Saat ini semakin banyak orang yang mulai melek perencanaan keuangan ditandai dengan ketertarikan akan membeli premi asuransi dan keinginan berinvestasi. Banyak yang berpikir kedua hal tersebut sama, padahal kenyataannya ada perbedaan antara keduanya.
Asuransi: Proteksi Aset Demi Kestabilan Keuangan
Asuransi bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada seseorang atau anggota keluarga dari kerugian finansial yang bisa terjadi kapan saja. Kerugian finansial yang dimaksud adalah jika seseorang sakit dan menderita penyakit tertentu, tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Jenis asuransi beragam, mulai dari asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi kendaraan, sampai asuransi properti. Asuransi kesehatan misalnya akan melindungi finansial kamu karena kamu nggak perlu merogoh tabungan untuk membayar biaya rumah sakit.
Contoh lainnya, seorang ayah yang menjadi kepala keluarga meninggal dunia dan meninggalkan istri dan anak. Dengan adanya asuransi jiwa, istri, dan anak yang ditinggalkan bisa tetap melanjutkan hidup karena adanya uang pertanggungan dari asuransi jiwa tersebut.
Investasi: Mengakumulasi Aset untuk Masa Depan
Investasi adalah kondisi di mana kamu menyimpan uang pada instrumen investasi dengan harapan agar uang tersebut bisa tumbuh sehingga bisa mengalahkan inflasi. Investasi juga bertujuan untuk mencapai tujuan keuangan tertentu misalnya dana pendidikan anak, membeli rumah, sampai tujuan keuangan jangka panjang seperti dana pensiun.
Instrumen investasi yang dipilih bermacam-macam, mulai dari emas, obligasi, saham, hingga reksa dana. Kamu bisa memilih investasi mana yang cocok sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko kamu. Misalnya, untuk dana pensiun bisa berinvestasi di saham atau reksa dana saham.
Mana yang Lebih Penting, Asuransi atau Investasi?
Jawaban sederhana atas pertanyaan tersebut adalah keduanya sama pentingnya. Soalnya, asuransi akan memberikan perlindungan untuk saat ini dan di masa depan dari risiko yang kemungkinan terjadi seperti sakit, cacat akibat kecelakaan sampai meninggal dunia. Sementara investasi membuat aset kamu tumbuh dalam jangka panjang. Intinya, keduanya sama-sama penting.
Baik asuransi atau investasi memiliki keuntungannya sendiri. Manfaat asuransi baru bisa dirasakan jika terjadi risiko kepada pihak tertanggung. Sementara investasi, hasilnya bisa langsung dirasakan saat investasi yang kamu miliki berhasil mencatatkan return.
Dari penjelasan itu, asuransi dan investasi adalah dua hal yang berbeda. Saat kamu memutuskan untuk memperbaiki dan membuat rencana akan keuanganmu, sebaiknya pisahkan antara budget untuk asuransi dan budget untuk investasi.
Budget Asuransi dan Investasi
Dalam mengatur keuangan, kamu bisa memilih salah satu dari beberapa rumus alokasi budget. Misalnya alokasi budget 50-30-20 dipopulerkan oleh Senator Elizabeth Warren (seorang profesor hukum Harvard) dan putrinya, Amelia Warren Tyagi, dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan.
Kalau di-breakdown, kira-kira akan menjadi seperti ini:
50% untuk kebutuhan (needs): Ini adalah kebutuhan yang artinya kamu tidak dapat hidup tanpanya, misalnya sewa kost, makanan, kemudian utilitas, seperti listrik, air, transportasi dll. Kamu bisa memasukkan budget asuransi di sini, dengan catatan sesuaikan besaran premi yang kamu bayar dengan keuanganmu, ya!
30% untuk keinginan (lifestyle/self reward): Keinginan adalah apa yang kamu inginkan tetapi sebenarnya kamu masih bisa bertahan hidup jika seandainya tidak terpenuhi, yang termasuk keinginan antara lain hobi, liburan makan di luar dan layanan streaming seperti Netflix.
20% untuk tujuan keuangan (goal): kategori ini mencakup dua hal yaitu tabungan dan investasi misalnya untuk tujuan tabungan pensiun, tabungan untuk rumah, atau goal keuangan lain. Kamu bisa memasukkan porsi investasi di sini, dan sesuaikan dengan alokasi budget kamu.
Tips Memilih Investasi
Bicara soal investasi, ada baiknya jika kamu memulai sedini mungkin atau saat seseorang sudah memiliki penghasilan baik itu dari gaji bulanan atau penghasilan lainnya. Saat kamu memutuskan untuk berinvestasi, pastikan kamu menggunakan dana idle alias dana nganggur.
Semakin dini kamu memulai dan semakin lama kamu berinvestasi maka uang kamu akan terus tumbuh dengan potensi return atau imbal hasil. Yang pasti, kamu nggak perlu buru-buru jadi kaya, karena berinvestasi memang butuh waktu untuk menunjukkan hasil bahkan sampai 10-40 tahun ke depan.
Keputusan investasi yang kamu lakukan hari ini akan memiliki dampak besar jika dilakukan secara rutin dan konsisten. Kamu bisa langsung memulai investasi mulai dari nominal terkecil misalnya Rp100 ribu, dan jumlahnya bisa kamu tambah seiring bertambahnya penghasilan. Kunci dari investasi adalah konsistensi agar tujuan keuanganmu segera tercapai.
Simulasi Investasi
Data per Jumat, 4 Feb 2023. Disclaimer on: hasil investasi masa lalu tidak mencerminkan masa depan
Gambar A adalah jika kamu sudah berinvestasi selama tiga tahun, sementara gambar B kamu sudah memulai investasi lebih lama yaitu lima tahun. Hasilnya, kamu berpotensi mendapatkan hasil investasi lebih besar sebagaimana yang terlihat pada gambar B. Inilah yang disebut compounding interest alias bunga berbunga. Yaitu bunga dari investasi kamu juga akan berbunga, dan hasilnya akan berbunga lagi sehingga pertumbuhannya terakumulasi.
Semoga artikel ini bisa memberikan kamu pencerahan dan membuat kamu lebih paham antara asuransi dan investasi. Dengan pemahaman tersebut, semoga kamu segera bisa memisahkan antara budget asuransi dan budget investasi.
Writer: Tim Edukasi