Dalam seminggu terakhir, baik global maupun domestik masih diselimuti oleh euforia. Indeks Dow Jones di Amerika Serikat sempat menyentuh angka 30,000 lebih yang merupakan titik tertinggi sepanjang sejarah. Begitu pula dengan IHSG yang terus menanjak hingga lebih dari level 5,800. Apa saja yang mempengaruhi kenaikan ini?
Harapan Pemulihan dari Vaksin
Meski sudah ada kabar bahwa vaksin yang diproduksi oleh Moderna memiliki tingkat kemanjuran hingga 95%, hal ini belum menjamin keamanannya untuk digunakan secara massal. Masih banyak tahapan yang harus dilalui hingga vaksin bisa benar benar layak untuk produksi.
Dikutip dari Vox, meski vaksin Covid-19 sudah digunakan sekalipun, hal ini bukan berarti bisa mencegah penularan dari orang telah divaksin kepada orang yang belum terinfeksi. Sebab, vaksin belum tentu menonaktifkan virus secara total, hanya mengurangi keparahan gejalanya saja.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh Powell, gubenur Bank Sentral AS. Isu vaksin hanya baik dalam jangka menengah saja. Namun, banyak ketidakpastian bagaimana vaksin ini bisa diproduksi dan didistribusi untuk memenuhi kebutuhan global. Sehingga, jangan sampai perkembangan vaksin ini membuat investor euforia berlebihan.
Aktivitas Manufaktur Tercatat Meningkat
Berdasarkan Bloomberg, aktivitas manufaktur dunia meningkat dengan angka terbaik dalam 1 dekade terakhir. Ini ditunjukan dari data Global Manufacturing PMI yang naik 0.7 poin menjadi 53.7. Tentu, ini adalah kabar baik yang menunjukan pemulihan aktifitas perekonomian.
Namun, hal ini tidak menjadi jaminan bahwa pemulihan ekonomi sudah sangat baik. Mengingat masih banyaknya kenaikan kasus Covid di Amerika dan Eropa. Daya beli masyarakat juga belum kembali normal, karena pengangguran yang masih lebih tinggi dibandingkan kondisi sebelum pandemi.
Perbaikan Kinerja Perusahaan Domestik
Perusahaan yang sahamnya masuk dalam LQ-45, rata – rata mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 48% pada kuartal 3 dari kuartal sebelumnya. Ini menunjukan adanya perbaikan kinerja, meskipun bila dilihat secara tahunan, kinerjanya masih di bawah tahun 2019.
Kenaikan kinerja ini jadi salah satu faktor yang mendukung adanya kenaikan IHSG akhir – akhir ini, selain didukung dengan adanya arus masuk investor asing yang cukup besar selama beberapa minggu terakhir.
Adanya stimulus moneter dari Bank Indonesia juga mampu mendukung kinerja emiten kedepannya melalui kebijakan suku bunga yang rendah yang sudah mencapai 3,75%. Kebijakan ini akan terus dipertahankan hingga ada tanda pemulihan ekonomi. Hal ini juga mendukung perusahaan agar kinerjanya lebih cepat pulih seperti sebelum pandemi.