Bibit berkolaborasi dengan Majoris Asset Management membahas tentang “apakah kita perlu menjual investasi di kondisi pasar yang sedang turun?”. Semuanya dibahas bareng Rafdi Prima, Chief Investment Officer Majoris Asset Management.
Pandemi COVID-19 sudah terasa dampaknya di perekonomian, termasuk di dunia investasi. Harga saham maupun obligasi mengalami penurunan, akibatnya banyak investor mengalami kerugian investasi.
Mungkin kamu khawatir,
“gimana kalau nanti market turun terus dan nggak recover lagi?”
“Kalau investasinya nyangkut, apa yang harus kita lakukan?”
Kondisi perekonomian sedang turun karena chain reaction COVID-19. Kondisi perekonomian akan berbanding lurus dengan penyelesaian COVID-19, semakin cepat pandemi selesai, demikian pula perekonomian akan segera pulih.
Dunia investasi juga dalam keadaan volatil dan masih ada kemungkinan turun. Tapi, seiring dengan penanganan wabah, perlahan dunia investasi akan kembali normal.
Dengan kondisi saat ini perlukah kamu melakukan cut loss?
Tidak, karena bisa aja kamu kehilangan kesempatan take profit setelah semua kembali normal. Kalau jual sekarang, kamu malah makin rugi karena jual saat nilainya turun.
Dalam menghadapi kondisi sekarang, sebaiknya kamu tetap “Keep Calm and Stay Invested’” dan usahakan tetap konsisten dengan tujuan awal investasi.
Kalau kamu berniat tambah investasi, inilah saatnya karena harganya sedang diskon, tapi porsinya jangan terlalu banyak, lebih baik mencicil dikit-dikit dan investasi secara rutin. Saat pasar kembali normal, investasimu berpotensi menghasilkan keuntungan yang lebih baik.
Di sesi ini, ada beberapa pertanyaan menarik juga loh. Yuk, simak di bawah selengkapnya.
1 . Q: Kenapa harga reksa dana saham naik, sedangkan reksa dana obligasi malah turun?
A: Ini dikarenakan IHSG (pasar saham) turun cukup dalam dan valuasi sudah menjadi atraktif sehingga banyak investor beli lagi. Pembelian ini mengakibatkan kenaikan pasar saham. Sedangkan, reksa dana obligasi dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang masih tertekan dan rencana pemerintah untuk menaikkan defisit anggaran. Jika ekonomi membaik dan nilai Rupiah sudah mulai stabil, harusnya pasar obligasi juga ikut membaik.
2 . Q: Kalau begitu, kapan nilai tukar Rupiah akan membaik kembali?
A: Nilai tukar Rupiah akan membaik seiring perbaikan ekonomi, tapi harus didahului perbaikan situasi saat ini (COVID-19). Faktor nilai suku bunga dan kebijakan Bank Sentral juga mempengaruhi.
3. Q: Investasi saya sudah turun cukup besar, beli lagi atau menunggu dulu?
A: Sebaiknya mulai mencicil beli karena pada dasarnya investasi itu untuk jangka panjang, dan pada saat ini harga masih relatif murah. Bila kamu mencicil membeli dari sekarang, potensi keuntungannya akan lebih baik saat pasar mulai normal kembali.
4. Q: Bagaimana mengambil keuntungan reksa dana, diambil sebesar keuntungannya atau ambil semua sekaligus lalu beli lagi ketika market lagi anjlok?
A: Sebaiknya diambil sebesar keuntungan aja, karena kalau diambil sekaligus dan menunggu pasar anjlok, sangat sulit untuk menebak kapan harga terendah di pasar itu terjadi. Bahkan para profesional sekalipun tidak bisa memprediksi pergerakan pasar secara akurat.
5. Q: Kenapa reksa dana pasar uang tidak terpengaruh oleh pandemi?
A: Pada Reksa Dana Pasar Uang, mayoritas dananya ditempatkan di deposito atau obligasi jangka pendek yang cukup stabil, karena itu tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi pasar saat ini.