Serba-serbi SBN di 2023

Pemerintah akan kembali menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri Saving Bond Ritel (SBR012) mulai Januari 2023. Sembari menunggu, kita kenalan lebih dekat yuk dengan SBN! 

Apa Itu SBN?

SBN adalah surat berharga yang diterbitkan pemerintah untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bisa menjadi instrumen investasi bagi pemegangnya (investor) karena dapat memberikan imbal hasil atau keuntungan.

Apa Saja Jenis SBN?

Dari pengelolaannya, SBN dibagi menjadi dua jenis yaitu bersifat konvensional dan syariah. SBN konvensional sering dikenal juga sebagai Surat Utang Negara (SUN). Sementara, Surat Berharga Negara Syariah atau SBSN artinya pengelolaan didasari oleh fatwa dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dan mengikuti prinsip-prinsip syariah. 

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan SBN ritel konvensional dan syariah:

Konvensional

Syariah

Apa Saja Jenis Return SBN?

SBN Apa Saja yang Terbit pada 2022?

Apa yang Baru di 2023?

Pemerintah membuat strategi baru dalam menerbitkan SBN tahun ini dengan dua fokus utama. Berikut penjelasannya:

A. Frekuensi dan durasi

Pemerintah hanya menerbitkan satu SBN dalam satu masa penawaran pada 2022. Namun, pemerintah mengubah strategi dengan menerbitkan dua jenis SBN sekaligus dalam satu masa penawaran. Sebagai contoh, pada penerbitan SBR dengan tenor dua tahun, nantinya akan terdapat SBR berjangka waktu lebih panjang dengan kupon lebih tinggi. 

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Deni Ridwan lewat akun Instagram-nya bernama @kangdeni.ridwan.

Hal ini dilakukan supaya investor memiliki lebih banyak opsi. Apalagi, minat investor lokal semakin tinggi sekarang.Terbukti, jumlah investor baru SBN tembus 131.194 investor atau setara 135,3% dari target 2022 yang hanya 97 ribu investor.

Bahkan, porsi kepemilikan asing terhadap SBN semakin turun hanya sebesar 14,64% per 15 Desember 2022. Angka ini jauh lebih rendah dari porsi penguasaan investor asing pada 2019 yang mencapai 38,57%.

B. Kuota

Selain dari segi frekuensi dan durasi, pemerintah akan menambah kuota penjualan SBN sekitar 21% dari Rp107,38 triliun menjadi Rp130 triliun. Hal ini akan membuat peluang kamu untuk berinvestasi SBN semakin besar.

Jadi, buat kamu yang ketinggalan beli SBN pada tahun lalu, yuk siap-siap investasi SBN pada Januari ini! 

Sambil menunggu SBN, kamu juga bisa investasi reksa dana sebagai diversifikasi aset di aplikasi Bibit.

Ada berbagai pilihan jenis reksa dana, mulai dari Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Reksa Dana Obligasi (RDO), hingga Reksa Dana Saham (RDS). Kamu bisa pilih reksa dana yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuanganmu!

Writer: Tim CRM