Buat Investor Reksa Dana, Pilih Strategi Dollar Cost Averaging (DCA) atau Lump Sum?

Pada umumnya ada 2 strategi investasi yaitu Dollar Cost Averaging (DCA) dan lump sum. Strategi investasi Dollar Cost Averaging (DCA) berarti nabung rutin setiap bulan secara konsisten. Sedangkan strategi investasi lump sum berarti menaruh seluruh uang investasi kamu sekaligus. Namun, strategi mana yang dipilih? Berikut ini perbandingan investasi menggunakan strategi DCA vs Lump Sum.  

Dollar Cost Averaging

Artboard 1 copy (3).png

Bila pakai strategi nabung rutin maka kamu mendapatkan harga beli rata-rata di tengah kenaikan dan penurunan harga reksa dana. Oleh karena itu, kamu mendapatkan keuntungan investasi lebih optimal. Lalu, kenapa tidak beli sekaligus di saat harga rendah dan jual di harga tinggi? Realitanya, bahkan orang yang sudah lama berinvestasi tidak mudah untuk memprediksi dengan tepat kapan harga terendah dan tertinggi terjadi.


Disisi lain, tidak peduli harga reksa dana sedang naik atau turun. Kamu tetap konsisten berinvestasi. Jadi, membantu untuk mengambil keputusan investasi yang lebih mudah dan terhindar dari keputusan investasi yang emosional. Di Bibit ada fitur nabung rutin yang membantu kamu agar tidak lupa nabung rutin.

Lump Sum

Artboard 1 copy 2 (3).png

Sedangkan strategi lump sum menempatkan seluruh modal kamu sekaligus dan mendapatkan 1 harga beli saja. Alhasil, keuntungan investasi yang diperoleh kurang optimal ditengah kenaikan dan penurunan harga reksa dana. Berdasarkan contoh diatas, strategi lump sum hanya memperoleh keuntungan sebesar 10%. Sedangkan strategi DCA, memperoleh keuntungan sebesar 15%. Namun, jika harga reksa dana selalu naik, maka strategi lump sum bisa menjadi pilihan. 


Kesimpulan

Strategi DCA cocok untuk investasi yang pergerakan harganya fluktuatif seperti reksa dana obligasi, reksa dana saham, dan reksa dana campuran. Selain itu, lebih mudah karena tidak perlu menentukan market timing sehingga tinggal konsisten nabung rutin setiap bulan aja.

Namun, strategi lump sum bisa kamu gunakan untuk investasi yang pergerakan harganya stabil seperti reksa dana pasar uang. Jika masih investor pemula biasanya akan lebih sulit untuk menebak arah fluktuasi harga. Maka biasanya disarankan menggunakan strategi DCA.