Beberapa waktu belakangan, sebagian dari kamu sudah mendengar berita tentang online trading dan robot trading. Ada yang bilang kalau investasi yang satu ini bisa memberikan return yang cukup besar. Bahkan, ada yang mengklaim bisa memberikan return sampai 45% per bulan!
Benar nggak, ya? Terus apa kita harus percaya begitu aja? Sebagai investor pemula yang punya privilege untuk bisa akses informasi sebanyak-banyaknya, rasanya kurang bijak kalau kamu langsung percaya begitu saja. Padahal kemudahan akses informasi itu bisa melalui internet, sosial media, mendengarkan podcast, baca buku atau kelas online.
Soalnya, beberapa waktu belakangan ada korban dari kedua jenis investasi ini yang mulai speak up yang mengaku terpaksa harus kehilangan uangnya. Nggak main-main, total kerugian dari investasi bodong berkedok trading online dan robot trading ini mencapai miliaran rupiah dengan korban yang tidak sedikit jumlahnya. Dari kasus ini, ada hal yang bisa kita pelajari. Misalnya…
Jangan terlena dengan pihak tertentu
Kamu mungkin pernah melihat ada influencer yang mengenalkan robot trading ini. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator bahkan telah mengeluarkan pengumuman resmi melalui sosial media. Peringatan tersebut dikhususkan untuk para influencer bahwa OJK tidak pernah mengeluarkan izin binary option (trading online) dan robot trading.
Jangan tergoda return tinggi
Pelajaran berikutnya adalah terkait dengan iming-iming return alias imbal hasil yang menggiurkan karena angkanya yang fantastis. Jangan percaya begitu saja karena kamu harus cari informasi sebanyak-banyaknya. Return investasi memang tidak pernah pasti. Jadi, kalau ada yang menawarkan imbal hasil yang besar dengan jumlah pasti, kamu harus waspada, ya!
Cek Izin dari OJK
Kamu bisa mengecek legalitas jenis investasi sebelum kamu menempatkan uangmu. Sebab, OJK selaku regulator sudah mengatakan bahwa tidak mengeluarkan izin untuk kedua jenis investasi tersebut, yaitu Binary Option/Trading online dan robot trading. Jadi, kalau kamu mau berinvestasi, pastikan instrumen yang kamu pilih aman dan punya izin yang jelas dari otoritas terkait.
Nggak ada yang instan dalam investasi
Selain return yang tinggi, kamu juga bisa memetik pelajaran dari janji-janji hasil instan dalam investasi. Jadi, yang harus kamu ingat adalah prinsip “high risk high return”. Artinya kalau semakin tinggi potensi return-nya, maka risikonya juga akan semakin tinggi. Sehingga pastikan kamu memilih investasi yang sesuai dengan profil risikomu.
Lalu yang menjadi pertanyaan sekarang adalah: bagaimana cara memilih investasi yang aman? Supaya nggak jadi korban, kamu harus jeli dan nggak mudah percaya dengan tawaran investasi yang datang kepadamu. Pertama, pelajari jenis-jenis investasi yang legal dan diawasi OJK dan cari tahu keuntungan hingga risikonya. Kedua, pastikan juga perusahaan yang menawarkan produk investasi ini sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK. Apalagi, OJK selalu mengingatkan masyarakat untuk ingat 2L yaitu “Legal dan Logis” dalam berinvestasi.
Saat ini ada banyak instrumen investasi yang bisa kamu pilih, mulai dari investasi di obligasi, emas batangan, deposito, investasi saham, dan investasi reksa dana. Nah, buat investor pemula, kamu bisa coba investasi reksa dana melalui aplikasi Bibit.
Ada beberapa alasan kenapa reksa dana bisa menjadi pilihan dalam berinvestasi. Pertama, tidak butuh modal besar karena bisa dimulai dari Rp 100 ribu bahkan Rp 10 ribu saja. Kedua, cocok untuk pemula karena tak perlu melakukan analisis. Sebab, ada Manajer Investasi (MI) yang bertugas mengelola dana investasimu.
Ketiga, banyak pilihan yang bisa disesuaikan dengan profil risikomu. Ada reksa dana pasar uang (RDPU) yang minim risiko, Reksa Dana Obligasi (RDO) yang memiliki risiko sedang, dan Reksa Dana Saham (RDS) yang memiliki risiko tinggi. Keempat, reksa dana memiliki keuntungan yang lebih tinggi dari inflasi. Terakhir, kemudahan transaksi reksa dana membuat siapa saja bisa bertransaksi di manapun dan kapanpun.
Semoga penjelasan di atas cukup memberikan kamu pencerahan dan nggak mudah tergoda bujuk rayu investasi bodong, ya! Jangan sampai kamu menambah daftar panjang orang-orang yang menjadi korban. Jadi, udah siap berinvestasi di instrumen yang aman seperti reksa dana?