Pada akhir Maret kemarin, kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat turun menyentuh angka 3,900 yang merupakan titik terendah sejak 2015. Tapi setelah itu, pasar rebound cukup besar hingga mencapai angka sekitar 4,600 di akhir minggu kemarin (9/4). Hal ini membuat beberapa investor terkejut, bahkan ada yang menyesal karena tidak membeli lagi saat pasar jatuh, malah banyak menjual.
Akibatnya, banyak yang tertarik mulai investasi lagi kemudian bertanya seperti ini:
“Apakah pasar beneran udah pulih atau masih bisa turun lagi ya?”
Untuk menjawab itu, yuk simak dulu di sini.
Sentimen baik dari Amerika
Kenapa pasar tiba-tiba naik cukup besar? Gini guys ceritanya, pada bulan maret lalu, pemerintah Amerika Serikat telah mengesahkan stimulus sebesar 2 triliun USD untuk menopang ekonomi negaranya. Stimulus ini diberikan dalam bantuan tunai langsung, pinjaman untuk bisnis kecil, dan pinjaman untuk bisnis yang terdampak besar oleh wabah corona. Dan ini merupakan stimulus dengan jumlah terbesar sepanjang sejarah negeri paman sam.
Dan ternyata, bukan cuma Amerika aja, beberapa negara lain yang terdampak besar oleh corona seperti China, korea, dan negara di eropa juga udah mengeluarkan stimulus. Indonesia sendiri udah mengesahkan stimulus sekitar 405 triliun rupiah kemarin ini.
Apa efeknya ke pasar?
Terlihat reaksi positif pada pasar. Contohnya, pasar saham Amerika (S&P 500) bahkan sudah mencatatkan kenaikan sekitar 20% dari akhir Maret hingga saat ini. Beberapa pasar di seluruh dunia juga merasakan dampaknya, salah satunya IHSG yang udah mencatat kenaikan lebih dari 17% saat ini dari titik terendahnya di angka 3900.
Apa ini pertanda pasar akan naik terus?
Nggak ada yang tau guys~ Meskipun sudah ada stimulus ekonomi yang besar, baik dari Amerika maupun beberapa negara lainnya, perlu diingat kalau wabah Corona belum sepenuhnya berakhir. Seluruh negara yang terdampak masih butuh waktu untuk membatasi aktivitas ekonominya untuk mencegah penyebaran. Pembatasan aktivitas ini membuat stimulus apapun tidak akan langsung dirasakan dampaknya.
Kenaikan yang terjadi akhir - akhir ini, bisa jadi karena euforia beberapa investor yang melihat berita positif dari stimulus ekonomi. Mereka langsung investasi di pasar, sehingga harga pasar terdorong naik. Tapi kenaikan ini kemungkinan hanya sementara waktu. Banyak investor yang hanya mengambil keuntungan sementara aja dari kenaikan sementara, kemudian melakukan aksi jual lagi di pasar. Sebab mereka pun masih takut akan wabah corona yang belum jelas kapan selesainya.
Bagaimana kita menanggapinya?
Sangat sulit menebak pasar. Akan ada berita dan isu lainnya yang bisa terjadi diluar sana. Karena itu, jangan terjebak dalam euforia kenaikan pasar namun juga jangan khawatir berlebihan ketika pasar turun. Artinya jangan jadikan naik atau turunnya pasar sebagai acuan untuk mengambil keputusan berinvestasi. Hindari keputusan investasi yang emosional.
Lebih baik konsisten berinvestasi setiap waktu yang udah ditargetkan untuk mencapai tujuan di jangka panjang. Dengan membeli secara rutin, seandainya nanti pasar harus turun lebih dalam lagi, kamu bisa dapat rata-rata harga beli yang lebih murah.
Kesimpulannya, jangan terlalu fokus pada apa yang terjadi di jangka pendek. Pergolakan pasar saat ini menjadi tidak berarti, bila hasil investasi ingin dipetik pada jangka panjang.
Nah, mumpung pasar masih murah sekarang, gak ada salahnya loh kalau kamu menambah investasi lagi sekarang.