Pengaruh Keadaan Global ke Investasi Kamu

Eg9MVPEUwAEhc-M.jpg

Kelas Bibit bersama Eri Kusnadi dari Batavia Prosperindo Asset Manajemen (BPAM) membahas bagaimana pasar keuangan global bisa mempengaruhi investasi di dalam negeri.

Saat ini, perdagangan antar negara semakin banyak dan akses investasi dari investor asing ke pasar domestik makin mudah. Oleh karena itu, apa yang terjadi di pasar global sangat berpengaruh ke pasar domestik.

Salah satu acuan pasar global yang sering dilihat adalah index S&P 500 dari Amerika Serikat. Index ini sering jadi acuan karena merupakan gabungan 500 saham perusahaan yang mewakili 80% nilai pasar saham di Amerika, karena bisa melihat ekspektasi perekonomian di Amerika.

Bagaimana Kondisi Ekonomi Amerika Mempengaruhi Pasar Domestik?

Karena ekonomi Amerika yang dihantui oleh wabah COVID-19, tentu pemerintahnya juga menggulirkan berbagai program stimulus untuk mencegah pelemahan ekonomi lebih dalam. Saat ini, stimulus agak terhambat akibat adanya pemilu yang akan diadakan di Amerika sebentar lagi. 

Namun setelah masa pemilu sudah berakhir pada November nanti, maka stimulus yang diberikan akan lebih cepat prosesnya dan jumlahnya pun mungkin lebih besar. Hal ini tentu akan baik bagi pergerakan ekonomi riil di Amerika Serikat.

Dengan tetap bergeraknya ekonomi Amerika, maka negara yang memiliki hubungan dagang besar dengan Amerika juga diuntungkan. Contohnya, Indonesia banyak melakukan ekspor ke Amerika. Sehingga, efeknya akan positif juga ke perekonomian & pasar keuangan domestik.

Kebijakan Lain di Amerika yang Berpengaruh

Selain adanya stimulus, gubernur Bank Sentral Amerika, Federal Reserve mengumumkan arah kebijakan baru, mereka akan menjaga inflasi Amerika untuk tetap di atas 2% ke depan. Karena itu, Federal Reserve menjaga suku bunga acuan tetap rendah dalam waktu lama.

Bila hal tersebut berhasil dan inflasi meningkat di Amerika, maka ini adalah hal baik. Khusus pada Amerika, inflasi yang naik menandakan demand dari masyarakat yang meningkat juga, sehingga mendorong ekonomi Amerika untuk naik.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar, peningkatan aktivitas ekonomi pada akhirnya akan menguntungkan banyak negara yang berhubungan dagang dengan Amerika. Hal ini menjadi salah satu katalis positif untuk pergerakan pasar domestik.

Ada beberapa pertanyaan menarik pada saat sesi berlangsung.

1.       Apakah saat ini ada market Bubble?

Bubble atau harga yang terlalu mahal, mungkin terjadi pada pasar modal di luar negeri khususnya pada saham-saham perusahaan teknologi. Namun, menurut pandangan BPAM, bubble belum terjadi di pasar domestik. Meski level harga IHSG tampaknya agak tinggi, namun dapat dikatakan harga saat ini masih termasuk dalam kategori wajar.

Pasar modal Amerika S&P 500 yang sudah naik tinggi, memang berpotensi untuk crash dan bisa berpengaruh ke pasar Indonesia juga. Namun untuk pasar Indonesia, cenderung tidak akan turun terlalu dalam hingga menyamai level terendahnya harga di awal pandemi.

2.       Bagaimana Efek Inflasi ke Pasar Saham?

Efek inflasi di setiap negara bisa berbeda. Untuk Indonesia, inflasi belum tentu karena kenaikan permintaan. Bisa terjadi inflasi ini akibat adanya biaya yang naik, sehingga masyarakat perlu mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang.

Hal ini bisa menggerus daya beli masyarakat. Ketika daya beli menurun, tentu akan mengurangi kemampuan masyarakat untuk berinvestasi, sehingga dapat dikatakan efeknya buruk untuk pasar saham.

3.       Apakah ada strategi investasi tertentu dalam masa pandemi ini?

Dalam kondisi apapun, investasi yang terbaik adalah berinvestasi sesuai dengan profil risiko masing-masing. Bila agresif, bisa memperbanyak porsi reksadana saham, sedangkan bagi yang lebih konservatif bisa memilih reksadana pasar uang.

Selain itu, sebaiknya investasi tidak perlu dilakukan sekaligus, kita bisa menambah investasi secara konsisten dan bertahap. Dengan cara inilah kita akan mendapatkan harga rata-rata yang bisa menguntungkan dalam jangka panjang.