Bibit AMA: Reksa Dana Obligasi di 2020

Bibit kembali mengadakan sesi AMA (Ask Me Anything) di Twitter @bibitid (28/1)! Di sesi tanya jawab kali ini, Bibit berkolaborasi dengan Dimas Ardinugraha, Investment Specialist di Manulife Asset Management (MAMI). AMA kali ini membahas seputar reksadana obligasi beserta proyeksi kinerjanya pada tahun 2020 kedepan. Buat kamu yang belum sempat ikut kemarin, simak rangkumannya di bawah ini ya.

Tahun 2019 cukup menantang bagi investor reksa dana saham (RDS), namun investor reksa dana obligasi nampaknya cukup sumringah dengan keadaan tahun lalu.

Apa sih reksa dana obligasi?

Reksa dana yang sebagian besar berinvestasi pada obligasi atau surat utang, baik obligasi pemerintah atau perusahaan yang jatuh tempo diatas 1 tahun. Secara singkat, obligasi seperti buka usaha sendiri, tapi modalnya pinjem dari orang lain. Nah, orang yang memberi pinjaman dapet bunga, tanpa melihat usahanya untung atau rugi.

Kinerja Pasar Obligasi Indonesia di tahun 2019 tergolong solid, didorong suku bunga rendah dan return obligasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi. Dibandingkan banyak negara lain, kinerja Pasar Obligasi Indonesia menjadi salah satu yang paling tinggi.

Lalu, apakah kinerja reksa dana obligasi pada tahun 2020 akan terulang atau jadi lebih baik?

Di 2020, Manulife melihat obligasi Indonesia punya potensi return yang menarik, didukung iklim suku bunga rendah, Rupiah stabil, dan potensi return obligasi yang lebih menarik dibandingkan banyak negara lain. Era suku bunga rendah bisa menaikkan harga obligasi.

Kenapa tren penurunan suku bunga BI bisa bikin harga obligasi naik?

Suku bunga BI jadi acuan bank menentukan bunga simpanan. Kalau suku bunga bank turun, investor cari investasi yang lebih baik, maka permintaan akan obligasi juga naik. Kalau permintaan naik, harganya juga cenderung naik kan? Kalau harganya naik, investasi ikut naik.

Di 2020, diperkirakan akan terjadi 2 kali penurunan suku bunga Indonesia. Tentunya, ini merupakan hal positif untuk pergerakan pasar obligasi Indonesia.

Di aplikasi Bibit, Reksa Dana Manulife Obligasi Unggulan Kelas A (MOU-Kelas A) berhasil tumbuh sebesar 11.3% pada 2019. Asik kan?

Manulife Obligasi Unggulan Kelas A cocok untuk investor Bibit yang ingin berinvestasi dengan jangka waktu menengah, sekitar 3 - 5 tahun. Asyiknya pada MOU, kamu bisa invest mulai dari Rp 10.000,-

Kalau kalian mau investasi secara syariah, Manulife punya Reksa Dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia (MSSI). Sama seperti MOU, investasi pada MSSI juga bisa mulai dari Rp10.000,- dan kinerjanya mencapai 9.76% sejak Januari 2019 - Desember 2019.

Di bawah ini, kami sudah merangkum beberapa pertanyaan selama sesi AMA berlangsung beserta jawabannya. Sila disimak ya!

  1. Apakah reksadana obligasi pasti memberikan keuntungan?

    Potensi imbal hasil selalu ada, dan sejauh ini view kita tetap positif, tapi market selalu dinamis dan risiko tetap ada. Ada beberapa risiko yang tdk dapat dipredikisi seperti kondisi geopolitik, negosiasi dagang AS-China yang bisa menyebabkan perubahan kondisi pasar.

  2. Apa kelebihan dan kekurangan membeli obligasi langsung dibandingkan membeli reksadana obligasi?

    Kedua instrumen sama-sama memberi potensi imbal hasil yang menarik, namun salah satu kelebihan reksa dana obligasi adalah investor bisa langsung melakukan diversifikasi dalam berbagai obligasi pemerintah dan korporasi.

  3. Apakah saat reksadana obligasi turun, berarti reksadana saham selalu akan naik?

    Hal ini tidak menentu. Contohnya pada 2017 lalu, IHSG naik 20% dan pasar obligasi berdasarkan Indeks Bloomberg juga naik 17%.

  4. Mengapa produk Reksadana Obligasi dari Manulife memiliki campuran pasar uang dan tidak murni obligasi saja?

    Semua reksa dana, baik saham maupun obligasi umumnya ada porsi pasar uangnya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan likuiditas saat investor melakukan pencairan atau pengalihan (switching) reksa dananya.

  5. Apa kelebihan Manulife Obligasi Unggulan Kelas A (MOU) dan Manulife Obligasi Negara Indonesia (MONI)?

    Untuk MOU, investasi dilakukan pada obligasi korporasi yang berpotensi memberikan imbal hasil lebih. MOU berinvestasi pada obligasi korporasi dengan investment grade dan sudah melalui proses seleksi ketat, jadi risiko gagal bayar terminimalisir. Sedangkan MONI berinvestasi di obligasi pemerintah saja, jadi risiko gagal bayar relatif rendah, karena obligasi pemerintah dijamin oleh negara.

Jangan lupa follow Twitter @bibitid dan nantikan sesi AMA berikutnya!