Amerika Serikat (AS) mencatatkan inflasi sebesar 3% YoY pada Juni 2023. Angka ini turun dari bulan sebelumnya di level 4% YoY, sekaligus menjadi level terendah sejak Maret 2021.
Inflasi AS terus menunjukkan tren melandai setelah pada posisi 1 tahun yang lalu (Juni 2022) sempat menyentuh level 9,1% YoY.
Lalu, apakah tren penurunan inflasi AS dapat berdampak ke investasi kamu? Simak analisisnya berikut ini!
Bagaimana Arah Kebijakan Suku Bunga The Fed?
Data inflasi menjadi salah satu faktor penting bagi Bank Sentral AS, The Fed, dalam menentukan arah kebijakan suku bunga.
Meski berada dalam tren penurunan, angka inflasi Juni 2023 masih berada di atas target jangka panjang The Fed di level 2%.
The Fed kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar +25 bps (+0,25%) ke rentang 5,25–5,50% per Juli 2023. Level ini menandai suku bunga acuan The Fed tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
Mayoritas pejabat The Fed juga melihat posisi suku bunga acuan di level 5,6% di akhir tahun 2023 atau mengindikasikan satu kali lagi kenaikan dari level saat ini.
Lantas, Bagaimana Perkembangan Kondisi Perekonomian Indonesia dan Arah Suku Bunga BI?
Kondisi Perekonomian Indonesia
Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$3,45 miliar pada Juni 2023, melampaui proyeksi konsensus di US$1,16 miliar dan menandai surplus ke-38 bulan secara berturut-turut.
Realisasi investasi di Indonesia tumbuh +16,1% YoY menjadi Rp678,8 triliun pada semester I/2023 berdasarkan data BKPM. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp363,3 triliun merupakan penanaman modal asing (FDI) yang tumbuh +17,1% YoY.
Nilai tukar rupiah menguat +3,6% YTD berdasarkan data JISDOR BI per 24 Juli 2023 atau berada di posisi Rp15.028/dolar AS.
Arah Suku Bunga BI
Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan BI-7DRR di level 5,75% pada Juli 2023, atau selama 6 bulan berturut-turut sejak Februari.
Mengutip data Bloomberg, 22 dari 31 ekonom memproyeksikan BI tetap menahan suku bunga acuan di level 5,75% hingga akhir 2023. Ini mengindikasikan mayoritas pelaku pasar melihat suku bunga telah mencapai titik puncaknya.
Apa Saja Dampak Suku Bunga terhadap Instrumen Obligasi?
Kebijakan suku bunga akan berdampak langsung terhadap instrumen obligasi karena:
Pergerakan harga obligasi memiliki hubungan berlawanan terhadap ekspektasi suku bunga. Ketika terdapat ekspektasi bahwa suku bunga akan dipangkas, maka harga obligasi berpotensi naik.
Hal ini berpotensi membuat performa obligasi ke depannya lebih positif.
Kamu bisa melanjutkan investasi di instrumen berbasis obligasi, seperti Obligasi FR, FR Syariah atau Reksa Dana Obligasi.
Performa Produk Reksa Dana Obligasi di Bibit
Performa Beberapa Obligasi FR di Bibit
Lanjutkan kebiasaan baikmu untuk investasi secara rutin agar danamu terus tumbuh dan capai tujuan keuangan di masa depan!
Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana atau aset investasi tertentu.