Pandemi COVID-19 membuat ekonomi Indonesia terpuruk. Salah satu akibatnya pelemahan nilai mata uang Rupiah yang memiliki dampak cukup besar terhadap kondisi keuangan kita.
Mungkin kurang kamu sadari, dalam keseharian kita sangat sering membeli dan menggunakan barang impor. Contohnya, handphone beserta spare part-nya. Masih banyak barang impor lain yang bisa kita temukan sehari-hari.
Apa hubungan barang impor dengan nilai rupiah?
Barang impor dibeli dengan mata uang luar negeri juga. Dalam perdagangan internasional, umumnya mata uang yang digunakan adalah Dolar Amerika Serikat. Menurut The Balance, Dollar Amerika menguasai 90% transaksi mata uang dunia.
Permasalahan timbul ketika Dollar Amerika nilainya menguat yang mengakibatkan nilai mata uang negara lain melemah, khususnya negara berkembang seperti Indonesia.
Ketika harga dolar lebih mahal, otomatis barang impor yang dijual dalam dolar harganya menjadi lebih mahal. Kita harus mengeluarkan lebih banyak rupiah untuk harga barang yang sama.
Contoh nyatanya, menurut Kontan.com, selama masa pandemi COVID-19 yang memukul perekonomian, tercatat bahwa Rupiah telah melemah sebesar 6.59% terhadap dollar Amerika Serikat (dari awal 2019 hingga Agustus 2020).
Apa efeknya pada aset kita?
Menurut data BPS, nilai impor Indonesia pada 2019 mencapai lebih dari 170 miliar Dollar Amerika. Ini artinya kita memang banyak membutuhkan barang impor.
Namun ketika Dollar Amerika menjadi lebih mahal, artinya kita harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang impor yang sama. Termasuk barang buatan lokal yang bahan bakunya berasal dari luar negeri. Inilah alasannya mengapa daya beli kita berkurang ketika Rupiah melemah.
Bila penghasilan kita tidak meningkat, tapi harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli kebutuhan yang sumbernya impor, otomatis akan menyulitkan kita untuk menabung lebih banyak. Tentu akan mengganggu kamu yang sudah punya target menabung bulanan, sehingga harus lebih irit untuk mencapai target tabungan kamu.
Kondisi pelemahan Rupiah terhadap Dollar bisa terjadi kapan saja tanpa bisa ditebak, artinya daya beli kamu bisa berkurang kapan saja. Jadi, selama kamu masih punya penghasilan yang baik, usahakan tetap menabung dengan cukup & konsisten.