Investasi Emas atau Obligasi FR, Mana yang Lebih Menarik?

Emas merupakan salah satu instrumen investasi yang sudah cukup lama dikenal masyarakat luas. Mungkin ketika diajarkan cara berinvestasi oleh orang tuamu, emas menjadi salah satu pilihan utama. Hal ini  karena emas memiliki persepsi sebagai instrumen yang rendah  risiko dan return cukup tinggi untuk melawan inflasi.

Di sini, kita mau melihat perbandingan emas dengan instrumen investasi lain yang juga terbilang aman, seperti  Obligasi Fixed Rate (FR) atau Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia.

Lantas dari kedua instrumen ini, mana yang lebih menarik? Artikel ini  akan membahas perbandingan dan karakteristik dari keduanya. 

Return

Emas merupakan logam mulia yang memiliki karakteristik unik. Berbeda dengan komoditas lain yang umumnya digunakan sebagai bahan baku, emas lebih umum digunakan sebagai sarana lindung nilai dari inflasi. Dahulu, emas bahkan pernah digunakan sebagai standar keuangan dalam sistem moneter di berbagai negara.

Di sisi lain, Obligasi FR merupakan instrumen investasi dengan karakteristik guaranteed return. Ketika seorang investor melakukan pembelian Obligasi FR, maka tingkat imbal hasil (yield) yang diterima dapat dikunci apabila dipegang hingga jatuh tempo. Selain itu, pengembalian modal dan kupon Obligasi FR juga terbilang aman karena 100% dijamin oleh negara tanpa batas maksimal.

Secara performa, investasi mana yang memberikan return lebih tinggi? Untuk mengetahui hal ini, kita bisa coba lihat perbandingan antara harga emas dunia dengan tingkat return obligasi pemerintah. 

Perbandingan Kinerja 10 tahun-Investasi Obligasi FR Vs Emas 

Dari chart di atas, dapat dilihat bahwa dalam periode 10 tahun, return emas (USD) masih berada di bawah tingkat inflasi serta hanya kurang dari setengah return obligasi pemerintah.  Imbal hasil dari emas baru terlihat lebih baik ketika dikonversi ke dalam mata uang IDR, di mana hal ini lebih disebabkan oleh faktor penguatan USD terhadap IDR dalam 10 tahun terakhir. Namun bahkan dengan memasukkan faktor nilai tukar tersebut, selisih return emas, dan obligasi pemerintah hanya sebesar 0,21%.

Volatilitas Harga

Selama ini emas dikenal sebagai instrumen yang memiliki pergerakan harga stabil dalam jangka panjang. Namun bagaimana volatilitas harga emas jika dibandingkan dengan Obligasi FR? Coba kita lihat grafik berikut:

Kita bisa lihat bahwa pergerakan harga emas (USD) sempat mengalami fase koreksi pada 2013. Setelah cenderung bergerak flat selama 5 tahun, baru kenaikan kembali berlanjut hingga mencapai level all-time high pada 2023. Kenaikan emas memang terlihat lebih stabil ketika dikonversi ke IDR, namun sekali lagi ini lebih dikarenakan faktor nilai tukar. 

Di sisi lain, kenaikan indeks obligasi pemerintah terlihat stabil sejak 2008. Meski pernah melemah tipis, namun dalam jangka panjang trend-nya selalu bergerak naik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam panjang, volatilitas pergerakan harga emas tidak lebih stabil jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah.

Sumber Imbal Hasil

Ketika kamu berinvestasi pada instrumen emas, maka keuntungan yang diharapkan datang dari apresiasi atau kenaikan harga. Salah satu alasan investasi emas cukup populer di masyarakat adalah karena nilainya yang diyakini akan terus naik dalam jangka panjang dan sifatnya yang likuid. 

Mirip dengan investasi emas, Obligasi FR juga sangat likuid sehingga kamu bisa melakukan penjualan Obligasi FR tanpa harus menunggu jatuh tempo. Namun, apabila kamu tetap memegang instrumen ini, maka kamu akan mendapatkan passive income berupa pembayaran kupon yang ditransfer setiap 6 bulan. Menariknya lagi, kupon obligasi FR dihitung secara harian. Artinya, ketika kamu melakukan penjualan obligasi FR di antara tanggal pembayaran kupon, maka kamu masih berhak mendapatkan kupon berjalan (accrued interest) dari tanggal pembayaran kupon terakhir hingga tanggal penjualan.  

Spread (Selisih Harga)

Ketika kita hendak melakukan penjualan instrumen emas atau obligasi yang dimiliki, maka nilainya akan bergantung pada harga pasar saat itu. Namun kamu perlu tahu bahwa harga yang digunakan akan mengacu pada harga jual untuk Obligasi FR, atau biasa disebut harga buyback pada emas. Selisih antara harga pasar dan harga jual (buyback) ini biasa dikenal dengan istilah spread. Semakin kecil spread, maka berpotensi semakin menguntungkan bagi investor.

Lantas bagaimana perbandingan spread antara kedua instrumen ini? Coba kita cek dengan menggunakan kuotasi harga Obligasi FR di Bibit dan harga emas yang dilansir dari laman resmi logammulia.com.

Dari tabel di atas, terlihat dengan mengambil contoh obligasi seri FR0096 di Bibit, spread atau selisih antara harga beli dan jual hanya sebesar 0,67%. Sementara pada tanggal yang sama, selisih antara harga beli dan harga buyback untuk produk emas mencapai 12,75%. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen obligasi FR memiliki spread yang jauh lebih kecil dibandingkan emas.

Penyimpanan (Custody)

Faktor lain yang juga menjadi pembeda antara kedua instrumen ini adalah tempat penyimpanan. Kita tentu tahu bahwa emas memiliki bentuk fisik, sehingga memiliki  risiko yang melekat seperti kerusakan maupun kehilangan. Dalam hal ini, investor perlu menyediakan tempat khusus yang dirasa aman. Selain itu, investor juga dapat menyewa jasa penyimpanan / safe deposit box, namun tentu saja dengan tambahan biaya. Untuk diketahui, saat ini juga sudah terdapat produk emas digital, dimana penyimpanannya dilakukan pada Pengelola Tempat Penyimpanan yang berizin. Apabila kamu mau mengambil fisik emas-nya, maka perlu dilakukan verifikasi kepemilikan terlebih dahulu.

Berbeda dengan emas, Obligasi FR diterbitkan secara scripless atau tanpa fisik warkat. Ketika kamu melakukan pembelian instrumen ini, maka kepemilikannya akan tercatat di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) atas nama kamu sendiri. Selain itu, kamu juga bisa melakukan pengecekan kepemilikan kamu melalui fitur Akses KSEI, sehingga kamu dapat berinvestasi dengan rasa aman.

Kesimpulan

Meski sama-sama memiliki persepsi sebagai instrumen investasi yang aman, namun emas dan Obligasi FR memiliki beberapa aspek yang berbeda. 

  • Pertama, tanpa memasukkan faktor nilai tukar, imbal hasil dari emas dalam periode 10 tahun masih berada di bawah inflasi. Hal ini berbeda dengan Obligasi FR yang memiliki return lebih tinggi dari inflasi serta dua kali lebih tinggi dari emas. 

  • Kedua, pergerakan harga emas sempat mengalami fase koreksi dan stagnasi yang cukup panjang sebelum kembali dalam trend naik. Di sisi lain, pergerakan indeks Obligasi pemerintah menunjukkan kenaikan yang lebih stabil. 

  • Ketiga, investasi emas tidak mendapatkan passive income, berbeda dengan Obligasi FR yang memiliki fitur pembayaran kupon. 

  • Keempat, meski sama-sama memiliki selisih antara harga beli dan harga jual (spread), namun spread pada obligasi terlihat jauh lebih kecil dibandingkan dengan emas.

  • Kelima, karena merupakan instrumen dengan wujud fisik, emas memiliki risiko kerusakan, kehilangan, serta membutuhkan tempat penyimpanan khusus. Hal ini berbeda dengan Obligasi FR yang diterbitkan secara scripless (tanpa warkat) dan dicatat secara aman pada KSEI. 

Itulah pembahasan mengenai pilihan investasi emas dan Obligasi FR. Lantas, investasi manakah yang dirasa lebih cocok untuk kamu?

Siap investasi di Obligasi FR? Jangan lupa sesuaikan dengan tujuan dan kemampuan keuangan supaya investasi yang dilakukan lebih optimal. 

Writer: Investment Research Team

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.