Tahun baru. Saatnya merencanakan keuangan (financial planning) agar semua resolusi tercapai pada 2023. Kalau masih ada yang bingung, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Apa Arti Financial Planning?
Financial planning adalah proses untuk mengelola keuangan berdasarkan tujuan finansial yang sudah ditetapkan. Hal ini berlaku bagi individu maupun perusahaan.
Bagaimana Cara Membuat Financial Planning?
1. Menyusun tujuan jangka pendek hingga panjang
Kalau selama ini tujuan keuangan kamu masih campur aduk, coba sekarang pisahkan berdasarkan jangka waktunya.
Contoh :
Kamu ingin beli laptop pada Juli 2023 (tujuan jangka pendek)
Kamu ingin mengumpulkan uang muka untuk kendaraan yang bakal dibeli pada 2024 (tujuan jangka menengah)
tujuan lainnya Kamu harus membuat tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang.
Hal itu dibutuhkan agar kamu tahu seberapa banyak waktu yang kamu miliki dan langkah apa saja yang harus dilakukan.
2. Melihat kondisi keuangan
Lihat kondisi keuangan kamu sekarang. Perhatikan, apakah kebutuhan dasar seperti dana darurat sudah terpenuhi atau belum. Lalu, jika masih ada utang yang belum lunas, maka jadikanlah hal itu sebagai prioritas.
3. Membuat budgeting
Budgeting akan menjadi sabuk pengaman bagi kamu agar tidak menggunakan uang secara berlebihan. Yuk coba lakukan beberapa hal berikut :
Buat daftar penerimaan dan pengeluaran rutin kamu
Lalu tuliskan pengeluaran bulanan yang biasanya kamu bayarkan, mulai dari kebutuhan pokok hingga tersier
Catat sisa uang
Setiap akhir bulan, bandingkan antara rencana dengan realisasi sehingga kamu bisa melakukan evaluasi dan memiliki strategi yang lebih baik untuk mengelola keuangan.
4. Hindari utang konsumtif
Utang bukan musuh dalam merencanakan keuangan jangka panjang. Namun, utang yang tidak sesuai dengan kemampuan akan menjadi masalah.
Berbeda jika kamu memang memiliki usaha dan membutuhkan modal, maka sah-sah saja jika kamu berutang untuk mengembangkan usaha. Jadi, intinya hindari utang konsumtif dan cicilan yang di luar kemampuan bayar kamu.
5. Evaluasi
Kamu harus mengevaluasi pengeluaran dan pemasukan setiap bulan. Dengan demikian, kamu bisa memperbaiki arus kas keuangan ke depannya.
Contoh Financial Planning
A adalah karyawan dengan pendapatan Rp8 juta per bulan. Ia memiliki beberapa tujuan keuangan, seperti mengumpulkan dana darurat, dana untuk menikah, dan DP rumah.
Berikut jumlah pemasukan A:
Berikut tujuan keuangan A dalam jangka menengah-panjang:
Berikut perencanaan keuangan pribadi A untuk mencapai tujuan keuangan jangka menengah-panjang:
Ketika goals sudah tercapai, dana nabung bisa dialokasikan ke goals lain yang belum tercapai. Sebagai contoh, ketika salah satu goals tercapai langsung dialokasikan ke dana nikah agar tujuan keuangan lebih cepat tercapai.
Sementara, berikut kebutuhan dana A untuk sehari-hari:
Dari tabel di atas, total kebutuhan A setiap bulan adalah Rp6 juta. Sementara, sisa gaji A bisa dialokasikan untuk investasi demi mencapai tujuan keuangan, seperti menikah, DP rumah, dan dana darurat.
Total dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan A adalah Rp180 juta sekarang. Namun, dana yang A butuhkan beberapa tahun ke depan berubah seiring dengan kenaikan inflasi.
A bisa menginvestasikan sebagian dananya ke reksa dana atau Surat Berharga Negara (SBN) untuk mencapai tujuan keuangan jangka menengah dan panjangnya.
Ada tiga pilihan reksa dana di Bibit, yakni Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Obligasi (RDO), dan Reksa Dana Saham (RDS).
Apa saja perbedaan Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, dan Reksa Dana Saham?
Reksa Dana Pasar Uang: jenis reksa dana yang paling minim risiko dibandingkan jenis reksa dana lain karena 100% asetnya ditempatkan di instrumen pasar uang, seperti deposito dan obligasi dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Produk ini cocok untuk investasi kurang dari 1 tahun atau investor dengan profil risiko konservatif.
Reksa Dana Obligasi: reksa dana yang menempatkan minimal 80% asetnya di surat utang (obligasi), baik obligasi pemerintah maupun korporasi. Produk ini cocok untuk jangka menengah atau 1-5 tahun atau investor dengan profil risiko moderat.
Reksa Dana Saham: reksa dana paling berisiko karena 80% aset ditempatkan di pasar saham yang pergerakannya cukup fluktuatif. Produk ini cocok untuk jangka panjang yakni lebih dari 5 tahun atau investor dengan profil risiko agresif.
Dari semuanya, Reksa Dana Pasar Uang memberikan return menarik dengan risiko paling rendah dibandingkan reksa dana lain. Jadi cocok untuk kamu yang ingin menabung dalam jangka pendek atau 1 tahun.
Namun, jika kamu punya tujuan keuangan lain, mulai dari DP rumah, dana menikah, atau naik haji, dengan jangka waktu menengah-panjang, maka kamu bisa pilih jenis reksa dana lain
Sementara, pemerintah akan segera merilis SBN ritel seri Saving Bond Ritel atau SBR012 pada Januari 2023. Belum ada kepastian tanggal berapa dan berapa kupon yang akan ditawarkan oleh pemerintah.
Namun, kamu bisa melihat tren penawaran kupon yang ditetapkan pemerintah sepanjang 2022 sebagai ‘ancang-ancang’ investasi SBN tahun ini. Berikut datanya.
SBR sendiri adalah Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah untuk individu Warga Negara Indonesia (WNI) dan merupakan alternatif investasi yang aman karena dijamin oleh negara.
Obligasi ritel jenis SBR memiliki beberapa karakteristik, seperti tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder atau non tradable, memiliki kupon mengambang dengan batas minimal (floating with floor), dan ada fasilitas early redemption.
Jadi, sebelum SBR012 terbit, kamu bisa menginvestasikan sebagian dana ke reksa dana. Lalu kamu juga bisa registrasi SBN di aplikasi Bibit sembari menunggu SBR012 terbit bulan ini.
Writer: Tim CRM