Suku Bunga Dipangkas, Saatnya Lebih Agresif di Saham

Bank Sentral AS The Fed memangkas suku bunga acuannya -50 bps ke level 4,75–5%. Ini menjadi pemangkasan suku bunga pertama sejak kenaikan suku bunga secara agresif dalam 2 tahun terakhir.

  • Ketika siklus pemotongan suku bunga dimulai, pasar emerging market (negara berkembang) termasuk Indonesia diperkiraan mendapatkan peningkatan aliran modal asing (foreign flows). 

  • Suku bunga yang lebih rendah di AS, secara umum, menyebabkan pelemahan dolar AS dan penurunan imbal hasil obligasi AS, sehingga membuat investasi di pasar saham emerging market seperti Indonesia lebih menarik karena potensi return yang lebih tinggi.

Selain itu, menurut kami, valuasi pasar saham Indonesia yang relatif murah juga menambah daya tarik di mata para investor asing.

  • Valuasi pasar saham AS yang sudah tinggi menimbulkan kekhawatiran mengenai risk/reward berinvestasi di sana, sementara pasar saham Indonesia masih relatif undervalued. Perbedaan ini menjadi pertimbangan investor asing untuk masuk ke Indonesia.

Secara umum, tren foreign inflows ke pasar saham Indonesia memiliki korelasi negatif dengan kondisi suku bunga. Era suku bunga rendah (low rate environment) direspons investor asing dengan meningkatkan investasi pada pasar saham Indonesia. Sebaliknya, kenaikan suku bunga ke level yang tinggi diikuti arus keluar dari pasar saham Indonesia.

Dengan dimulainya siklus pemangkasan suku bunga oleh The Fed, kami memperkirakan foreign inflows ke pasar saham Indonesia akan kembali meningkat ke depannya. Hal ini berpotensi mendorong kinerja pasar saham Indonesia. 

Grafik di bawah ini memperlihatkan foreign flows menjadi faktor penting yang mempengaruhi kinerja pasar saham Indonesia (JCI/Jakarta Composite Index). Secara umum, foreign inflows dapat mendorong kinerja JCI.

Dari aspek pemilihan sektor/saham, kami menilai terdapat beberapa sektor yang secara relatif lebih diuntungkan dari penurunan suku bunga dibandingkan sektor lainnya. Berikut sektor/saham pilihan kami beserta alasan utamanya:

  • Perbankan: penurunan biaya deposit (Cost of Fund) dapat meningkatkan profitabilitas (Net Interest Margin) perbankan.

    Picks: $BMRI, $BNGA, $NISP

  • Properti dan Otomotif: penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) dapat meningkatkan permintaan.

    Picks: $ASII, $CTRA, $SMRA

  • Lainnya - $TSPC: prospek pertumbuhan yang baik berkat tren downtrading dan boikot. 

Writer: Investment Research Team Bibit
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu. Always do your own research!