Membangun kebiasaan baik bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik itu dalam hal kegiatan sehari-hari, pekerjaan, sampai soal keuangan. Nah kebetulan nih, Februari ini Bibit mau mengajak kamu untuk membahas financial habit, mulai dari frugal living sampai life stages financial planning yang bisa banget diterapkan agar keuanganmu jadi lebih baik.
Nah, untuk recall apa saja yang sudah dibahas sejak awal Februari, berikut ini rangkumannya spesial untuk kamu!
Week 1: Frugal Living atau Naikin Penghasilan, Pilih Mana?
Frugal living adalah sebuah gaya hidup hemat dengan menjadi lebih bijak dan mindful terhadap setiap pengeluaran. Orang yang menerapkan gaya hidup frugal living biasanya berfokus pada tujuan keuangan tertentu di masa depan, misalnya pensiun dini atau financial freedom.
Pro & Cons dari Frugal Living
Kelebihan atau manfaat dari gaya hidup frugal living:
Memungkinkanmu untuk menghemat uang lebih banyak.
Menjadi lebih bijak dan mindful terhadap setiap pengeluaran.
Kekurangan gaya hidup frugal living:
Hemat ada batasnya. Misalnya, ada pengeluaran yang bertambah seiring berjalannya waktu seperti untuk kesehatan atau pendidikan anak jika sudah berkeluarga.
Pilihan jadi terbatas dan kurang fleksibel.
Pro & Cons dari Meningkatkan Penghasilan
Cara lain untuk mencapai tujuan keuangan adalah dengan meningkatkan penghasilan. ika penghasilan meningkat, biasanya semakin banyak dana yang bisa kita kumpulkan dan diinvestasikan.
Kelebihan dari meningkatkan penghasilan:
Bisa lebih cepat mencapai tujuan keuangan.
Ada keleluasaan atau fleksibilitas dalam mengatur keuangan.
Kekurangan dari meningkatkan penghasilan:
Tidak mudah dan perlu usaha lebih untuk bisa meningkatkan penghasilan.
Tetap akan sulit untuk mencapai tujuan keuangan jika terus bersikap boros.
Kesimpulan: Lalu Pilih Mana, Frugal Living atau Naikin Penghasilan?
Keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi coba sesuaikan saja dengan budget, kebutuhan, dan juga kebiasaan pengeluaran (spending habit) masing-masing. Kamu juga bisa mengombinasikan keduanya. Yang paling penting adalah apapun caramu untuk mencapai tujuan keuangan, jangan lupa untuk terus investasi ya!
Week2: Sebuah Studi Kasus: Enaknya Seberapa Sering Nabung Rutin?
Nabung rutin atau Dollar Cost Averaging (DCA) adalah salah satu strategi investasi yang bisa diterapkan siapa saja, bahkan investor pemula sekalipun. Kamu bisa menentukan sendiri seberapa sering nabung rutin ingin dilakukan.
Di atas adalah contoh perhitungan nabung rutin mingguan dan bulanan. Perhitungan di tabel sebelah kiri merupakan nabung rutin sebesar Rp250 ribu per minggu. Jika kamu nabung rutin secara konsisten selama tiga tahun, maka investasi kamu berpotensi tumbuh menjadi Rp41,10 juta.
Sementara itu, perhitungan di tabel sebelah kanan adalah perhitungan jika kamu nabung rutin sebesar Rp1 juta setiap bulan. Maka di tahun ketiga, investasi kamu berpotensi tumbuh menjadi Rp37,89 juta.
Jadi, semakin sering kamu nabung rutin, maka total investasi kamu berpotensi tumbuh lebih besar meskipun jumlah yang kamu tabung nominalnya sama, yaitu Rp250 ribu per minggu atau sama dengan Rp1 juta per bulan.
Catatan penting:
Semakin sering kamu nabung rutin, maka semakin optimal hasil yang akan kamu peroleh.
Nggak ada masalah sesering apapun kamu menabung baik itu harian, mingguan atau bulanan karena semuanya kembali lagi pada kondisi keuangan kamu.
Yang lebih penting adalah kebiasaan baik kamu terbentuk sehingga akan berdampak baik pada pencapaian tujuan keuangan kamu di masa depan.
Week 3: Memahami Life Stage Financial Planning, Perlu Nggak Sih?
Sederhananya, life stage financial planning menggambarkan perencanaan keuangan di setiap tahapan atau fase kehidupan, mulai dari awal bekerja membangun karir hingga nanti saat kamu pensiun.
Siklus Pertama (Awal Karir): berusia 20 hingga 30 tahunan, yaitu setelah lulus kuliah hingga mengawali karir. Di fase ini biasanya seseorang mulai mengelola keuangan, membangun proteksi (dana darurat dan asuransi) dan mulai investasi.
Siklus Kedua (Pertengahan Karir): usia 30, 40, hingga awal 50 tahun. Biasanya fondasi keuangan sudah mulai terbentuk seiring kenaikan penghasilan. Pada siklus ini, umumnya seseorang sudah berkeluarga sehingga dituntut untuk semakin bijak dalam mengelola keuangan dan disarankan untuk terus menumbuhkan kekayaan bersih.
Siklus Ketiga (Persiapan Karir): memasuki usia 50 hingga awal 60 tahun, bersiap untuk pensiun. Jika berkeluarga, umumnya anak-anak sudah dewasa dan mulai bekerja. Pada siklus ini, saatnya melihat lebih dekat portofolio dana pensiun yang sudah dibentuk sejak memulai karir.
Siklus Keempat (Masa Pensiun): masa pensiun, saatnya kamu menuai hasil dari apa yang sudah dilakukan bertahun-tahun. Pertahankan aset dan kekayaan yang dimiliki dengan fokus pada aset lebih rendah risiko, misalnya seperti SBN dan deposito yang bisa menjadi sumber passive income untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat pensiun.
Pastikan cicilan dan utang seperti KPR sudah lunas saat pensiun nanti, dan tak ada salahnya juga jika ingin coba mengalokasikan sebagian kecil dana ke investasi yang memiliki potensi return lebih tinggi untuk terus mengembangkan aset di masa pensiun.
⚠️Jangan Lupa Hal Ini!
Diversifikasi investasi menjadi hal penting untuk dilakukan di setiap siklus dalam life stage financial planning. Dengan melakukan diversifikasi ke beberapa instrumen, maka ketika kinerja salah satu instrumen sedang menurun, investasi kamu bisa ditopang dengan kinerja dari instrumen lain , sehingga dapat mengurangi risiko kerugian yang terlalu besar.
Sesuaikan juga dengan profil risiko! Nggak masalah kalau kamu saat ini masih memiliki profil risiko konservatif. Yang penting mulai konsisten untuk investasi dan mengelola keuangan sejak awal. Seiring berjalannya waktu dan pengetahuan semakin bertambah, kamu bisa perlahan mencoba instrumen investasi yang lebih tinggi risiko.
Dari penjelasan di atas, semoga kamu langsung bisa menerapkan beberapa financial habit di atas untuk perjalanan investasi kamu. Jangan lupa juga, upgrade selalu pengetahuan investasi kamu melalui artikel lain serta Bibit Academy hanya di aplikasi Bibit kesayangan kamu!
Writer: Tim Edukasi