Kita tentu menginginkan keadaan bisa berjalan baik-baik saja tanpa kendala. Namun tidak ada yang bisa memprediksi apa yang terjadi di masa depan. Itulah sebabnya saat mengelola keuangan, dana darurat penting untuk disiapkan, sehingga kita bisa lebih siap secara finansial saat keadaan genting terjadi. Beberapa contohnya, seperti pemutusan hubungan kerja (PHK), anggota keluarga sakit, kerusakan pada rumah, gadget hilang, dan masih banyak lagi.
Buat kamu yang berniat untuk menabung dana darurat, tentunya harus tau dulu berapa jumlah uang yang ingin dikumpulkan dan cara nabungnya. Penasaran? Yuk perhatikan penjelasan berikut!
Hitung Dana Darurat
Cara sederhana untuk menghitung dana darurat adalah 3 sampai 6 kali pengeluaran bulanan. Hitunglah semua biaya yang biasa kamu keluarkan dalam sebulan, termasuk juga biaya wajib seperti cicilan ataupun asuransi. Supaya lebih ada gambaran, kamu bisa lihat contoh sederhana dari pengeluaran berikut. Reno seseorang dengan status single dan belum ada tanggungan memiliki pengeluaran sebesar Rp 5 juta per bulan dengan rincian:
Setelah diketahui pengeluaran Reno adalah Rp 5 juta per bulan, maka total dana darurat yang perlu ia tabung minimal sebesar 3 bulan pengeluaran yaitu Rp 5 juta x 3 bulan = Rp 15 juta.
Jumlah dana darurat yang perlu dikumpulkan setiap orang tentu bisa berbeda-beda sesuai kebutuhan, preferensi, dan juga pertimbangan jumlah tanggungan. Misalnya, dana darurat yang perlu dikumpulkan seseorang yang single bisa berbeda dengan orang yang sudah menikah dan punya anak. Sebab semakin banyak tanggungan, maka harus menyiapkan dana darurat lebih besar. Jadi mungkin saja ada yang perlu mengumpulkan dana darurat minimal 3 bulan pengeluaran, tapi ada juga yang minimal 6 kali atau bahkan sampai 9-12 kali pengeluaran. Sesuaikanlah dengan kebutuhanmu ya!
Strategi Siapkan Dana Darurat: Menabung dengan Konsisten
Kalau sudah tahu cara menghitung jumlah dana darurat, saatnya cari cara menabung dana darurat yuk! Sebab target dananya cukup besar, sehingga butuh waktu juga untuk mengumpulkannya. Misalnya menggunakan contoh tadi, Reno ingin mengumpulkan dana darurat Rp 15 juta dalam setahun atau 12 bulan. Maka perhitungannya adalah:
Dari hitungan tersebut, ini artinya Reno harus mengumpulkan Rp 1,25 juta per bulan selama setahun untuk bisa mencapai target dana daruratnya. Nah, cara menabung dana darurat yang mudah adalah dengan menabung rutin! Jadi Reno harus menabung secara rutin tiap bulan agar terus konsisten bisa mencapai target dana daruratnya.
Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan nabung rutin adalah tetap konsisten. Tapi banyak dari kita yang mungkin sering lupa untuk menyisihkan uang dan akhirnya jadi sulit untuk terus konsisten nabung. Tapi tenang aja, karena kalau kamu nabung dana darurat di Bibit, ada fitur Nabung Rutin dengan Jago Autodebit! Dengan fitur yang satu ini, kamu dapat mengatur jadwal nabung rutin dan nominal investasimu. Jadi dijamin kamu bisa tetap disiplin nabung sampai tujuan keuangan bisa tercapai!
Tips Nabung Dana Darurat di Reksa Dana
Perlu kamu ketahui bahwa pada dasarnya dana darurat harus disimpan di instrumen keuangan yang bersifat aman, mudah diakses, dan likuid atau mudah dicairkan. Salah satu instrumen keuangan yang bisa kamu pilih untuk menabung dana darurat adalah reksa dana pasar uang (RDPU). Soalnya, pergerakan RDPU cenderung stabil meningkat, karena berisi produk keuangan seperti deposito dan surat utang (obligasi) yang jangka waktunya kurang dari setahun. Sehingga RDPU cocok untuk nabung atau investasi dalam jangka waktu pendek (1 tahun).
Kabar baiknya nih, di Bibit ada fitur Instant Redemption atau Pencairan Instan lho!
Dengan fitur ini, reksa danamu bisa dicairkan langsung dan masuk ke dalam rekening dalam hitungan detik saja. Jadi kalau misalnya dana daruratmu sudah terkumpul dan sewaktu-waktu kamu butuh dananya karena ada peristiwa genting terjadi, kamu bisa mencairkan dananya langsung. Jangan lupa baca dan perhatikan ketentuannya di sini ya!
Writer: Catharina Kania A.