Diverifikasi artinya menempatkan dana investasi di beberapa kelas aset dengan tujuan tak hanya fokus pada pemilihan aset yang memberikan keuntungan tertinggi, tapi juga meminimalisir risiko. Tak hanya itu, diverifikasi juga membantu performa portofolio menjadi lebih stabil di tengah market yang labil.
Masih soal diversifikasi, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menempatkan komposisi alokasi aset. Penempatan alokasi aset ini bisa dipilih berdasarkan tujuan keuangan Anda di masa depan. Misalnya, instrumen investasi seperti saham atau reksa dana saham yang tentunya tidak sesuai untuk jangka pendek misalnya liburan keliling Eropa bersama seluruh anggota keluarga.
Contoh lain, jika tujuan keuangan jangka panjang misalnya dana pensiun, maka alokasi ke instrumen saham bisa menjadi pilihan. Sementara itu, jika waktu pensiun semakin dekat, maka pilihan untuk memindahkan ke Reksa Dana pasar uang yang minim risiko bisa menjadi pilihan.
Don’t put your egg in one basket!
Tentu Anda sudah sering mendengar istilah yang fenomenal ini. Istilah ini memang kerap digunakan untuk menggambarkan bagaimana seharusnya diversifikasi dilakukan. Ibarat memiliki 20 butir telur, sebaiknya memang tidak ditempatkan pada keranjang yang sama. Karena jika menempatkan pada keranjang yang sama dan keranjangnya jatuh, kemungkinan 20 telur yang ada tidak akan utuh lagi.
Demikian halnya dengan diversifikasi. Sebaiknya anda tidak menempatkan seluruh dana investasi anda pada satu kelas aset saja. Anda bisa membagi aset investasi ke dalam beberapa instrumen salah satunya ke Surat Berharga Negara (SBN).
Ada dua alasan kenapa SBN bisa menjadi pilihan diversifikasi. Pertama, memberikan kestabilan keuntungan di dalam portofolio. Keuntungan investasi ini bisa didapatkan dari imbal hasil berupa kupon. Hal ini menarik mengingat biasanya instrumen investasi hanya memberikan keuntungan dari salah satunya.
Kupon inilah yang menjadi sumber pendapatan yang tetap dan terprediksi. Kupon obligasi dinilai menarik karena dapat memberikan pendapatan secara berkala setiap bulan (passive income), tanpa harus memperhatikan naik turunnya harga yang dapat terjadi. Investor akan terus mendapatkan kupon sampai dengan jatuh tempo obligasi.
Kedua, untuk menjaga risiko pada portofolio Investasi (Risk Control). Di antara instrumen-instrumen investasi lainnya, SBN dinilai sebagai instrumen investasi dengan profil risiko moderat, karena bisa memberikan keuntungan relatif lebih tinggi daripada deposito, tapi dengan risiko yang relatif lebih tinggi juga. Namun, di sisi lain SBN juga memiliki keuntungan dan risiko yang relatif lebih rendah daripada saham.
Bicara soal SBN, saat ini Sukuk Tabungan Seri ST009 masih dalam masa penawaran sejak 11 November sampai 30 November. ST009 yang diterbitkan oleh pemerintah ini ditawarkan dengan kupon floating with floor sebesar 6,15% per tahun dan tenor 2 tahun yang jatuh tempo pada 10 November 2024.
Adanya ekspektasi suku bunga BI 7DRR yang masih akan naik setidaknya sampai dengan kuartal I/2023 membuat ST009 sangat menarik di mata investor. Dari sinilah investor akan mencari instrumen-instrumen investasi yang aman dengan potensi return yang optimal.
ST009 Bisa Jadi Passive Income, Halal dan Menguntungkan
Bagi anda yang memiliki preferensi syariah, investasi di ST009 bisa menjadi pilihan untuk melakukan diversifikasi. Bicara soal Kehalalan, kupon ST009 sudah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) yang dinyatakan sesuai syariah.
Sementara dari sisi keuntungan, besaran kupon ST009 lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito. Jika bunga deposito saat ini dikisaran 1,9% hingga 2,5%, artinya memang lebih rendah dibanding kupon ST009 sebesar 6,15% per tahun. Tentunya imbal hasil ini lebih menarik dan menguntungkan.
ST009 Menjadi Green Sukuk Ritel Terakhir Tahun ini
Green Sukuk artinya, dana yang dihimpun dari masyarakat atas penerbitan ST009 akan digunakan pemerintah untuk membiayai proyek ramah lingkungan. Penerbitan ST009 in dilakukan sesuai dengan The Republic of Indonesia SDGs Government Securities Framework yang telah disusun oleh pemerintah. Green Sukuk sendiri diterbitkan pertama pada tahun 2018 dan terus berlanjut hingga saat ini.
Berapa Potensi Keuntungan Investasi ST009?
Di atas adalah potensi imbal hasil jika anda berinvestasi di ST009! Imbal hasil tersebut berpotensi mengalami kenaikan dari sebelumnya 6,15% menjadi 6,65% (belum termasuk pajak 10%). Hal ini sesuai dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang resmi menaikkan suku bunga menjadi 5,25% pada November 2022. Artinya, investor yang membeli ST009 makin untung karena kupon yang diterima akan mengalami kenaikan pada tahun depan. Jadi, tunggu apalagi? Segera lakukan pembelian ST009 sekarang juga sebelum masa penawarannya berakhir.
Anda juga bisa merencanakan strategi investasi dan keuangan lainnya dengan Bibit Premium. Jika menjadi pengguna Bibit Premium, Anda bisa langsung berkonsultasi dengan Wealth Specialist untuk membahas seputar pengelolaan hingga pengembangan aset sesuai dengan tujuan keuangan. Selain itu, dapatkan juga informasi eksklusif melalui Wealth Specialist yang didedikasikan untuk anda.