Berapa Biaya Perawatan Covid-19? Ini Cara Menyiapkan Dana Daruratnya!

Sejumlah negara termasuk Indonesia kini kembali diterpa kenaikan kasus Covid-19 dari subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Dilansir dari CNBC Indonesia ada penambahan sekitar 2.000 orang per 5 July 2022.  Pentingnya melakukan Isolasi Mandiri (isoman)  untuk menyembuhkan diri dan meminimalisir kembalinya penyebaran virus. Namun, isolasi mandiri tetap memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi masa isolasi mandiri umumnya berlangsung cukup lama, yakni sekitar 10 hingga 14 hari.

Biaya apa saja sih yang harus kita persiapkan selama menjalani isolasi mandiri? Yuk, pahami biaya tak terduga saat isolasi mandiri, agar kita semua semakin sadar pentingnya menyiapkan dana darurat.

Contohnya, seperti yang baru saja dialami keluarga Baskara yang terdampak positif Covid-19. Baskara positif Covid-19 karena tertular di lingkungan kerjanya. Maka ia harus segera melindungi istri dan anak-anaknya untuk test dan isolasi mandiri. Untuk menjalani isolasi mandiri selama kurang lebih 14 hari, maka biaya perawatan yang harus ia, istri dan anaknya persiapkan antara lain:

*Keterangan: Keluarga dengan 4 orang anak, tinggal di kota Tangerang, Banten

Penjelasan Detail Biaya Perawatan COVID-19

Biaya tes antigen dan swab PCR

Tentu saja ini biaya yang tidak murah ya, apalagi kalau dilakukan beberapa kali untuk mengetahui status pasien tersebut.

Biaya tes antigen dan swab PCR ini beragam. Untuk tes antigen, umumnya berkisar di 150 ribu hingga 300 ribu rupiah. Sedangkan swab PCR lebih mahal lagi, karena metode dan akurasinya semakin baik, umumnya berkisar 800 ribu rupiah hingga satu jutaan.

Pengeluaran seperti ini mau tidak mau harus dilakukan ya, untuk memastikan kondisi kesehatan pasien. Untuk mengetahui seseorang sudah benar-benar sembuh, pasien harus menjalani tes PCR hingga mendapatkan hasil yang negatif.

Biaya obat-obatan dan vitamin

Selanjutnya, biaya perawatan secara mandiri yang perlu kamu persiapkan tentu saja biaya obat-obatan dan vitamin penunjang.

Kabar buruknya, beberapa jenis obat mengalami kenaikan harga yang fantastis selama PPKM seperti sekarang ini. Obat jenis antivirus dan antibiotik, bisa naik hingga berkali lipat dari harga normal. Selain itu, kamu juga perlu memenuhi asupan vitamin dari suplemen tertentu, misalnya vitamin C dan vitamin D3, yang harganya berkisar di 200 ribu hingga 300 ribu rupiah per botol.

Jika kamu mengalami gejala lain seperti mual, pusing, atau batuk, biasanya gejala-gejala tersebut membutuhkan obat yang berbeda-beda, sehingga semakin banyak juga obat yang harus kamu konsumsi.

Biaya perlengkapan penunjang

Saat isolasi mandiri di rumah, pasien dan keluarga pasien covid-19 diminta untuk melakukan monitoring sederhana di rumah. Ini karena layanan dokter untuk datang ke rumah cukup sulit untuk didapatkan.

Oleh sebab itu, jika kamu sedang menjalankan isolasi mandiri, kamu perlu membekali diri dengan beberapa alat penunjang monitoring kamu. Misalnya alat oximeter dan termometer infrared.

Oximeter merupakan alat untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Pasien covid-19 perlu memonitor kadar oksigen di dalam darah, sehingga gejala sesak napas yang umumnya terjadi pada pasien Covid-19 dapat segera diatasi. Harga oximeter sendiri cukup beragam, umumnya berkisar di 50 ribu hingga 200 ribu rupiah tergantung spesifikasinya.

Selain oximeter, saat isolasi mandiri pasien covid-19 juga perlu menyiapkan termometer infrared, yang dipakai untuk mengukur suhu tubuh jika pasien merasa demam. Termometer infrared atau termometer tembak harganya berkisar 150 – 200 ribuan. Inilah biaya perawatan penunjang yang perlu kamu siapkan saat menjalani isoman. 

Biaya sanitasi dan sterilisasi

Selama menjalani isoman, biasanya pasien Covid-19 akan memakai ruangan yang terpisah dengan anggota keluarga lainnya.

Ruangan yang dipakai oleh pasien, harus dibersihkan dengan metode yang sedikit berbeda, misalnya harus disemprot dengan desinfektan. Tentu saja, ada biaya yang harus kamu keluarkan untuk urusan sanitasi ini, seperti biaya pembelian cairan desinfektan hingga tabung sanitizer semprot yang harganya berkisar 30 ribu hingga 50 ribu rupiah per botol.

Mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa menjalani isolasi mandiri dapat membuat mereka lebih berhemat, karena tidak bisa keluar rumah dan melakukan banyak kegiatan. Namun, kegiatan isolasi mandiri justru membutuhkan perhatian khusus yang diikuti dengan pengeluaran biaya-biaya tak terduga seperti pemaparan di atas.

Dana Darurat untuk Pengeluaran Tak Terduga Seperti Terpapar COVID-19

Covid-19 dapat menyerang siapapun dan kapanpun. Untuk memenuhi pengeluaran isolasi mandiri yang sampai belasan juta rupiah, mungkin gajimu tidak cukup. Atau tidak bisa bekerja untuk mencari penghasilan tambahan. Bagaimana cara membiayai pengeluaran tak terduga saat melakukan perawatan karena terkena  Covid-19? 

Inilah pentingnya rajin menyisihkan gaji setiap bulan untuk tabungan dana darurat. Begitu dalam kondisi gawat, kamu sudah punya cadangan uang.Tak perlu pusing lagi mengeluarkan biaya perawatan Covid-19.

Idealnya, simpanan darurat untuk keluarga tanpa tanggungan 6 kali pengeluaran bulanan. Keluarga dengan tanggungan anak 12 kali pengeluaran bulanan. 

Mengumpulkan Dana Darurat di Bibit 

Baskara bekerja sebagai manager di sebuah bank swasta di kesehariannya dan memiliki 4 anak. Ia memiliki pendapatan bulanan sebesar Rp 20.000.000 . Oleh karena itu, Baskara harus menyiapkan dana darurat untuk 12 bulan.

Dana Darurat  = pengeluaran per bulan x  12

 = Rp 12.400.000 x 12

 = Rp 148.800.000

Maka Baskara perlu menyiapkan Rp 148.800.000 untuk dana darurat. Caranya dengan menyisihkan Rp 12.400.000 per bulan selama 12 bulan ke reksadana pasar uang di aplikasi Bibit. Setelah terkumpul, Baskara bisa gunakan dana darurat saat keadaan tak terduga, tidak hanya digunakan saat terdampak Covid-19 tapi juga untuk kebutuhan mendesak lainnya. 

Sekarang untuk mulai mengumpulkan dana darurat sudah mudah, karena kamu bisa menyimpan uangmu dalam bentuk instrumen investasi. Reksadana pasar uang merupakan instrumen investasi yang cukup aman karena tidak fluktuatif dalam nilai dan secara likuiditasnya. Menyimpan dana kebutuhan darurat di produk reksadana juga berpotensi memiliki hasil return yang meningkat mengikuti kondisi market.

Kamu bisa memilih reksadana pasar uang karena nilai keuntungan atau return-nya lebih besar jika dibandingkan deposito, yaitu kurang lebih berpotensi mendapatkan return 5% per tahunnya Selain keuntungan yang tinggi, risiko dari investasi reksa dana pasar uang pun tergolong rendah.

Selain itu, pertimbangan memilih investasi reksadana sebagai dana darurat adalah instrumen ini lebih likuid jika dibandingkan investasi lainnya. Likuid di sini artinya mudah dicairkan atau dilakukan proses redemption. Pencairan reksadana pasar uang pun tidaklah memerlukan waktu yang lama, hanya hitungan detik kini kamu bisa mencairkan uang investasi kamu secara instan dengan fitur Instant Redemption di aplikasi Bibit.

Cara Nabung Dana Darurat dengan Fitur Instant Redemption:

  1. Pilih Produk

  2. Klik Explore

  3. Pilih ‘Pencairan Instan’

  4. Pilih salah satu reksadana yang bertanda petir

  5. Lalu, klik BELI

Bagaimana? Mudahkan? Nggak ada alasan lagi buat kamu menunda menyiapkan dana darurat untuk kamu dan keluarga.