Market Rebound Setelah Terkoreksi
Belakangan ini, pergerakan pasar yang cukup fluktuatif tidak terlepas dari kombinasi sentimen global dan domestik, khususnya ditandai oleh beberapa peristiwa penting yang berpengaruh besar terhadap pasar. Di antaranya adalah:
Pengumuman tarif impor oleh Trump terhadap China, Mexico, dan Kanada pada 4 Februari 2025.
Isu pengunduran diri Sri Mulyani, defisit fiskal, dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi selama pekan Maret 2025.
Trading halt pertama setelah IHSG turun lebih dari -5% pada 18 Maret 2025.
Pengumuman tarif dasar dan resiprokal oleh Trump ke berbagai trade partner termasuk Indonesia pada 2 April 2025
Trading halt kedua setelah IHSG kembali turun lebih dari -9% pada 8 April 2025.
Titik terendah IHSG
di level
5.968 (-15,7% YtD)
pada 9 April 2025.
Setelah titik terendahnya, IHSG berhasil rebound cukup signifikan, yaitu +12,9% hingga 30 April 2025. Namun, selama pasar bergerak dengan volatile, investor yang merasa terganggu atau tidak nyaman secara berlebihan cenderung melakukan panic selling sehingga melewatkan kesempatan rebound tersebut.
Jika kamu panic selling ataupun merasa cemas ini bisa menjadi sinyal bahwa portofolio belum sejalan dengan profil risiko dan goals keuangan kamu yang sebenarnya. Oleh sebab itu, ini saat yang tepat bagi investor untuk kembali melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi investasi.
IHSG Rebound +13% dalam 15 Hari Bursa
*Perhitungan tren Reksa Dana Pasar Uang menggunakan produk BRI Seruni Pasar Uang III dan tren Reksa Dana Obligasi menggunakan indeks ABF Indonesia Bond (ABTRINDO).
Data per 30 April 2025.
Review Your Goals and Risk Profile
1. Apakah kamu merasa cemas dan terganggu saat portofolio mengalami volatilitas?
Jika benar, maka risk profile kamu tergolong dalam ‘low risk’, yang berarti tujuan utama investasi kamu adalah untuk melindungi nilai aset dari volatilitas pasar. Dalam hal ini, sebaiknya portofolio kamu didominasi oleh aset-aset yang stabil dan tidak terlalu terpengaruh oleh volatilitas pasar atau sentimen jangka pendek.
Kalau kamu memprioritaskan likuiditas dan memiliki horizon investasi jangka pendek, pertimbangkan untuk berinvestasi lebih banyak pada aset seperti Reksa Dana Pasar Uang dan Obligasi FR jangka pendek.
Aset Low Risk Worry-Free dengan Return 5-6% per Tahun
Return reksa dana per 2 Mei 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja masa depan.
Yield Obligasi FR per 7 Mei 2025
2. Apakah tetap tenang saat pasar volatile karena memiliki keyakinan pada portofolio kamu?
Jika kamu masih cukup tenang di tengah gejolak pasar dan yakin terhadap potensi pertumbuhan portofolio yang lebih tinggi, profil risiko kamu dapat digolongkan dalam kategori ‘moderate risk’ atau ‘high risk’.
Selain berfokus pada pertumbuhan (growth), investor dengan profil risiko ini juga cenderung memiliki horizon investasi jangka menengah hingga panjang. Kamu bisa mengalokasikan portofolio lebih besar pada aset yang lebih sensitif terhadap sentimen pasar dan berita ekonomi, seperti Obligasi FR jangka panjang, Reksa Dana Obligasi, hingga saham.
Bagi investor dengan profil risiko moderate–high risk yang berinvestasi dalam saham, saat ini bisa menjadi kesempatan menarik untuk berinvestasi, mengingat IHSG tengah diperdagangkan pada valuasi yang murah, dengan forward PE 11,6 pada 6 Mei 2025, terendah sejak 2020.
Aset untuk Investor dengan Growth-Oriented Approach,
Return Historis > 30% dalam 5 Tahun
Return reksa dana per 2 Mei 2025. Berdasarkan data historis, tidak menjamin kinerja masa depan.
Data per 8 Mei 2025
*Total returns mencakup price return dan dividen yang tidak direinvestasikan
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.