Bibit Catch Up 7 Mei 2023: Ekonomi RI Tumbuh 5,03% per Kuartal I 2023

Ekonomi RI tumbuh 5,03% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2023. Realisasi ini lebih tinggi dari kuartal I 2022 lalu yang hanya 5,02%. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 4,54%, konsumsi pemerintah naik 3,99%, konsumsi Lembaga Non Profit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) naik 6,17%, ekspor naik 11,68%, impor naik 2,77%, dan Pengeluaran Modal Tetap Bruto (PMTB) naik 2,11%. 

Dari sisi lapangan usaha, sektor transportasi dan pergudangan tumbuh paling signifikan mencapai 15,93%. Selain itu, akomodasi dan makan minum tumbuh 11,5% serta jasa lainnya tumbuh 8,9%. 

🇮🇩 Kabar Indonesia Lain yang Perlu Kamu Simak Pekan Ini:

  1. BPS mencatat inflasi RI 4,33% YoY per April 2023. Angka itu lebih terkendali dari posisi Maret 2023 yang tembus 4,97% YoY.

  2. PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM di SPBU mulai 1 Mei 2023. Penurunan harga terjadi pada produk Dex dan Dexlite. 

  3. Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengatakan ada 200 Letter of Intent (LOI) atau surat minat dari investor untuk melakukan investasi di ibu kota baru. Minat investasi itu berasal dari investor global dan domestik. 

🌍Kabar Luar Negeri Pekan Ini:

  1. The Fed menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5%-5,25% pada Mei 2023. Kenaikan ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

  2. Pemerintah Australia akan melarang vape rekreasional dijual bebas dengan merevisi Undang-Undang Rokok Elektrik demi memperketat penjualan vape. Dengan demikian, vape nantinya hanya bisa dijual di apotek. 

  3. Menteri Keuangan AS Janet Yellen khawatir negara akan gagal bayar (default) pada 1 Juni 2023 jika Kongres AS tak menaikkan plafon utang pemerintah. Hal ini karena kas Gedung Putih terancam kosong.  

Summary:

Ekonomi RI pada kuartal I 2023 tumbuh lebih kencang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Selain itu, inflasi RI juga relatif terkendali pada April 2023 meski ada momen Lebaran dan Ramadan di bulan tersebut.

Hal ini menandakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia semakin membaik pasca pandemi covid-19. Dari sisi global, Gubernur The Fed Jerome Powell juga memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga The Fed sudah mencapai puncaknya di 5%-5,25%.

Hal ini membuat pasar bertanya-tanya apakah kenaikan suku bunga The Fed telah berakhir yang sekaligus membuat harga obligasi makin menarik. Pasalnya, ketika ada ekspektasi The Fed menahan atau menurunkan suku bunga, maka yield berpotensi turun dan harga obligasi berpotensi naik.

Jadi, sekarang momen yang tepat untuk mengoleksi Reksa Dana Obligasi dan Obligasi FR sebelum harga obligasi makin naik!

Writer: Tim CRM

Disclaimer: Konten dibuat untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi untuk membeli/menjual reksa dana/produk tertentu.