Data inflasi merupakan salah satu faktor pertimbangan utama bagi bank sentral dalam menentukan kebijakan suku bunga. Maka rilis data inflasi jadi salah satu fokus investor karena dapat mempengaruhi kinerja investasi.
Bagaimana perkembangan terbaru inflasi di AS dan Indonesia? Dan apa dampaknya kepada berbagai instrumen investasi kamu?
Inflasi AS dalam Tren Melandai
Inflasi di Amerika Serikat (AS) kembali turun ke level 3,2% pada Oktober 2023 (vs. September 2023 di 3,7%). Sebelumnya inflasi AS sempat mencapai puncaknya di 9,1% pada Juni 2022.
Pasca rilis data inflasi Oktober 2023, mayoritas pelaku pasar memprediksi The Fed akan menahan tingkat suku bunga pada pertemuan berikutnya, dengan probabilitas 99,8% (berdasarkan FedWatch Tool per 21 November 2023).
Namun realisasi inflasi ini masih berada di atas target jangka panjang yang ditetapkan The Fed di level 2%.
Di sisi lain, pasar juga melihat peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed akan dimulai pada Mei 2024.
Perkembangan Inflasi dan Suku Bunga di Indonesia
BPS mencatat tingkat inflasi Indonesia 2,56% YoY di Oktober 2023 (vs. September 2023 di level 2,28%).
Meski naik, tingkat inflasi masih berada dalam rentang target Bank Indonesia (BI) di 2–4%. Di 2024 mendatang, BI menurunkan rentang target inflasi menjadi 1,5–3,5%.
Dalam survei Reuters terbaru, 27 dari 31 ekonom memproyeksi BI akan menahan suku bunga acuan di level 6% pada November 2023. Sementara 4 ekonom melihat kemungkinan BI akan kembali menaikkan BI-7DRR sebesar 25 bps.
Namun konsensus terlihat terbelah dalam memprediksi pemangkasan BI-7DRR. Untuk proyeksi hingga Juni 2024, hanya 8 ekonom yang melihat BI akan mulai memangkas suku bunga, sementara sisanya memprediksi BI-7DRR akan ditahan atau dinaikkan.
Efek Tingkat Inflasi Terhadap Strategi Investasi
Meski pemangkasan suku bunga hanya tinggal masalah waktu, masih terdapat kemungkinan BI-7DRR akan berada pada level tinggi dalam waktu lebih lama (higher for longer).
Lalu bagaimana strategi investasi untuk hadapi situasi ini?
Obligasi FR dan Reksa Dana Obligasi
Bagi investor yang mencari potensi imbal hasil lebih optimal, dapat memilih Obligasi FR dan Reksa Dana Obligasi dengan durasi lebih panjang. Ketika suku bunga dipangkas, instrumen ini berpotensi memberikan return yang lebih tinggi karena harga obligasi yang ikut naik.
Top Produk Reksa Dana Obligasi di Bibit
Reksa Dana Pasar Uang
Bagi investor yang cenderung menghindari fluktuasi pasar, bisa mempertimbangkan produk Reksa Dana Pasar Uang yang lebih minim risiko dengan historis return stabil naik. Dalam kondisi suku bunga tinggi, RDPU juga cenderung menawarkan imbal hasil lebih tinggi.
Beragam aset investasi yang disebutkan seperti reksa dana hingga Obligasi FR tersedia di Bibit! Akses dan atur portofolio makin mudah dalam satu aplikasi!
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.