Bibit Weekly Update: China Beri Stimulus Moneter, IHSG Tertekan Foreign Outflow Rp 4 T

Pemangkasan Suku Bunga China

  • People Bank of China (PBoC) memangkas suku bunga loan policy tenor 1 tahun, medium–term lending facility (MLF), sebesar -30 bps menjadi 2% pada Rabu (25/9). Langkah ini menandai penurunan suku bunga MLF yang terbesar sejak PBoC menggunakannya sebagai guidance arah suku bunga di market pada 2016.

  • Merespons kabar ini, Indeks CSI 300 yang memuat saham perusahaan Shanghai dan Shenzhen menguat +15,7% secara mingguan (WoW) pada Jumat (27/9). Hal ini menandakan kenaikan mingguan tertinggi sejak November 2008. 

Foreign Outflow IHSG, Rebalancing IHSG, hingga Kabar Tarif Cukai Tidak Naik

  • Dari pasar saham dalam negeri, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (27/9) tertekan -0,60% secara mingguan (WoW) seiring adanya foreign outflow senilai -Rp3,6 triliun. Ini merupakan foreign outflow mingguan pertama sejak minggu kedua Juni. 

  • Di sisi lain, BEI pada 24 September 2024 mengumumkan hasil evaluasi minor atas indeks IHSG untuk periode efektif 1 Oktober–31 Desember 2024. Amman Mineral Internasional ($AMMN) mengalami peningkatan bobot paling signifikan (+1,41 percentage point) dan Bank Rakyat Indonesia ($BBRI) mengalami penurunan bobot paling besar (-0,96 percentage point).

  • Dari sektor rokok, terdapat kabar bahwa pemerintah tidak akan mengubah tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada 2025, tetapi kemungkinan akan menyesuaikan harga jual eceran (HJE) dari produk tembakau.

Key Takeaways

Koreksi IHSG yang terjadi seminggu ke belakang dapat menjadi peluang untuk membeli saham di valuasi yang lebih murah. Selain itu, pasar modal Indonesia juga berpotensi tetap menarik di mata investor global, seiring ekspektasi melebarnya selisih antara suku bunga AS dengan BI Rate. Konsensus Bloomberg berekspektasi bahwa Fed Funds Rate akan dipangkas mencapai -50 bps, lebih tinggi dibanding ekspektasi BI Rate yang akan dipangkas -30 bps hingga akhir tahun. 

Sementara itu, perkembangan ini juga berpotensi memberikan sentimen positif kepada saham:

  • Komoditas ($AMMN, $ITMG, $TAPG, $TINS, $INCO) karena China selaku konsumen utama sedang mendapatkan stimulus ekspansif. 

  • Tembakau ($HMSP, $GGRM, $WIIM) karena tidak adanya tekanan tambahan dari kenaikan tarif cukai.

Writer: Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.