Nabung Reksa Dana Saham Saat Pandemi, Benar atau Salah?

Sudah hampir 2 tahun dunia dilanda pandemi. Situasi ekonomi global pun bergerak fluktuatif. Lantas, bagaimana nih nasib tabungan reksa dana saham kita? Kira-kira nabung reksa dana saham saat kondisi pandemi seperti ini tepat gak ya?

Simak ulasan Bibit berikut ini yuk!

Pada studi kasus RDS ini, akan dijelaskan bagaimana performa rata-rata 3 produk RDS unggulan pada aplikasi Bibit. Yuk, simak penjelasannya supaya kamu lebih paham!

*Rata- rata harga NAB tanggal 1 tiap bulan

Dari tampilan grafik di atas, terlihat pergerakan RDS cukup fluktuatif pada Januari 2020 hingga Oktober 2021. Pada awal pandemi Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjun bebas bahkan sempat menyentuh level di bawah 4.000 dari yang sebelumnya sudah berada di level 6.000-an. Meski sempat mengalami penurunan cukup dalam, akhirnya IHSG kembali pulih dan mengalami kenaikan mulai Oktober 2020.  

Dengan kondisi tersebut, bagaimana hasilnya kalau nabung rutin Rp 500 ribu setiap bulan di RDS mulai Januari 2020 sampai Oktober 2021? 🧐

Tabel akumulasi perkembangan portofolio

Disclaimer On: Kinerja yang ditampilkan di atas bukanlah rekomendasi, melainkan berdasarkan data pada kinerja 2020-2021 yang tidak menjamin kinerja di masa depan.

Dampak dari pandemi membuat pergerakan RDS juga mengalami penurunan, sehingga portofolio kamu minus 5,43% pada Juli 2020. Pada kondisi ini, tak bisa dipungkiri kalau kamu merasa cemas, takut dan bingung harus bagaimana.

Namun, karena tujuan investasi RDS ini adalah untuk jangka panjang, kamu memutuskan tetap menabung rutin Rp 500 ribu setiap bulan. Alhasil, nilai investasi kamu menjadi Rp 12,8 juta atau naik 17,10% pada Oktober 2021.

Pergerakan RDS memang cenderung naik turun dan berisiko lebih tinggi dibanding dua reksa dana sebelumnya yaitu RDPU dan RDO. Meski begitu, nabung rutin, yang otomatis mengaplikasikan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) membuat kita mampu tetap berinvestasi sekalipun dalam keadaan pasar yang tidak menentu. 

Bagaimana jika kamu menggunakan strategi lump sum? Dengan menempatkan seluruh modal investasi sebesar Rp 11 juta sejak Januari 2020, maka investasi kamu akan tumbuh 6,44% menjadi Rp 11,7 juta hingga Oktober 2021. 

Kesimpulannya, menggunakan strategi DCA di RDS sejak Januari 2020 akan memberi kamu return 17,10%, dibanding strategi lump sum yang menghasilkan 6,44%.(*

Di sini terlihat jelas kalau strategi nabung rutin DCA di RDS lebih menguntungkan dibanding dengan strategi lump sum. Perbedaannya cukup signifikan, dimana DCA memberi return lebih dari 2x lipat lebih tinggi dibanding kita hanya nabung sekali dengan lump sum. Ini karena fluktuasi harga membuat strategi DCA bisa mendapatkan harga rata-rata yang lebih rendah sehingga hasil investasimu akan lebih optimal dalam jangka panjang.

Nah, sekarang kamu sudah paham strategi investasi yang tepat di RDS yaitu dengan cara nabung rutin. Yuk, nabung rutin supaya makin untung. Jangan lupa aktifkan fitur Autodebit Jago di Bibit dan dapatkan cashback dengan nabung rutin selama 6 minggu berturut-turut.

Catatan kaki: “Someone’s sitting in the shade today because someone planted a tree a long time ago.” - Warren Buffett.