Sekarang melakukan pembayaran jadi lebih mudah dengan adanya e-wallet, pay later dan kartu kredit. Saking mudahnya bertransaksi pakai kartu kredit, jumlah transaksi kartu kredit di Indonesia tercatat naik 9,53% dari Rp 151,49 triliun jadi Rp 166,07 triliun dari data statistik sistem pembayaran Bank Indonesia.
"Pakai kartu kredit tuh berguna buat dana darurat di luar kemampuan aku, jadi lebih mudah atur budget bulanannya", kata Fitri, seorang dengan posisi pekerjaan Compliance and Risk Manager.
"Kartu kredit berguna banget pas gue traveling ke luar negeri", tambah Ergy, seorang dengan profesi HR Manager.
Berbeda dengan Ben, Support Manager di salah satu startup di Jakarta, "Dulu memang pakai CC (Credit Card) nguntungin, karena setiap sekali gesek nggak ada biaya, tapi sekarang justru kena biaya. Apalagi cicilan sekarang naik 6%, kalo gue nunggak sekali saja biaya denda yang harus gue bayar udah gede banget, bisa gali lobang tutup lobang doang".
Sementara survei Brilio bersama Jakpat, menunjukan 44% alasan anak millenials menggunakan kartu kredit itu karena ada diskon dan cashback, mereka mencoba hemat dengan mengandalkan promo yang ditawarkan. Sebanyak 38% millenials lebih memilih memakai kartu kredit buat dana daruratnya, misalnya seperti biaya ke rumah sakit. Ada 16% data menunjukan kartu kredit lebih praktis buat mereka yang cashless. Dan 1% sisanya sekedar untuk status sosialnya.
Di samping itu, ada 44% alasan millennials yang enggan memakai kartu kredit karena kemudahannya bisa bikin mereka jadi boros. 17% dari mereka bukan karena nggak ingin pakai kartu kredit, tapi sayangnya karena belum di approved oleh pihak bank. Lalu 28% dari mereka merasa pakai kartu kredit bisa berpotensi terjerat hutang. Dan 11% dari merasa takut bunga yang ditawarkan kartu kredit terlalu tinggi.
Bagaimana cara kerja kartu kredit?
Kartu kredit memudahkan kamu bertransaksi dengan memanfaatkan kredit dari pihak bank, tentunya sesuai jangka waktu dan limit yang sudah ditentukan. Limit kredit yang bisa kamu gunakan ditentukan dari pihak bank. Biasanya limit dilihat dari seberapa besar gajimu per bulannya, makanya saat mengajukan kartu kredit diperlukan slip gaji, agar ditentukan dari kemampuanmu membayarnya.
Sementara, jangka waktunya diberikan satu bulan setiap tanggal yang kamu tentukan, misalnya tanggal 1 atau 25 tagihan akan keluar dan jatuh tempo bisa sekitar 5 hari. Jadi, kartu kredit inilah alat bantu kamu melakukan transaksi dalam jangka pendek yang wajib kamu bayarkan.
Makanya, sistem penggunaan kartu kredit pun sebenarnya gampang. Selama kamu melakukan pembayaran dengan tepat waktu dan bisa hindari tinggi saldo kredit kamu, maka kartu kredit bisa bantu kamu dalam persoalan uang. Berbalik kalau kamu melewati batas waktu hingga sudah jatuh tempo, dampaknya kamu bisa kena denda sesuai bunga yang sudah ditetapkan pihak bank.
Nggak ada salahnya memakai kartu kredit, selama kamu bisa melunasi tagihan setiap bulannya sesuai kemampuan financial kamu. Misalnya kamu mencicil iPhone seharga Rp 15 juta, perbulannya kamu bisa membayar cicilan sekitar 1,2 juta. Nah, selama kamu bisa membayarnya sebelum tanggal jatuh tempo, kamu tidak akan dikenakan denda.
Tentunya akan jadi masalah kalau kamu menggunakan kartu kredit yang telat bayar. Bayangin denda yang harus kamu tanggung, berdasarkan data dari beberapa perbankan nasional biaya keterlambatan pembayaran sebesar 3% dari total tagihan kamu perbulannya. Ini bisa jadi money trap yang kamu sendiri nggak sadari.
Apa itu money trap?
Money trap adalah jebakan uang yang bisa memicu kita berperilaku konsumtif. Nah, kartu kredit bisa jadi money trap di saat kebutuhan kamu sudah melebihi batas kemampuanmu. Faktornya, karena gaya hidup yang melebihi kapasitasmu, misalnya ikut-ikutan tren atau membeli gadget baru karena gengsi semata. Padahal, kalau apa yang kamu beli sesuai dengan kemampuan kamu itu sah-sah saja,karena dari awal bank sudah menentukan limit sesuai dari gaji bulanan kamu. Jadi, selama menggunakan kartu kredit sesuai fungsi dan kemampuan batas pembayaran kamu setiap bulannya, kamu nggak akan terjebak hutang dari kartu kredit.
Terus gimana kalau sudah terjebak hutang karena pemakaian kartu kredit?
Kalau tagihan sudah menunggak, sebaiknya benahi keuanganmu. Atur ulang dengan memisahkan pemasukan dan pengeluaran, sisihkan 50% dari penghasilan kamu untuk membayar cicilan. Kalau masih kurang bisa kamu naikkan persennya, karena kamu tetap harus memprioritaskan tagihan kartu kreditmu. Tunda dulu keinginanmu, supaya bunga nggak semakin bengkak. Selesaikan sampai lunas dan jangan sampai terjebak untuk kedua kalinya.
Gimana mencegah money traps?
Pisahin tabungan kamu terlebih dahulu. Pertama untuk kebutuhan, kedua untuk keinginan. Tentukan list apa saja yang memang kebutuhanmu, misalnya membayar cicilan rumah, belanja bulanan dan biaya transportasi. Hitung lagi berapa jumlah total semua kebutuhan kamu, lalu sisanya bisa kamu sisihkan untuk keinginan misalnya membeli gadget, barang branded atau traveling bisa kamu pisahkan, karena keinginan kamu bisa jadi self reward buat diri kamu sendiri. Selama kamu bisa mengatur keinginan kamu sesuai kemampuanmu, keuangan kamu aman, hidup pun lebih nyaman.