Bibit Weekly 9 Oktober 2021: Jenis-Jenis Investasi

inaki-del-olmo-NIJuEQw0RKg-unsplash.jpg

Halo Teman Bibit, 

Minggu lalu, kita telah mengenal apa itu investasi dan kenapa kita harus berinvestasi. Setelah memahaminya, pasti banyak yang bertanya-tanya: Terus kita harus investasi di mana ya?  Maka, kita perlu mengetahui instrumen investasi apa aja yang ada di sekitar kita. Yuk, langsung kita  bahas!

  • Reksa Dana

Paket investasi yang terdiri dari berbagai aset seperti deposito, obligasi, dan saham yang dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi. Saat membeli reksa dana maka kamu menjadi pemilik unit dan dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga unit. Reksa dana terdiri dari 4 jenis yaitu reksa dana pasar uang, obligasi, saham, dan campuran. Jadi, kamu bisa lebih fleksibel dalam memilih jenis aset berdasarkan jangka waktu dan profil risiko yang kamu miliki.

  • Deposito

Produk keuangan yang diterbitkan oleh perbankan dengan keuntungan dan jangka waktu investasinya ditetapkan dari awal. Misalnya, kamu membeli deposito bank dalam jangka waktu 1 tahun dengan bunga 3,25%. Maka dana yang kamu investasikan akan dikelola sebagai modal bank dan dapat dicairkan pada tanggal jatuh tempo disertai pembayaran bunga.

  • Obligasi

Surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi untuk memperoleh pembiayaan. Seperti deposito, return dan jangka waktu investasi obligasi sudah ditetapkan dari awal. Misalnya, obligasi pemerintah seri ORI-020 memiliki kupon 4,95% per tahun dengan jangka waktu 3 tahun. Lalu, pada umumnya obligasi memiliki jangka waktu lebih panjang dan melakukan pembayaran keuntungan secara rutin dari setiap bulan, per 6 bulan, atau tahunan. 

  • Saham

Ketika membeli saham, kamu terdaftar secara resmi sebagai pemilik sah atas suatu perusahaan. Saat ini, terdapat lebih dari 700 perusahaan tercatat yang sahamnya dapat diperjualbelikan melalui Bursa Efek Indonesia. Lalu, kamu dapat memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham (capital gain) dan pembagian keuntungan perusahaan (dividen)

  • Emas

Biasanya orang membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan. Alasannya harga emas cenderung naik saat terjadi inflasi, krisis, atau gejolak ekonomi. Lalu, kamu dapat memperoleh keuntungan dari selisih kenaikan harga beli dan jual. 

Setelah mengetahui berbagai jenis instrumen investasi. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara memilihnya? Jawabannya akan kamu temukan di Bibit Weekly minggu depan! Yuk simak Bibit Weekly setiap Sabtu untuk tahu lebih banyak tentang cara berinvestasi!


Kabar Indonesia

  • Harga batu bara sentuh harga US$ 231 per ton dan harga kelapa sawit sentuh harga MYR 4.839 per ton (8/10/2021). Kenaikan harga komoditas ini bisa menjadi pendorong naiknya surplus neraca perdagangan Indonesia.

  • Tax Amnesty akan diadakan pada bulan Januari hingga Juni tahun 2022. Manfaatnya akan menambah pemasukan negara dari sisi pajak. 

  • Indeks Keyakinan Konsumen September 2021 naik menjadi 95,5 dari 77 pada bulan sebelumnya. Hal ini didorong oleh mulai dilonggarkannya kebijakan PPKM. 

  • Indeks Ekspektasi Konsumen September berada di angka 118.  Hal ini menandakan konsumen optimis terhadap keadaan ekonomi 6 bulan ke depan dengan turunnya penyebaran kasus Covid-19, meningkatnya vaksinasi, dan pelonggaran PPKM. 

Poin penting:

Keadaan ekonomi kedepan berpotensi membaik dengan adanya kenaikan harga komoditas, Tax Amnesty, dan pelonggaran PPKM. Tentu,  Pemerintah tetap waspada dalam mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi. Jadi, kamu bisa tetap fokus pada tujuan investasi jangka panjang 


Catatan kaki: “I think that a life properly lived is just learn, learn, learn all the time” - Charlie Munger