Ivy League adalah asosiasi yang terdiri dari 8 universitas bergengsi terbaik dunia dan prestisius dengan rekam jejak terbaik serta memiliki standar yang tinggi. Universitas yang masuk dalam daftar Ivy League antara lain, Universitas Brown di Rhode Island, Universitas Columbia di New York, Universitas Cornell di New York, Universitas Dartmouth di Hampshire, Universitas Harvard di Massachusetts, Universitas Princeton di New Jersey, University of Pennsylvania di Pennsylvania, dan Universitas Yale di New Haven, Connecticut.
Setiap universitas memiliki program unggulan terutama di bidang medis, bisnis, teknik, hingga hukum. Jadi nggak heran, kalau Ivy League menjadi universitas terbaik yang banyak dilirik para pelajar di dunia. Namun karena menjadi incaran banyak orang, tentu diperlukan banyak persiapan mulai dari persiapan akademi sampai persiapan finansial agar bisa diterima di deretan universitas top dunia tersebut.
Yuk kita lihat penjelasannya supaya orang tua dan anak bisa bersiap dari sekarang!
1. Pondasi Bahasa dan Nilai Akademik
Pastikan anak memiliki pondasi berbahasa Inggris yang kuat jika ingin masuk ke universitas Ivy League dengan belajar berbahasa inggris yang sebaiknya dilakukan sejak masih anak-anak. Sebab, minimal skor TOEFL mencapai 550 untuk bisa diterima di universitas bergengsi ini.
Selanjutnya adalah nilai akademik, misalnya Siswa yang diterima di Columbia University memiliki IPK dalam kisaran A, skor Scholastic Aptitude Test atau Scholastic Assessment Test (SAT) di atas 1.200, dan skor American College Testing Program (ACT) di atas 25. Sebagai catatan, setiap universitas sangat selektif dan ada ribuan pelamar yang bersaing setiap tahunnya.
2. Personal Branding dan Esai
Seseorang harus punya nilai lebih dibanding calon pendaftar yang lain, mengingat tingkat penerimaan universitas ini hanya berkisar hingga 10%. Bahkan, Harvard University dan Yale University memperkirakan kalau tingkat peneriman angkatan 2025 kurang dari 5%. Adapun jebolah Ivy League diantaranya adalah Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama hingga Menteri Pendidikan RI Nadiem Makarim.
Sebelum melamar ke Universitas Ivy League, calon mahasiswa wajib membuat esai tentang mengapa ingin masuk ke universitas tersebut. Jadi, pastikan sudah melakukan riset mendalam mengenai semua hal tentang universitas yang ingin dituju. Mulai dari siapa dosen paling berpengaruh sampai tujuan akhir program universitas tersebut.
3. Biaya Pendidikan
Bukan rahasia lagi kalau biaya pendidikan semakin mahal dan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Bicara mengenai perkiraan tuition fee alias biaya kuliah, di Harvard University melalui situs resmi tercatat untuk tahun ajaran 2021-2022 sebesar USD 70 ribu sampai USD 80 ribu (sekitar Rp 1 miliar). Sementara untuk tahun berikutnya yaitu 2022-2023 mengalami kenaikan menjadi lebih dari USD 80 ribu atau sekitar Rp 1,1 miliar (kurs Rp 14.900 per USD).
Namun ada juga program beasiswa yang tentunya akan meringankan biaya pendidikan bagi mahasiswa dengan kriteria tertentu. Tentunya, tuition fee tersebut belum termasuk biaya-biaya yang harus dikeluarkan saat persiapan mulai dari kursus bahasa, biaya persiapan dokumen, hingga biaya jasa konsultasi pendidikan jika diperlukan. Pertimbangkan juga living cost seperti sewa apartemen, uang makan dan transportasi selama masa perkuliahan.
Pertanyaan selanjutnya: Bagaimana cara mempersiapkan biaya pendidikan agar orang tua siap jika saat itu tiba?
Pertama: Tentukan besaran tuition fee, misalnya di Harvard University untuk tahun ajaran 2022-2023 mencapai Rp 1,1 miliar. Jika saat ini usia anak 3 tahun, maka masih ada waktu sekitar 15 tahun untuk mencapai angka tersebut. (Catatan, pertimbangkan juga inflasi pendidikan setiap tahunnya!).
Kedua: Setelah mengetahui besaran biaya yang dibutuhkan, yuk kita hitung dengan membuat perbandingan berapa yang harus disisihkan setiap bulan! Tujuannya, agar orang tua siap dan tidak ada kendala biaya saat sudah diterima di universitas yang diinginkan.
Berikut adalah tabel perbandingan antara nabung di bank dengan Reksa Dana Saham (RDS) untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak:
Ketiga: Dari hitungan di atas, jika kamu menabung Rp 3 juta per bulan selama 15 tahun maka hasilnya adalah Rp 1,2 miliar bahkan bisa lebih dari target dana pendidikan yang harus dibayarkan. Berbeda jika kamu menabung di bank, maka kamu butuh Rp 6 juta per bulan untuk bisa mencapai Rp 1,1 miliar tersebut.
Karena ini adalah tujuan jangka panjang, kamu bisa memilih RDS yang cocok untuk tujuan lebih dari 5 tahun. Meskipun pergerakan RDS cenderung fluktuatif, namun dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih optimal. Tetap diingat prinsip “High Risk High Return”, ya!
Dari penjelasan di atas, semoga bisa memberikan gambaran dan kamu nggak bingung lagi saat menentukan persiapan dana pendidikan untuk anak-anakmu nanti. Kalau sudah paham poin-poinnya, kamu tinggal eksekusi dan menyiapkan portofolio investasi dana pendidikan anak di aplikasi Bibit.