Buat kamu yang mau berinvestasi lebih stabil, kamu wajib tahu reksa dana pasar uang. Makanya, kita mengadakan Kelas Bibit bersama Toufan Yamin, Investment Specialist dari Sucor Asset Management. Reksa dana pasar uang (RDPU) adalah jenis reksa dana yang didalamnya berisi pasar uang, alias surat hutang.
Contoh dari instrumen pasar uang adalah deposito yang diterbitkan oleh bank dan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan/pemerintah, yang akan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.
Mengapa kurang dari 1 tahun? Karena semakin pendek waktu jatuh temponya, maka semakin kecil resiko dari instrumen investasi tersebut. Karena mayoritas isi dari reksa dana pasar uang adalah instrumen yang jatuh temponya pendek, RDPU memiliki pergerakan harga yang lebih stabil (resiko lebih kecil) dibandingkan jenis reksa dana lainnya.
Reksa dana pasar uang sebagai alternatif dari Deposito
RDPU sebenarnya mirip dengan deposito, tetapi bisa jadi alternatif yang lebih menarik karena beberapa hal:
1. Menawarkan Bunga Lebih Tinggi
Dana kelolaan dalam reksa dana pasar uang (RDPU) memiliki nilai yang jauh lebih besar daripada investasi pada deposito secara perorangan. Sebab dalam pasar uang, aturannya adalah semakin besar dana yang diinvestasikan, maka semakin besar potensi return yang didapatkan. Akibat dana kelolaannya yang besar, maka RDPU bisa mendapatkan penawaran bunga lebih tinggi.
Jadi meskipun sama-sama instrumen jangka pendek yang stabil, reksa dana pasar uang mempunyai potensi return lebih besar.
2. Dana Bisa dicairkan Kapan Saja
Karena reksa dana pasar uang menginvestasikan uangnya pada beberapa instrumen pasar uang dengan jatuh tempo yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan dana kapanpun investor ingin mencairkan investasinya. Ketika kamu menjual RDPU, dana kamu bisa cair dalam waktu kurang dari 1 minggu. Hal ini berbeda dengan deposito individual yang mana investor harus mengikuti ketentuan jatuh tempo dari bank untuk mencairkan investasinya.
3. RDPU Bebas Pajak
Keuntungan investasi kamu tidak terpotong lagi karena RDPU bebas pajak. Berbeda dengan deposito yang masih terkena pajak sebesar 20%.
Ada beberapa pertanyaan menarik juga saat kelas berlangsung.
1. Lebih baik investasi secara lump sum (investasi sekaligus) atau dengan DCA (secara rutin)?
Menggunakan kedua metode tersebut tidak menjadi masalah, asalkan disesuaikan dengan kebutuhan dana investor masing-masing. Bila investor tidak memiliki kebutuhan untuk menggunakan uangnya dalam jangka pendek, bisa menggunakan lump sum untuk mendapatkan hasil investasi yang compounding (bunga berbunga). Tetapi bila kita memiliki uang yang terbatas, maka bisa berinvestasi dengan DCA (secara rutin) dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan rutin (misalnya bulanan).
2. Bagaimana cara memilih RDPU yang baik ?
Kita harus melihat bagaimana manajer investasi mengelola sebuah RDPU, apakah cara pengelolaannya sesuai dengan yang kita mau atau tidak. Misalnya, disaat ekonomi sedang lesu seperti saat ini, beberapa MI cenderung memilih instrumen surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daripada swasta, tujuannya untuk memperkecil resiko. Bila kamu juga ingin memperkecil resiko, maka RDPU dengan pengelolaan seperti ini cocok untuk dipilih. Semua informasi ini bisa ditemukan di fund fact sheet pada produk reksadana, dan bisa dibaca di aplikasi Bibit.
Selain itu, kamu juga bisa melihat dana kelolaan RDPU tersebut. Semakin tinggi dana kelolaannya mencerminkan RDPU tersebut dipercaya kualitasnya oleh banyak investor, danyang kemungkinan besar sudah memiliki track record yang baik di masa lalu.
3. Bila tidak ada kebutuhan jangka pendek dan memiliki profil risiko yang agresif, apakah perlu investasi pada RDPU?
Investor agresif juga bisa memanfaatkan RDPU untuk menyimpan uangnya sementara waktu.
Misalkan seorang investor senang berinvestasi di saham atau reksadana saham. Ketika kondisi pasar saham sedang buruk, biasanya investor menjual investasinya dan menyimpan uangnya di tabungan.
Nah, RDPU bisa menjadi alternatif untuk menyimpan uang dengan return yang lebih besar daripada tabungan biasa saja, yang biasanya ada fee. Jadi kita bisa menikmati keuntungan yang maksimal, sambil menunggu waktu yang tepat untuk berinvestasi pada saham/reksadana saham kembali. Pantau terus Instagram dan Twitter Bibit biar kamu bisa join di Kelas Bibit selanjutnya~