Bibit Weekly 25 November 2022: Market Fluktuatif, Nabung Rutin 5 Tahun di Reksa Dana Cuan Berapa?

Situasi ekonomi global berubah setiap saat, termasuk kondisi yang ada di Indonesia. Berbagai faktor menjadi penyebab, mulai dari perang dagang antara Amerika dan China yang pernah terjadi pada 2018 lalu, pandemi pada Maret 2020 yang menyebabkan inflasi, perang antara Ukraina dan Rusia, sampai yang terbaru adalah soal kabar resesi tahun depan. 

Pertanyaan selanjutnya, gimana kalau kamu tetap berinvestasi di tengah kondisi tersebut? Tentunya perjalanan investasi kamu nggak selalu berjalan mulus, kan? Tapi, bukan berarti itu jadi menghambat semangat kamu untuk terus berinvestasi di tengah kondisi apapun. Yuk, kita bahas tuntas!

Week 1: Gimana Jika Investasi Jangka Panjang di RDPU?

Di atas adalah grafik pergerakan Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Terlihat ada kenaikan pada investasi di RDPU selama 5 tahun di tengah ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, jika kamu menerapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) alias nabung rutin di RDPU selama 5 tahun, maka pada tahun ke-5 atau pada September 2022 jumlah investasi kamu akan tumbuh 10,64% menjadi Rp 33,1 juta

Menariknya dari investasi di RDPU adalah, meskipun dalam kurun waktu 5 tahun belakangan banyak kondisi ekonomi yang mempengaruhi market, namun nyatanya investasi di RDPU tumbuh konsisten setiap tahun. Alasannya karena aset RDPU ditempatkan pada instrumen pasar uang seperti surat berharga yang jatuh temponya di bawah setahun sehingga pergerakannya cenderung stabil.

Kesimpulannya, RDPU biasanya memang disarankan untuk tujuan investasi jangka pendek (di bawah satu tahun). Namun, jika profil risiko kamu konservatif alias cenderung menghindari risiko atau takut akan kemungkinan portofolio investasi kamu merah, maka RDPU bisa menjadi pilihan juga untuk investasi jangka panjang. Tentunya, kamu harus konsisten dan menerapkan strategi DCA atau nabung rutin untuk mencapai tujuan keuangan kamu secara maksimal.

Week 2: Investasi Jangka Panjang di Reksa Dana Obligasi, Emang Untung?

Dari grafik di atas, kita bisa melihat bahwa performa Reksa Dana Obligasi dalam 5 tahun terakhir terlihat lebih fluktuatif dibandingkan performa RDPU.

Jika kamu nabung rutin sebesar Rp 500 ribu tiap bulan selama 5 tahun, uangmu bisa tumbuh hingga 16,58%! Jadi total dana yang akan kamu peroleh adalah sebesar Rp 35,5 juta. Tapi, perjalanan investasi di RDO nggak selalu mulus. MIsalnya, pada Oktober 2018, grafiknya sempat menurun. Tapi jika kita melihat dalam jangka panjang, performa RDO sebenarnya tetap mengalami kenaikan di tengah kondisi market yang naik-turun. 

Dari tabel di atas, pergerakan RDO cenderung lebih fluktuatif dibandingkan RDPU karena sekitar 80% asetnya ditempatkan di obligasi yang dapat diperjualbelikan. Namun kinerjanya masih bisa ditopang dengan pembayaran kupon berkala. Inilah alasannya RDO memiliki tingkat risiko yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di RDPU. RDO cocok untuk investor yang memiliki profil risiko moderat.

Week 3: Cuan Berapa Kalau Investasi 5 Tahun di Reksa Dana Saham?

Grafik di atas adalah pergerakan Reksa Dana Saham (RDS) dalam 5 tahun terakhir. Grafiknya fluktuatif, karena banyak kejadian yang melatarbelakangi kondisi market. Mulai dari perang dagang AS-Tiongkok hingga Konflik antara Rusia-Ukraina. Bahkan saat awal masa pandemi Covid-19 di 2020,  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)sempat anjlok menyentuh level di bawah 4.000 dari yang sebelumnya berada di sekitar 6.000-an. 

Meskipun fluktuatif, tapi investasi kamu akan tetap cuan kalau kamu nabung rutin setiap bulan. Jika kamu nabung rutin Rp 500 ribu setiap bulan, investasimu akan bertumbuh sebesar 31,14% atau menjadi Rp 39,9 juta! Simulasi lengkapnya bisa dilihat pada tabel ini!

Pada tabel terlihat bahwa investasi di RDS nggak selalu berjalan mulus. Dalam kurun waktu 5 tahun, setidaknya dua kali terjadi penurunan. 

RDS memang fluktuatif dan berisiko lebih tinggi dibanding jenis dua RDPU dan RDO. Namun di tengah fluktuasi market, strategi nabung rutin atau DCA dalam jangka panjang memungkinkan kita untuk memperoleh keuntungan, karena ekonomi akan terus tumbuh dan market akan bisa kembali pulih dalam jangka panjang. 

Kesimpulannya:

  • Jika profil risiko kamu konservatif alias cenderung menghindari risiko, atau takut akan kemungkinan portofolio investasi kamu merah, RDPU bisa menjadi pilihan.

  • Terus berinvestasi di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti akan tetap bisa memberikan keuntungan dalam jangka panjang.

  • Strategi DCA alias nabung rutin juga bisa menjadi pilihan jika kamu ingin mulai nabung dengan nominal yang lebih kecil secara konsisten.

  • Jangan lupa high risk high return, ya! Semakin tinggi potensi return-nya, semakin tinggi pula risikonya.

Semoga Bibit Weekly edisi November 2022  ini mencerahkan dan menginspirasi kamu untuk tetap berani nabung rutin di tengah kondisi apapun. Jadi, tunggu apalagi? Yuk, nabung rutin untuk tujuan keuanganmu sekarang juga!