The Fed Tahan Suku Bunga, Apa Dampaknya Buat Investasi Kamu?

The Fed menahan suku bunga acuan di rentang 5%-5,25% pada Juni 2023. Keputusan itu mengakhiri tren kenaikan suku bunga secara berturut-turut dalam 10 pertemuan terakhir.

Namun, para pejabat The Fed juga memproyeksikan suku bunga akan berada di level 5,6% pada akhir 2023. Hal ini menandakan masih ada potensi kenaikan suku bunga sebesar 50 bps ke level 5,5%–5,75%. 

Beberapa hal yang bisa dipelajari dari ditahannya suku bunga The Fed terhadap investasi sebagai berikut.

Bagaimana Perkembangan Suku Bunga di Berbagai Negara?

Keputusan suku bunga The Fed umumnya berpengaruh besar pada pasar keuangan global, tetapi tidak selalu diikuti oleh negara-negara lain dalam kebijakan moneter mereka:

  • Bank Sentral Eropa (ECB) justru menaikkan tingkat suku bunga 25 bps menjadi 3,5% pekan lalu, menandai tingkat suku bunga acuan tertinggi bagi ECB dalam 22 tahun terakhir. 

  • Bank Sentral China memangkas suku bunga jangka pendek dan pinjaman jangka menengah masing-masing sebesar 10 bps untuk mengatasi perlambatan ekonomi pasca pemulihan covid-19.

Lalu Bagaimana Arah Suku Bunga Bank Indonesia (BI)?

  • Sebagai investor di Indonesia, instrumen yang kita miliki seringkali dipengaruhi oleh arah BI dalam menentukan kebijakan moneter, terutama suku bunga. 

  • Dalam polling Reuters terbaru, sebanyak 15 dari 23 ekonom melihat BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75% hingga akhir tahun.

  • Berdasarkan riset Citi Indonesia, BI diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunga acuan pada kuartal IV 2023. Secara total, Citi melihat BI akan memangkas suku bunga acuan (BI7DRR) sebanyak 4 kali dengan total 100 bps hingga kuartal I 2024.

Apa Dampak Suku Bunga terhadap Instrumen Investasi?

Ketika level suku bunga diekspektasikan telah mencapai puncaknya, maka akan memiliki dampak pada berbagai instrumen investasi.

  • Obligasi FR dan Reksa Dana Obligasi

Kebijakan suku bunga akan berdampak langsung terhadap instrumen obligasi karena pergerakan harga obligasi memiliki hubungan berlawanan terhadap ekspektasi suku bunga dan yield obligasi. 

Ketika terdapat ekspektasi bahwa suku bunga akan dipangkas, maka harga obligasi berpotensi naik. Hal ini berpotensi membuat performa obligasi lebih positif.

  • Saham dan Reksa Dana Saham

Kebijakan suku bunga cenderung punya dampak tidak langsung. Pemangkasan suku bunga acuan dapat menurunkan suku bunga pinjaman atau kredit, sehingga dapat mengurangi beban bunga bagi emiten. Ini dapat meningkatkan profitabilitas dan laba bersih. Dalam jangka panjang, ini memberikan sentimen positif untuk harga saham.

Dampak lain suku bunga terhadap instrumen berbasis saham yakni pada risk appetite investor. Ketika suku bunga naik, investor cenderung menghindari instrumen yang lebih berisiko seperti saham. Sebaliknya, saat suku bunga turun, investor cenderung memburu saham untuk imbal hasil optimal.

Kesimpulan

  • Kebijakan suku bunga The Fed berpengaruh besar pada pasar global, tetapi tidak selalu diikuti oleh negara-negara lain dalam menentukan kebijakan moneter.

  • Ekspektasi suku bunga AS dan Indonesia berbeda saat ini. The Fed memproyeksikan masih ada potensi kenaikan suku bunga hingga akhir tahun, namun suku bunga BI diproyeksikan telah mencapai puncak dan berpotensi dipangkas tahun ini.

  • Dampak ketika suku bunga mencapai puncak terhadap aset investasi:

    • Obligasi FR dan Reksa Dana Obligasi cenderung naik harganya karena berhubungan terbalik dengan ekspektasi suku bunga.

    • Saham dan Reksa Dana Saham cenderung terdampak secara tidak langsung oleh suku bunga. Saat suku bunga turun, beban bunga berpotensi turun dan profitabilitas meningkat. Peningkatan profitabilitas emiten berpotensi berimbas positif pada harga saham dalam jangka panjang.

Upgrade ke Bibit Plus sekarang untuk pengalaman baru investasi di Bibit lebih banyak pilihan aset investasi mulai dari reksa dana, SBN, Obligasi FR, hingga saham! 

Writer: Investment Research Team

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli-menjual reksa dana/produk tertentu.