Apa yang Sedang Terjadi di Pasar Obligasi?
Secara teori, yield obligasi akan turun saat suku bunga dipangkas. Namun faktanya, yield obligasi justru meningkat pasca pemangkasan suku bunga BI Rate sebesar -25 bps menjadi 6% pada September (18/9) lalu.
Sejak pemangkasan BI Rate pada 18 September 2024 hingga 20 November 2024:
10-Yr Indonesia Government Bond Yield naik +33 bps ke level 6,9%;
5-Yr Indonesia Government Bond Yield naik +27 bps ke level 6,7%;
1-Yr Indonesia Government Bond Yield naik +27 bps ke level 6,7%.
Ingat, Market Bersifat Forward Looking
Pergerakan pasar didasarkan oleh perspektif forward looking. Hal ini dibuktikan oleh yield obligasi pemerintah 10 tahun yang sudah turun -68 bps dalam 4 bulan, dari yield tertinggi tahun 2024 (1/5) hingga 17 September 2024, satu hari sebelum pemangkasan BI Rate (18/9). Dalam periode 4 bulan ini, BI Rate tidak mengalami perubahan dari level 6,25%
Dengan kata lain, pergerakan yield dipengaruhi oleh sentimen pemangkasan BI Rate alih-alih pergerakan BI Rate itu tersendiri.
Pemangkasan BI Rate pada September juga sudah priced in karena pasar telah menantikan besaran pemangkasan tersebut sebelum keputusan diambil.
Namun pasar masih meyakini bahwa siklus pemangkasan suku bunga baru saja dimulai dan akan berlanjut hingga akhir 2025.
Meski demikian, masih terdapat ketidakpastian pada besaran dan waktu pelaksanaan pemangkasan, dengan probabilitas pemangkasan suku bunga terus berubah.
Market Mengekspektasikan Pemangkasan Suku Bunga yang Lebih Sedikit
Pasar mengekspektasikan pemangkasan suku bunga AS (FFR) yang lebih kecil di 2025. Jadi ini berpotensi membatasi ruang Bank Indonesia untuk memangkas suku bunga acuan (BI Rate).
Terlebih lagi, Jerome Powell selaku Kepala The Fed menyampaikan bahwa pihaknya tidak perlu terburu–buru untuk menurunkan suku bunga, melihat kondisi ekonomi saat ini yang “sangat bagus”.
Ada juga pengaruh dari kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS serta keberhasilan Partai Republik untuk mendapatkan kursi mayoritas di Senat dan DPR AS. Hasil ini memperkuat sentimen kebijakan inflationary yang diwacanakan Donald Trump.
Key Takeaways: Safety in the Midst of Uncertainity
The future is uncertain (baca “Hard to Do Market Timing: Belajar dari Prediksi Suku Bunga yang Tidak Tepat”). Kita tidak dapat mengetahui apakah yield obligasi akan kembali turun atau masih lanjut naik.
Untuk menghadapi ketidakpastian ini, investor dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengunci yield Obligasi FR – terutama seri short–term seperti PBS032 – yang masih menawarkan risk/reward menarik.
Yield Obligasi PBS032 terus naik selama sepekan terakhir. Per 28 November 2024 pukul 10.30 WIB, yield-nya mencapai 6,70% p.a. dengan tenor kurang dari 2 tahun. Ini menjadi YIELD TERTINGGI dalam 3 bulan terakhir!
Jika investor menginginkan passive income rutin bulanan, bisa berinvestasi ke SBN seri terakhir tahun ini: ST013 yang bisa dibeli di Bibit sampai 4 Desember 2024 pukul 10.00 WIB atau selama kuota masih tersedia!
Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.