga skema investasi bodong ini terbongkar yang membuat Ponzi dipenjara.
Inti dari Skema Ponzi adalah memberikan return yang sangat besar kepada investor dalam jangka waktu yang singkat. Sejarahnya, Ponzi menjanjikan keuntungan 50% selama 45 hari saja alias 100% dalam 90 hari. Dengan keuntungan secepat itu, tidak heran banyak orang tertarik dengan skema ini.
Tapi sayangnya, keuntungan yang dihasilkan dari skema Ponzi tidak berasal dari hasil investasi yang nyata. Keuntungan yang dibayarkan merupakan uang yang didapatkan dari investor – investor yang baru memasukan uangnya ke skema ini, alias yang paling belakangan.
Artinya, skema Ponzi memang bisa membuat investor yang masuk lebih awal mendapatkan untung, tapi yang dirugikan adalah investor yang paling belakang. Masalahnya kita tidak tahu diurutan keberapa kita masuk ke skema investasi bodong ini.
Kasus Memiles: Skema Ponzi Model Baru
Keberhasilan skema ini dalam membuat orang tergiur, membuat banyak pihak menciptakan Investasi Bodong dengan kedok yang bermacam – macam saat ini. Jadi, seolah – olah bukan investasi bodong, padahal didalamnya skema Ponzi tetap berjalan.
Kejadian yang belum lama adalah kasus Memiles. Boleh dikatakan kalau pihak dibalik Memiles memang cukup cerdik dalam merancang skema investasi bodong modern.
Awalnya, Memiles mengaku bahwa pihaknya adalah perusahaan yang bergerak di bidang periklanan. Disini, Memiles menawarkan jasa iklan kepada masyarakat melalui aplikasinya di Google play Store. Tapi, untuk menggunakan jasa iklan ini, pengguna harus melakukan top up sejumlah uang terlebih dahulu. Nantinya uang top up ini digunakan untuk membayar jasa iklan.
Namun, bukan iklan itu yang membuat banyak orang tertarik untuk bergabung melainkan bonus yang ditawarkannya. Sebagai contoh, jika top up sebesar 620 ribu, maka bisa mendapatkan bonus sepeda motor. Semakin besar jumlah top up nya maka semakin besar pula nilai hadiahnya.
Jelas sekali, kalau ini tidak masuk akal, bagaimana mungkin dengan top up uang ratusan ribu bisa dapat bonus hingga jutaan dalam waktu singkat? Inilah Skema Ponzi model baru.
Bagaimana Menghindari Investasi Bodong
Meskipun saat ini sudah ada peraturan yang melarang investasi bodong dengan skema ponzi, tetap saja yang namanya pelaku investasi bodong akan terus mencari cara agar bisa terlihat benar. Karena itu, investor sendirilah yang harus bisa membedakan, mana yang investasi bodong, mana yang benar.
Dari kasus Memiles di atas, 3 ciri – ciri yang bisa kita hindari dari sebuah investasi bodong yaitu:
1. Menggunakan Kedok Usaha Tertentu
2. Memberikan Bonus yang Tidak Masuk Akal/Terlalu Tinggi
3. Gencar dalam Mencari Member Baru
Berikut ini penjelasan selengkapnya:
1. Menggunakan Kedok Usaha Tertentu
Investasi bodong biasanya tidak terang – terangan menawarkan investasi, tetapi bisa menawarkan bentuk usaha tertentu diluarnya agar terlihat legal dan benar. Dalam kasus Memiles, yang ditawarkan di depan adalah jasa online advertising. Nantinya lewat usaha ini, investor akan ditawari untuk melakukan top up sejumlah dana. Karena adanya usaha yang kelihatannya legal, pihak di belakang investasi bodong ini bisa menghindari kecurigaan masyarakat di depannya.
2. Memberikan Bonus yang Terlalu Tinggi
Biasanya untuk memotivasi agar investor mau melakukan top up, maka akan ditawari Bonus yang nilainya jauh lebih tinggi daripada nilai top up kita dan iming – iming bisa didapatkan dengan cepat. Misalnya, dalam kasus Memiles, kita hanya perlu melakukan top up 600 Ribu tetapi bisa hadiah mobil yang nilainya ratusan juta. Jelas sekali kalau ini tidak masuk akal. Apapun yang bisa menawarkan keuntungan yang tinggi dengan hasil yang cepat perlu kita hindari.
3. Gencar Mencari Member Baru
Inilah yang menjadi penentu kelangsungan sebuah investasi bodong yaitu bertambahnya jumlah member. Semakin banyak member yang bergabung maka akan semakin banyak uang yang bisa diputar dengan Skema Ponzi.
Ada banyak cara agar pihak penjual investasi bodong bisa menarik minat masyarakat, selain iming – iming bonus yang besar. Contohnya seperti yang digunakan di Memiles yaitu testimoni dari para artis/influencer yang juga ikut bergabung menjadi member. Meskipun sudah ada orang terkenal yang bergabung, tapi bila skema investasinya tidak masuk akal, maka jangan sampai kita ikut – ikutan juga. Bagaimanapun yang kita investasikan adalah uang hasil kerja keras kita sendiri, bukan milik orang lain.
Itu dia uraian lengkap investasi bodong yang bisa jadi acuan kita untuk menghindarinya. Bila kamu menginginkan investasi yang benar, salah satu cara termudah adalah dengan melihat legalitasnya di OJK. Sebagai contoh yaitu platform investasi reksadana Bibit yang sudah dapat izin dari OJK yang bisa dilihat disini. Selain itu, platform Bibit juga mudah dipahami serta transparan untuk pemula, sehingga kita benar – benar mengetahui bahwa investasi kita aman. Cek Bibit selengkapnya dibawah yuk.