Buat kamu yang punya tujuan investasi jangka menengah sampai jangka panjang, Reksa Dana Obligasi (RDO) bisa menjadi pilihan. Adapun contoh tujuan keuangan jangka menengah sampai jangka panjang antara lain dana pendidikan anak, DP rumah pertama sampai menyiapkan dana pensiun.
Kenapa RDO? karena RDO adalah reksa dana yang menginvestasikan sebagian besar dana di surat utang atau obligasi (minimal 80%) dan sisanya adalah produk pasar uang. Baik itu obligasi yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun obligasi korporasi. Sehingga, meski pergerakan RDO nggak selalu berjalan mulus, namun akan tetap tumbuh jika investasinya dilakukan untuk jangka panjang.
Reksa Dana Obligasi dan Karakteristiknya
Karakteristik RDO ini berbeda dengan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) dan Reksa Dana Saham (RDS) karena aset pada RDO berupa obligasi yang akan membagikan kupon secara periodik. Misalnya salah satu RDO yang komposisi investasinya adalah Surat Berharga Negara seri FR0087 dengan kupon sebesar 6,5% per tahun dibayarkan per 6 bulan. Jadi, ketika Manajer Investasi (MI) yang membeli sebuah obligasi menerima pembayaran kupon obligasi, maka harga reksa dana (NAV) akan mengalami kenaikan, sehingga investor mendapatkan keuntungan.
Selain dari kupon, NAV reksa dana obligasi juga akan mengalami kenaikan ketika harga obligasi mengalami kenaikan (capital gain). Bahkan, ada juga beberapa produk RDO yang membagikan dividen kepada investornya.
Kondisi yang bisa mempengaruhi pergerakan reksa dana obligasi
Sementara itu, kalau kamu update dengan kondisi saat ini, sejumlah negara mencatat inflasi yang tinggi. Inflasi di Amerika mencapai 8%, bahkan ada negara di Eropa yang mencapai double digit. Indonesia cukup tinggi, di mana pada September 2022 angkanya mencapai 5,95% meskipun tetap lebih rendah dibanding negara lain. Kondisi ini bisa membuat bank sentral menaikkan suku bunga sehingga harga obligasi berpotensi menurun.
Seperti yang sudah disampaikan di awal, perjalanan investasi di RDO nggak selalu mulus. Ada kalanya pergerakan RDO mengalami penurunan, misalnya saat suku bunga perbankan mengalami kenaikan. Tapi tenang aja, penurunan harga obligasi biasanya bersifat sementara. Artinya, bisa jadi kesempatan untuk menambah investasi di RDO secara bertahap saat harga mengalami penurunan.
Produk RDO Apa yang Bisa Dipilih?
Berdasarkan penjelasan di atas, RDO Manulife Obligasi Negara Indonesia II Kelas A dan ABF Indonesia Bond Index Fund yang ada di aplikasi Bibit bisa menjadi salah satu opsi untuk dipertimbangkan sebagai pilihan investasi. Kedua RDO tersebut menempatkan komposisi investasinya pada obligasi pemerintah. Lihat rinciannya di bawah ini!
Setelah melihat komposisi investasi pada 2 jenis RDO di atas, berikut adalah gambaran jika kamu berinvestasi jangka panjang di kedua RDO tersebut!
Kalau kamu lihat grafik di atas, pergerakan RDO dalam kurun waktu sampai 3 tahun memang mengalami penurunan. Namun jika berinvestasi untuk jangka panjang, kedua RDO menunjukkan kenaikan yang artinya kamu nggak perlu khawatir jika berinvestasi di RDO untuk tujuan keuangan jangka panjang. Apalagi kalau kamu konsisten menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) alias nabung rutin, kamu tetap akan memperoleh return.