The Fed memangkas suku bunga acuan sebanyak 25bps ke level 4,25-4,50% pada Rabu (19/12) waktu setempat. Keputusan ini sesuai dengan ekspektasi konsensus. Meski demikian, The Fed memproyeksikan pemangkasan suku bunga yang lebih sedikit akibat progres penurunan inflasi yang lambat dan kehati-hatian terhadap ketidakpastian mengenai kebijakan presiden terpilih AS, Trump.
Pada 2025, kini The Fed hanya melihat pemangkasan suku bunga sebanyak 50bps (2 x 25bps), lebih rendah dibandingkan proyeksi yang dirilis pada September 2024 sebanyak 100bps. [Sumber: Reuters]
Merespons proyeksi ini, bursa saham AS melemah serta yield obligasi dan dolar AS naik pada perdagangan Rabu (18/12) waktu setempat:
S&P 500 -2,95%
Nasdaq -3,56%
DJIA -2,65%
DXY +1%
UST 10Y Yield +11,5bps
Sementara itu, di Indonesia pada Rabu (18/12):
USD/IDR +1,1%, melemah ke level 16.277
Yield Obligasi Negara 10Y +43 bps menjadi 7,10%
IHSG -1,84% menjadi 6.977
Kesimpulan
Meski suku bunga AS dipangkas, proyeksi pemangkasan yang lebih lambat pada 2025 menjadi poin utama karena pasar bersifat forward looking. Namun, sudah melemahya IHSG dan yield obligasi Indonesia yang telah naik belakangan ini berpotensi mengurangi potensi tekanan jual. Menghadapi volatilitas di pasar, kami kembali menekankan:
Short-term Obligasi FR (Top pick: PBS032 dengan tenor 2 tahun). Obligasi FR jangka pendek memiliki risiko volatilitas relatif lebih rendah dibanding Obligasi FR jangka panjang, terutama apabila terdapat ketidakpastian di timing dan jumlah pemangkasan suku bunga. Selain itu, imbal hasil Obligasi FR jangka pendek juga cukup masih tinggi di 6,97% p.a. (per 19 Des 2024).
Imbal hasil Obligasi FR jangka panjang juga sudah menjadi lebih tinggi, namun lebih cocok apabila investor mempunyai holding period yang panjang dan tidak terlalu khawatir dengan volatilitas harga.
Reksa Dana Obligasi menjadi lebih terdiskon. Namun perlu diingat bahwa secara historis Reksa Dana Obligasi konsisten memberikan return yang baik secara long-term. Strategi terbaik adalah menggunakan nabung rutin/ DCA / SIP di Bibit untuk mengurangi risiko volatilitas dan risiko market timing.
Koreksi di pasar saham dapat menjadi peluang untuk mendapatkan saham-saham berkualitas di harga yang lebih murah.
Writer: Bibit Investment Research Team
Disclaimer: Konten ini hanya dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan rekomendasi untuk beli/jual produk investasi tertentu.