Kami menilai kinerja Bank Negara Indonesia ($BBNI) pada 3Q24 sebagai performa yang cukup positif, dengan laba bersih tumbuh menjadi Rp5,6 T (+5% QoQ, +3% YoY). Hasil ini membuat laba bersih selama 9M24 tumbuh menjadi Rp16,3 T (+3,5% YoY), sedikit di bawah ekspektasi karena setara 74% dari estimasi FY24F konsensus.
Kami melihat sisi positif dari kinerja BBNI pada 3Q24 didorong oleh: 1) Net Interest Margin (NIM) yang meningkat di atas guidance; 2) Credit cost (CoC) dan kualitas aset yang terjaga; serta 3) pertumbuhan kredit melandai dan likuiditas mengetat.
Di sisi lain, salah satu catatan dari kami adalah terdapat peningkatan opex pada 2024 dan diekspektasikan akan berlanjut hingga 2025 untuk beban campaign aplikasi mobile terbaru BBNI, Wondr, serta untuk transformasi cabang.
NIM Meningkat di Atas Guidance
NIM pada 3Q24 meningkat ke level 4,4%, sehingga NIM selama 9M24 berada di level 4,2% dan melampaui guidance FY24 manajemen yang mengincar >4%. Manajemen BBNI menekankan bahwa realisasi NIM pada 3Q24 adalah hasil yang baik karena melampaui target selama 2H24 di level 4,2%, seperti yang disampaikan dalam analyst meeting pada 2Q24.Peningkatan NIM pada 3Q24 didorong dari: 1) penurunan cost of fund sebesar -12 bps QoQ; dan 2) loan yield yang meningkat +26 bps QoQ, setelah selama 3 kuartal berturut–turut tertekan. Loan yield di segmen korporasi naik, dipengaruhi oleh loan repricing sebagian besar kredit berdenominasi dolar AS karena permintaan kredit dalam mata uang dolar AS sangat kuat di tengah terbatasnya suplai dolar AS di Indonesia.
Manajemen BBNI juga menjelaskan bahwa terdapat katalis upside NIM ke depan, yakni: 1) peningkatan insentif kebijakan likuiditas makroprudensial yang dapat mengurangi giro wajib minimum; 2) penurunan suku bunga acuan; dan 3) penurunan outstanding SRBI.
CoC dan Kualitas Aset Terjaga
CoC pada 3Q24 dan 9M24 terjaga di level 1%, sejalan dengan guidance FY24F manajemen yang mengincar ±1%. Hasil tersebut didukung oleh penurunan CoC di segmen Medium, Small, dan Consumer pada 3Q24. CoC yang terjaga sejalan dengan kualitas aset yang terjaga, dengan NPL gross berada pada level 2% dan Loan at Risk (LAR) turun ke level 11,8%.
Pertumbuhan Kredit Melandai dan Likuiditas Mengetat
Pertumbuhan kredit pada 3Q24 melandai ke level +9,5% YoY (vs. 2Q24: +11,7% YoY), sedikit di bawah guidance manajemen di level +10–12%. Manajemen menjelaskan bahwa melandainya pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh efek translasi mata uang (FX). Jika mengesampingkan efek tersebut, pertumbuhan kredit BBNI berada di kisaran +11% YoY pada 3Q24. Pertumbuhan kredit BBNI pada 3Q24 utamanya didorong oleh segmen korporasi. BBNI juga masih melanjutkan pengurangan eksposur kredit ke segmen UMKM (SME) untuk fokus pada kualitas aset, yang terefleksi dari penurunan kredit pada segmen tersebut sebesar -11,6% YoY.
Di sisi lain, likuiditas BBNI mengetat, dengan Loan–to–Deposit (LDR) Ratio naik ke level 95% pada 3Q24. Meski demikian, manajemen BBNI mengekspektasikan bahwa likuiditas di pasar akan meningkat seiring penurunan outstanding SRBI. Selain itu, manajemen juga mengekspektasikan permintaan kredit pada 2025 masih akan kuat, dengan loan growth pada segmen korporasi diperkirakan sekitar +12–14% YoY.
Writer: Investment Analyst Stockbit
Disclaimer: Semua konten dalam artikel ini dibuat untuk tujuan informasional dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual saham tertentu. Always do your own research!