Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 1,29% sejak awal tahun hingga 24 Maret 2023. Kondisi ini tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di kawasan regional.
Terpantau, empat dari enam indeks ASEAN berada di teritori negatif sejak awal tahun hingga 24 Maret 2023 (year to date/YTD). Pasar saham Malaysia (FTSe) menjadi indeks yang melemah paling dalam, yakni 6,24% YTD.
Sementara, Indonesia berada di urutan keempat dari enam indeks ASEAN lain. Melihat kondisi ini, maka tak heran jika return Reksa Dana Saham (RDS) di Bibit berada di kisaran -6,17% sampai +1,83% sebulan terakhir.
Apakah Kondisi Ini Masih Wajar?
Koreksi dan fluktuasi dalam pergerakan pasar saham adalah dua hal yang selalu pasti terjadi dan sulit dihindari. Menengok kembali ke belakang, IHSG sempat melemah hingga 64,97% pada krisis ekonomi 1998 silam.
Kemudian, IHSG juga terkoreksi 57,35% pada krisis ekonomi 2008 dan melemah 26,67% pada 2015 lalu. Namun, IHSG tercatat hanya melemah 8,33% dari September 2022 hingga 24 Maret 2023. Angka ini tergolong masih bisa dibilang wajar sebagai sebuah koreksi.
Tak hanya itu, kondisi ekonomi makro juga terus membaik jika dilihat dari 1998, 2008, 2015, dan 2023.
Pertumbuhan ekonomi RI terlihat semakin tinggi dari 1998 sampai 2022. Begitu juga dengan inflasi yang lebih terkendali pada 2023 dibandingkan 1998 silam.
Apakah IHSG Bisa Bangkit Setelah Koreksi?
Ya! IHSG biasanya selalu bangkit (rebound) usai melemah. Sebagai contoh, IHSG terkoreksi 57,35% pada krisis 2008 lalu, tapi kemudian bangkit dan melonjak 335%.
Dengan demikian, koreksi pasar seharusnya bukan menjadi alasan investor untuk menghindari investasi. Sebaliknya, investor justru bisa memanfaatkan koreksi pasar untuk menambah portofolio investasi secara bertahap di harga lebih murah.
Prinsip itu juga bisa dipraktikkan di Reksa Dana Saham. Dengan memahami bahwa IHSG tetap berada dalam tren kenaikan dalam jangka panjang, maka stay invested adalah pilihan bijak untuk menghadapi momen koreksi.
Tips Cerdas Menjadi Investor Jangka Panjang
Pahami bahwa pasar akan selalu bergerak naik dan turun dalam jangka pendek. Namun, IHSG cenderung naik dalam jangka panjang.
Kenali dengan baik investasi kamu dan bersahabat dengan waktu.
Manfaatkan koreksi pasar untuk cicil beli bertahap atas aset investasi kamu dengan menggunakan uang dingin atau uang yang tidak digunakan dalam jangka pendek
Ubah mindset 'harus beli di harga paling rendah dan jual di harga paling tinggi' (market timing).
Jangan lupa diversifikasi aset agar tidak bergantung dengan satu instrumen investasi saja.
Kesimpulan
Tetap investasi meski market naik turun. Tak perlu panik dan menjual seluruh aset ketika market sedang koreksi karena IHSG tetap berada dalam tren kenaikan dalam jangka panjang.
Investor justru bisa memanfaatkan koreksi pasar untuk menambah portofolio investasi secara bertahap di harga lebih murah. Investasi rutin adalah kunci bagi investor memperoleh keuntungan maksimal
Writer: Tim CRM
Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.