Bagaimana Mengumpulkan Dana Darurat Dari Gaji?

unsplash-image-66PlOuRRvS8.jpg

Kamu akan merasa aman, bila mempunyai dana darurat karena bisa membiayai kebutuhan saat mendesak. Jadi tidak perlu menggunakan dana kebutuhan sehari-hari atau investasi. 

Sebaiknya, kamu hanya pakai saat kondisi darurat dan sedia selalu. Maka perlu disimpan secara aman, terutama saat kamu ingin belanja online. Solusinya, pisahkan dana darurat dari rekening sehari-hari agar tidak terpakai. Contohnya simpan di reksa dana pasar uang yang tidak ada biaya admin dan imbal hasil lebih tinggi dari suku bunga tabungan konvensional. 

Kamu bisa siapkan dana darurat dengan strategi dibawah ini (sumber: sikapiuangmu.ojk.go.id): 

  1. Hitung rata-rata pengeluaran bulanan agar menentukan jumlah dana darurat yang tepat

  2. Rutin alokasi pendapatan, misal 10-20% dari gaji selama 10 bulan ke depan

  3. Bisa memprioritaskan pengeluaran bulanan dan monitor kondisi dana darurat

Contoh Kasus:

Ahmad seorang first jobber dan single mempunyai pengeluaran bulanan sebesar Rp 2.000.000 . Oleh karena itu, Ahmad menyiapkan dana darurat untuk 6 bulan.

Dana Darurat  = pengeluaran per bulan x  6 

= Rp 2.000.000 x 6 

= Rp 12.000.000

Maka Ahmad perlu menyiapkan Rp 12.000.000 untuk dana darurat. Caranya dengan menyisihkan Rp 1.000.000 per bulan selama 12 bulan ke reksa dana pasar uang di aplikasi Bibit. Setelah terkumpul, Ahmad bisa gunakan dana darurat saat keadaan tak terduga. 

Misal terpakai untuk memperbaiki rumah sebesar Rp 1.000.000. Di bulan selanjutnya, Ahmad perlu sisihin gaji sebesar Rp 1.000.000 agar jumlah dana darurat tetap Rp 12.000.000


catatan kaki: