Bibit Weekly 22 Oktober: Strategi dan Cara Ngumpulin Dana Pensiun Agar Aman di Masa Tua

Pentingnya dana pensiun, cara ngitung sampai pemilihan instrumen investasinya sudah dibahas di Bibit Weekly sebelumnya. Selanjutnya, akan dibahas bagaimana mengumpulkan dana pensiun agar kita semua sudah siap dan merasa aman di masa tua nanti.

Ada banyak strategi yang bisa dilakukan saat mengumpulkan dana pensiun. Akan dijelaskan 3 poin yang diharapkan bisa kamu jadikan tips untuk mengumpulkan dana pensiun kamu sendiri. Simak poin-poinnya di bawah ini!

  1. Mulai Lebih Awal

Semakin cepat kamu memulai untuk menabung dana pensiun, maka semakin sedikit jumlah yang harus kamu sisihkan. Jika melihat tabel di bawah ini, terlihat bahwa jumlah yang harus disisihkan untuk dana pensiun sejak usia 25 tahun lebih sedikit dibanding mulai menyiapkan saat usia 45 tahun.

Sebagai catatan, tabel di atas hanyalah contoh. Setiap orang tentunya memiliki kebutuhan dan besaran dana pensiun yang berbeda-beda. Kamu bisa mencari tahu kebutuhan dana pensiun versi kamu dengan kalkulator Bibit, di sini! Dengan kalkulator tersebut, kamu bisa menghitung dana pensiun lebih akurat dengan data tambahan seperti pengeluaran dan angka harapan hidup. Tujuannya, agar dana pensiun kamu bisa kamu pakai sampai dengan usia harapan hidup kamu.

2. Diversifikasi Aset

Kamu bisa menempatkan dana investasi bulanan kamu dengan membaginya di beberapa instrumen investasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko investasi yang mungkin saja bisa terjadi. Sementara itu, dengan diversifikasi diharapkan return investasi yang sudah kamu targetkan bisa tercapai. 

Ini sesuai prinsip “Don't Put Your Egg in One Basket”, di mana kamu nggak cuma berinvestasi di satu instrumen investasi. Misalnya, kamu bisa menempatkan investasi kamu di deposito, reksa dana pasar uang, reksa dana saham, reksa dana obligasi, membeli saham langsung sampai berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN). Jadi, diversifikasi dapat membantu agar portofolio kamu bisa memberikan potensi imbal hasil yang optimal. 

Contoh cara diversifikasi aset sebagai berikut. Misalnya  kamu berencana pensiun di usia 55 tahun dan mulai menyiapkan dana pensiun saat masih single (25 tahun). Setelah menghitung, kebutuhan dana saat pensiun nanti sebesar Rp 2 miliar. Dengan profil risiko moderat dan mengharapkan potensi imbal hasil investasi sekitar 13% per tahun, maka komposisi portofolio bisa seperti di bawah ini:

3. Konsisten

Konsisten adalah kunci. Usahakan terus menerus “mencicil” dan menyisihkan dana pensiun yang sudah kamu hitung jumlahnya. Mengumpulkan dana pensiun merupakan komitmen jangka panjang, sehingga butuh sikap konsisten untuk mewujudkannya. 

Kalau nggak konsisten, tujuan keuanganmu akan lama tercapai atau bahkan bisa saja tidak tercapai. Dan terpenting, seiring dengan naiknya penghasilan kamu, tambahkan porsi untuk tabungan dana pensiun ini, ya!

Gimana kalau waktu pensiun sudah dekat?

1. Ada beberapa alasan kenapa seseorang nggak menyiapkan dana pensiun sejak awal dan baru menyadari pentingnya menyiapkan dana pensiun saat sudah dekat waktunya. Mulai dari mengabaikan kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi setiap tahun (inflasi), gagal merencanakannya saat masih muda, serta besaran penghasilan yang diterima dirasa belum cukup untuk mengumpulkan dana pensiun.

Kalau sudah dihadapkan dengan alasan tersebut, menunda masa pensiun bisa menjadi pilihan. Misal target awal pensiun di usia 55 tahun, namun baru mulai bisa menyiapkan dana pensiun saat usia 40 tahun. Jika waktu yang tersisa 15 tahun belum cukup untuk mengumpulkan dana pensiun, maka kamu bisa mengubah target pensiun di usia 60 tahun sehingga masih punya waktu 20 tahun lagi untuk menyiapkannya.

2️. Memilih instrumen investasi dengan risiko rendah bisa menjadi pilihan, misalnya dengan berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Sebagai contoh, Pak Rahmat saat ini berusia 55 tahun dan akan pensiun pada usia 60 tahun. Artinya, Pak Rahmat punya waktu 5 tahun lagi untuk menyiapkan hari tuanya.

Lalu setelah melakukan perhitungan, Pak Rahmat akan mendapatkan uang pensiun sekitar Rp 2 miliar saat masuk masa purna bakti. Kebutuhan pensiun berdasarkan hitungan biaya hidupnya adalah Rp 5 miliar, sehingga ada kekurangan Rp 3 miliar yang perlu dikumpulkan. 

Maka, Pak Rahmat bisa mulai menyisihkan sisa kebutuhan dana pensiun dengan berinvestasi di RDPU. Tentunya, masa kerja akan mempengaruhi besaran penghasilan, yang diharapkan bisa menyisihkan dana lebih besar setiap bulannya untuk dana pensiun. Lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekali, ya!

Semoga kamu sudah menemukan jawaban mau hidup seperti apa saat pensiun nanti. Tentunya, semoga saat ini kamu sudah mulai menyisihkan sedikit demi sedikit dana pensiun untuk memenuhi kebutuhan saat hari tua nanti. Yuk, konsisten nabung rutin untuk hari tua supaya hidup makin sejahtera!