Inflasi merupakan salah satu indikator makroekonomi yang berdampak pada kinerja investasi, karena jadi faktor pertimbangan bank sentral dalam menentukan suku bunga.
Maka ini juga berpengaruh pada kinerja Reksa Dana Obligasi, sebab tingkat suku bunga memiliki hubungan terbalik dengan harga obligasi yang menjadi underlying assets-nya.
Lalu dengan penurunan inflasi di Indonesia yang terjadi beberapa waktu terakhir, bagaimana dampaknya terhadap kinerja Reksa Dana Obligasi?
Inflasi RI Turun Signifikan di September 2023
Inflasi Indonesia turun ke level 2,28% YoY pada September 2023 dari level 3,27% YoY di bulan sebelumnya. Angka ini juga menandai inflasi tahunan terendah sejak Februari 2022.
Realisasi ini juga sekaligus menandai inflasi telah berada dalam rentang target Bank Indonesia di kisaran 2%– 4% dalam 5 bulan terakhir.
Namun perlu dicermati bahwa melandainya inflasi September 2023 lebih banyak dipengaruhi oleh high base effect akibat kenaikan harga BBM pada September 2022 telah berakhir.
Update Kebijakan Suku Bunga BI
BI kembali menahan suku bunga acuan BI-7DRR di level 5,75% pada September 2023, menandakan BI telah menahan tingkat suku bunga untuk ke-8 kali secara berturut-turut.
Meskipun inflasi kian melandai, sebanyak 18 dari 28 ekonom dalam polling Reuters terbaru melihat BI akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI-7DRR) hingga akhir tahun.
Konsensus juga memperkirakan BI akan mulai memangkas suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal I 2024 dan total 75 bps selama 2024. Proyeksi tersebut lebih kecil dari survei sebelumnya yang memperkirakan pemangkasan sebesar 100 bps selama 2024.
Investor juga perlu mencermati faktor eksternal seperti kebijakan Bank Sentral AS The Fed. Banyak pihak kini menilai bahwa suku bunga The Fed masih akan berada di level yang relatif tinggi untuk jangka waktu lebih lama (Higher for Longer). Saat ini, suku bunga The Fed berada di rentang 5,25%–5,50% (per September 2023).
Bagaimana Dampaknya Terhadap Kinerja Reksa Dana Obligasi?
Pemangkasan suku bunga yang diproyeksikan lebih rendah di tahun depan serta indikasi suku bunga higher for longer menjadi faktor pendorong yield obligasi kembali naik 1 bulan terakhir dan harga obligasi terkoreksi.
Koreksi harga obligasi inilah yang membuat kinerja Reksa Dana Obligasi menurun.
Tapi perlu diingat: mayoritas pelaku pasar melihat pemangkasan suku bunga acuan BI hanya tinggal masalah waktu. Hal ini berpotensi menjadi katalis positif bagi pergerakan harga obligasi di masa mendatang.
Cara Investor Menyikapi Perkembangan ini
Koreksi harga obligasi saat ini menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk terus melakukan akumulasi (nabung rutin) Reksa Dana Obligasi. Hal ini mengingat NAV produk Reksa Dana Obligasi berpotensi kembali naik karena:
Pembayaran kupon obligasi dari underlying assets produk reksa dana yang akan ditambahkan ke dalam NAV.
Potensi kenaikan NAV akibat naiknya harga obligasi ketika suku bunga dipangkas.
Stay invested! Secara historis dalam jangka panjang, Reksa Dana Obligasi terus menunjukkan kenaikan. Jadi terus konsisten nabung rutin dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan keuangan.