Market Summary
Rally Harga Gold dan Silver mencapai ATH: Harga emas dan perak rally 2% dan 14,9% dalam seminggu terakhir, dan keduanya mencapai ATH → dengan ekspektasi kelanjutan penurunan suku bunga, investor semakin memilih logam mulia sebagai store-of-value.
Data AS Tunjukkan Mixed Signals: Pertumbuhan ekonomi menguat, namun kepercayaan konsumen melemah selama 5 bulan beruntun → berpotensi memperkuat sikap wait-and-see The Fed mengenai pemangkasan suku bunga.
Kesepakatan Perjanjian Dagang Indonesia–AS: Disepakatinya isu substantif dalam perjanjian dagang Indonesia–AS → ketidakpastian akibat perang dagang berkurang.
Market Update: Foreign Inflow Saham Mingguan Selama 11 Minggu Beruntun
What Happened in the Market
What’s the Impact?Secara Global: Walaupun ekonomi AS menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada 3Q25, namun penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen selama 5 bulan terakhir menunjukkan kontras dari sisi rumah tangga. Kombinasi data tersebut berpotensi memperkuat pandangan wait-and-see The Fed, walaupun konsensus Bloomberg masih memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hingga dua kali lagi di 2026. Ekspektasi tersebut mendorong investor beralih ke aset lindung nilai seperti emas. Untuk Indonesia: Ketidakpastian pasar akibat perang dagang kini mulai mereda setelah pemerintah Indonesia dan AS mencapai kesepakatan atas sejumlah isu penting. Dengan berkurangnya tekanan dari luar negeri, perhatian pasar saat ini lebih tertuju pada kebijakan domestik, khususnya kebijakan fiskal. Apabila kekhawatiran investor terhadap kondisi fiskal, termasuk pelebaran defisit anggaran dan isu kredibilitas kebijakan BI, terus berlanjut, maka nilai tukar rupiah berpotensi tetap berada dalam tekanan. Di sisi lain, jika kebijakan insentif pembelian mobil benar-benar diterapkan, langkah tersebut berpotensi mendorong daya beli masyarakat. Why Should I Care?Dengan data ekonomi AS yang masih menunjukkan mixed signals, volatilitas dari perubahan ekspektasi pemotongan suku bunga the Fed di 2026 akan terus berlanjut. Volatilitas tersebut dapat mempengaruhi performa obligasi dan saham, sehingga manajemen alokasi portofolio dengan aset yang sesuai dengan profil risiko tetap paling utama. Namun untuk Indonesia, setelah pemotongan suku bunga agresif oleh BI sepanjang 2025 yang menopang performa obligasi (+11,9% YTD indeks obligasi pemerintah). Fokus ke depan akan tertuju pada dampak pemotongan suku bunga dan berbagai kebijakan domestik pemerintah terhadap akselerasi pertumbuhan ekonomi riil di 2026. Ini terutama untuk menopang performa IHSG yang sudah tumbuh +22,1% YTD dan sudah mencetak beberapa kali ATH di 4Q25. Top Reksa Dana Pasar UangTop Reksa Dana ObligasiKinerja Saham Perbankan 5 Tahun TerakhirWriter: Bibit Investment Research Team In Case You Missed It📝Investing Guide 2026: Jangan Ulangi Kesalahan Ini di Tahun Depan – Banyak orang mencari dan menunggu waktu terbaik saat berinvestasi dan justru berakhir menunda investasi. Padahal market timing sulit untuk dilakukan karena market cenderung fluktuatif. Other Articles🏦 BBRI Bank Only Nov–2025: Kredit Terakselerasi, Provisioning Tinggi – BBRI mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp4,4 triliun pada November 2025 (+3% YoY, -1% MoM), membuat laba bersih bank only selama 11M25 mencapai Rp45,4 triliun (-9% YoY), setara 81% estimasi 2025F konsolidasi konsensus (vs. 11M24: 83% realisasi konsolidasi 2024). 🏦 BBNI Bank Only Nov–2025: Kredit Terakselerasi, Opex Melonjak – BBNI mencatatkan laba bersih bank only sebesar Rp1,7 triliun pada November 2025 (-3% YoY, -4% MoM). Hasil ini membuat laba bersih bank only selama 11M25 mencapai Rp18,6 triliun (-6% YoY), setara 91% estimasi 2025F konsolidasi konsensus (vs. 11M24: 92% realisasi 2024). |
