Nabung 50% dari Penghasilan Gaji, Apa Mungkin?

Menabung membantu kita untuk mencapai tujuan keuangan, misalnya beli kendaraan , rumah, dana pendidikan anak, hingga rencana pensiun. Sebab biaya yang dibutuhkan sangat besar dan butuh waktu untuk mengumpulkannya. Biasanya, orang menyisihkan uangnya untuk ditabung sekitar 10% hingga 40% dari penghasilan gajimu setiap bulannya. Tapi apa kamu pernah dengar strategi nabung 50%?

Menabung 50% atau setengah dari penghasilan bulananmu memang terdengar cukup ambisius dan tak mudah. Tapi kalau bisa, kenapa tidak? Apalagi jika kamu ingin mencapai financial freedom lebih cepat atau biar bisa membayar cicilan rumah lebih cepat. Nah, strategi nabung 50% ini mungkin bisa mempercepat  waktu nabungmu untuk bisa mencapai tujuan keuangan. 

Lantas, bagaimana caranya agar bisa menjalankan strategi nabung 50% dari penghasilan? Yuk simak beberapa tipsnya berikut ini yang bisa membantumu agar lebih mantap menabung dengan jumlah yang lebih besar!

Lacak Pengeluaran dan Analisis Kebiasaanmu

Menabung 50% memang jumlah yang cukup besar. Itulah sebabnya kamu perlu lacak terlebih dahulu pengeluaran kamu dan juga analisis kebiasaanmu dalam spending tiap bulannya. Jadi kamu bisa tahu mana pengeluaran yang benar-benar ditujukan untuk kebutuhan esensial dan pengeluaran yang kurang diperlukan.

Dengan cara ini, kamu bisa mengetahui pengeluaran mana saja yang memungkinkan untuk dipangkas dan juga berapa persentase nabung yang ideal per bulan. Siapa tahu, kamu memang bisa menabung sampai 50% dari penghasilan tiap bulan dan tetap dapat memenuhi kebutuhan utamamu. Win-win solution, deh!

Biar mempermudah kamu untuk melacak pengeluaran, kamu bisa coba download aplikasi untuk mencatat pengeluaran dan mengatur keuangan. Atau kamu juga dapat bisa menggunakan aplikasi seperti Google Sheet dan Microsoft Excel dengan buat list pengeluaranmu dalam bentuk spreadsheet agar lebih mudah saat meng-track pengeluaranmu. Jangan lupa untuk catat secara detail pengeluaranmu ya!

Disiplin dalam Budgeting

Kalau sudah tahu pengeluaranmu, saatnya membuat budgeting bulanan! Kamu bisa memangkas pengeluaran yang tidak diperlukan agar bisa dananya dialokasikan untuk menabung. Jangan lupa pisahkan antara alokasi dana untuk pengeluaran dan menabung. Kamu bisa menggunakan metode alokasi 50-50. Jadi 50% untuk pengeluaran dan 50% lagi untuk menabung. 

Misalnya ada contoh yaitu Gerry dengan status single dan belum memiliki tanggungan. Gerry memiliki penghasilan per bulan sebesar Rp 10  juta. Maka berikut adalah contoh perhitungan alokasi dana  atau budgeting dari gaji penghasilan yang dilakukan Gerry tiap bulannya. 

Pastinya angka yang tercantum dalam contoh alokasi dana ini bisa kamu sesuaikan dengan budget dan kebutuhanmu. Yang terpenting dari poin ini adalah, kamu disiplin mengikuti alokasi dana yang sudah kamu tetapkan. 

Menambah Penghasilan Aktif (Active Income) 

Kamu bisa berusaha untuk menambah penghasilan atau active income bulananmu. Active income adalah penghasilan yang kamu dapatkan dari pekerjaan yang kamu lakukan. Semakin besar penghasilan yang kamu dapatkan, tentu makin besar jumlah uang yang dapat kamu anggarkan untuk ditabung. 

Misalnya, selain penghasilan gaji dari pekerjaan utama, kamu juga bisa mencari penghasilan tambahan dari pekerjaan sampingan. Terlebih di masa yang serba online, peluang pekerjaan sampingan makin tinggi. Contohnya, buka online shop dengan usaha dropship, pasang iklan di blog pribadi, hingga jasa terjemahan atau tulis artikel.

Investasi

Kamu juga harus berinvestasi agar nilai uangmu bisa berkembang. Karena dengan berinvestasi, kamu berpeluang mendapatkan keuntungan dari potensi imbal hasil (return). Imbal hasil ini yang akan membuat nilai uangmu berkembang. Namun perlu diingat ya prinsip “High Risk, High Return” alias potensi imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi juga. Jadi tetap sesuaikan dengan profil risikomu ya saat berinvestasi!

Kamu bisa mulai berinvestasi reksa dana yang cocok untuk berbagai macam profil risiko, mulai dari profil risiko yang konservatif hingga agresif. Soalnya, reksa dana memiliki banyak jenis seperti Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Obligasi, hingga Reksa Dana Saham. Dana investasimu juga akan dikelola oleh Manajer Investasi profesional dan telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Aplikasi Bibit juga bakal bantuin kamu agar strategi nabung 50% tetap konsisten dan disiplin. Soalnya nih, ada fitur Nabung Rutin Autodebit di aplikasi Bibit! Dengan fitur nabung rutin, kamu bisa atur nominal investasi dan juga jadwal nabungmu. Dijamin nggak akan skip lagi untuk investasi! Jadi tunggu apa lagi?

Writer: Catharina Kania A. 

Editor: Merissa Maulia

Source: Blog.bibit.id