Dilansir dari Investor.id, sebuah penelitian menyebutkan, 70% generasi milenial tidak mempunyai strategi investasi. Salah satu contoh, ketika punya modal yang cukup besar investor milenial yang rata-rata masih pemula cenderung ingin menginvestasikan semua ke satu instrumen dengan harapan dapat untung yang besar juga.
Sebenarnya strategi tersebut tidak salah. Namun, perlu diketahui bahwa besaran modal tidak menjamin return yang didapatkan akan tinggi pula. Terlebih jika menempatkan modal hanya di satu aset.
Coba bayangkan, bagaimana jika instrumen investasi itu suatu saat anjlok dan kamu tidak punya cadangan investasi di instrumen yang lain?
Jadi untuk mengantisipasi hal tersebut, strategi investasi seperti manajemen portofolio bisa menjadi solusi yang efektif. Pasalnya, manajemen portofolio bisa meminimalisasi kerugian. Bahkan, lebih dari itu pengelolaan portofolio yang tepat bakal mampu memaksimalkan keuntungan. Dan, akhirnya investasi kamu bisa menjadi “kendaraan” terbaik untuk mencapai tujuan keuangan.
Sebelum membahas cara membangun portofolio untuk mencapai tujuan keuangan dan keuntungan maksimal, mari kita bahas dulu pengertian portofolio investasi!
Apa Itu Portofolio Investasi?
Portofolio investasi adalah sekumpulan aset investasi yang terdiri dari berbagai aset atau instrumen yang dimiliki investor. Portofolio investasi bisa berupa aset properti, efek, emas, produk keuangan, barang-barang hobi bernilai investasi, dan sebagainya.
Jika dihubungkan dengan konteks reksadana, portofolio investasi dapat diartikan sebagai sekumpulan aset atau produk reksadana mulai dari reksadana saham, pasar uang, dan obligasi.
Dapat dikatakan pula portofolio investasi reksadana merupakan kumpulan tipe-tipe reksadana pilihan investor yang untuk mencapai tujuan investasi (goals).
Membangun Portofolio untuk Mencapai Tujuan Keuangan (Goals)
Secara sederhana manajemen portofolio adalah istilah untuk menyebut kegiatan mengelola kumpulan aset demi mencapai tujuan investasi.
Strategi ini dapat kamu terapkan dalam investasi reksadana di mana reksadana punya berbagai tipe produk, dengan karakteristik dan kelebihannya masing-masing.
5 Cara Mengelola Portofolio Reksadana
Berikut lima langkah untuk membangun portofolio reksadana untuk keuntungan maksimal.
1.Kenali Profil Risiko
Secara garis besar ada tiga profil risiko dalam dunia investasi, yaitu:
Konservatif: Investor pemula yang masih minim pengetahuan soal reksadana dan sangat menghindari adanya risiko investasi.
Moderat: Investor mulai percaya diri dengan mengambil jenis reksadana yang memiliki risiko sedang atau menengah.
Agresif: Investor telah memiliki wawasan yang luas mengenai investasi reksadana dan juga berani mengambil risiko yang tinggi.
Mengetahui profil risiko akan membuat pengelolaan portofolio reksadana menjadi lebih mudah. Karena kamu bisa mengukur berapa persen komposisi reksadana yang pas sesuai profil risikomu.
2. Diversifikasi
Diversifikasi investasi adalah sebuah strategi untuk mengurangi risiko dengan mengalokasikan dana investasi ke beberapa instrumen. Sehingga saat kinerja salah satu instrumen sedang menurun, investasi bisa tetap terbantu dengan kinerja dari instrumen lainnya.
Strategi ini juga dapat diaplikasikan dalam investasi reksadana dengan memilih lebih dari satu jenis reksadana dalam satu portofolio sesuai dengan kemampuan modal dan profil risiko.
Simulasinya, apabila kamu sudah mengetahui berprofil konservatif atau termasuk investor pemula. Maka lebih baik kamu membangun portofolio yang persentasenya sebagian besar portofolio reksadana pasar uang.
Mengingat reksadana pasar uang menjadi jenis reksa dana yang rendah risiko lantaran berisi efek-efek pasar uang berupa deposito dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun yang pergerakannya cenderung stabil.
Komposisi reksadana untuk diversifikasi ini dapat kamu lakukan sesuai profil risiko investasi yang lain. Sebagai contoh, profil risiko moderat direkomendasikan menempatkan sebagian besar reksadana obligasi dalam portofolio.
Sementara profil risiko agresif direkomendasikan sebagian besar reksadana saham.
Perhatikan tabel berikut untuk gambaran jelasnya.
3. Tentukan Tujuan Investasi
Dengan memiliki tujuan investasi, strategi membangun portofolio reksadana akan termotivasi untuk menggapai goals yang sudah ditentukan.
Selain itu, perhatikan juga time horizon atau jangka waktu investasi. Apakah kamu mau investasi untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang. Penggabungan antara tujuan investasi dan time horizon bisa membuat investasimu lebih terarah.
Katakanlah, kamu mau investasi jangka menengah untuk traveling ke luar negeri, mengumpulkan dana untuk DP mobil, dan lainnya dalam jangka waktu 3 tahun. Setelah kamu hitung ternyata dana yang diperlukan sekitar Rp72 juta sehingga kurang lebih kamu harus menabung rutin reksadana setidaknya Rp2 juta/bulan.
Bagaimana cara membangun portofolio investasi reksadananya? Kamu bisa tempatkan Rp2 juta untuk investasi rutin dalam beberapa komposisi reksadana seperti di bawah sesuai dengan profil risiko.
4. Pantau Portofolio
Investasi tak bisa memberikan keuntungan instan. Itu berlaku untuk semua instrumen termasuk reksadana. Karena itu, kamu perlu memantau portofoliomu secara berkala.
Lakukan evaluasi juga kalau salah satu reksadana di dalam portofolio mungkin mengalami penurunan atau kenaikan. Kamu bisa mengambil langkah selanjutnya, apakah itu switching produk reksadana, beli produk reksadana baru, atau top up lagi.
Baca Juga: Cara Memulai Investasi yang Aman dan Mudah
5. Ukur Kemampuan
Meski reksadana merupakan investasi yang minim risiko, kamu tetap tidak boleh sembarangan dalam menyetorkan modal investasi.
Sebaiknya dana yang disetor untuk membangun portofolio reksadana adalah penghasilan yang tidak mengganggu pemenuhan kebutuhan pokok.
Dengan kata lain, memang kamu khususkan untuk mencapai goals tertentu agar aktivitas investasi dan kebutuhan bisa berjalan seimbang.
Itulah cara lima cara membangun portofolio investasi reksa dana. Tidak sulit bukan? Ayo, bangun portofolio reksadanamu mulai dari sekarang untuk mewujudkan berbagai tujuan keuangan.